Konon, hubungan tidak bisa dibilang sebuah hubungan serius kalau kamu belum menunjukkannya kepada orang lain. Keromantisan sebuah hubungan biasanya akan dinilai oleh orang di sekitarmu. Jadi, memang nggak salah sih kata-kata yang banyak dikatakan orang bahwa sebuah hubungan tidak bisa dianggap nyata kalau tidak ada orang yang tahu.
Namun, beda cerita kalau kamu sudah nikah dan udah dikaruniai seorang anak. Betapa salah kaprah ketika kamu sudah berkeluarga dan sudah memiliki buah hati (usia balita), kamu masih berlaku mesra-mesraan. Apalagi di hadapan anakmu. Jangan salah, sekecil apapun anakmu, mereka tetap merekam apa yang kamu lakukan. Jadi kamu harus sangat jaga perilaku mulai anakmu lahir ke dunia ini. Inilah peraturan tak tertulis yang sayangnya saat ini banyak orang yang nggak tahu. Kita simak aja yuk!
Kalau kamu pengen mencium istrimu, jangan pernah di depan anakmu. Kalau mau, berikan buah hatimu kecupan juga
Mencium istri sebelum berangkat kerja emang baik untuk kesehatan psikologis kedua pihak. Entah itu kening, entah itu bibir. Tapi, ketika kamu udah punya anak, dan anakmu ada di hadapan kalian, jangan biarkan ciuman itu mendarat di kening dan bibir istrimu aja. Berlakulah adil. Kalau kamu mencium kening istrimu, cium pula kening anakmu. Kalau kamu pengen memeluk istrimu, peluk juga anakmu. Sebab dia akan menganggap ciuman dan pelukan itu sebagai bentuk kasih sayang antara orangtua pada anak. Dan ini tergolong normatif.
Berbeda halnya dengan ketika kamu berciuman dengan orientasi sebagai foreplay sebelum melakukan hubungan yagn lebih intim. Dalam benak anakmu, dia berkata, Apa yang Ayah dan Ibu lakukan?, Apakah itu biasa dilakukan oleh semua orang?, dan sebagainya. Bagaimana kamu memberi jawaban pada anakmu?
Cukup bergandengan tangan ketika sedang berjalan di mall atau di tempat wisata. Ini bukan bentuk kemesraan, melainkan untuk memberi rasa aman dan nyaman
Bergandengan tangan dengan pasangan emang bisa memberikan dampak positif bagi kesehatan dan psikologis. Mungkin dulu ketika kamu masih pacaran sama cewekmu—yang kini menjadi istrimu—kalian sering bergandengan tangan di manapun kalian berada. Tapi, mulai saat ini, gandeng jugalah anakmu. Seenggaknya, kamu bisa melakukan hal yang romantis dengan pasanganmu
Melakukan hubungan badan ketika buah hatimu udah tidur atau berikan dia kamar yang berbeda dengan kalian
Dalam keadaan apapun, usahakan untuk bisa menahan hasrat seksualmu selama masih ada anak-anak di sekitarmu. Kecuali, mungkin, kalau dia udah tidur atau ketika dia udah berani tidur di kamarnya sendiri. Atau paling nggak, ajarilah dia mandiri dengan memberikannya dia kamar pribadi ketika udah masuk SD nanti.
Seharusnya, orangtua sangat berhati-hati dalam bermesraan di depan anak. Berapapun usia si anak.
– Dra. Ieda Poernomo
Disadur dari TabloidNova, Dra Ieda Poernomo mengatakan bahwa anak yang melihat apa yang orangtuanya lakukan, akan menirunya di kemudian hari sebagai perbuatan yang wajar. Sebab anak usia dini sangat gemar berpikir dan berinterpretasi sesuka hatinya. Apa sih yang bisa dilakukan anak sekecil itu, kalau bukan melihat, mengingat, dan meniru?
Memang, berbicara mengenai seks bisa membangkitkan gairah. Tapi kalau ngobrolnya di depan anakmu, itu salah kaprah
Ini salah satu batasan yang harus benar-benar kamu perhatikan. Saat buah hatimu telah memasuki masa batita atau balita, kamu harus bisa menjaga percakapan mesra dengan istrimu. Di usia seperti itu, anak sedang gencar-gencarnya mendengar dan mencoba mengeja kosa kata baru yang akan selalu dikenangnya hingga dewasa nanti. Anak di usia balita ini emang lagi semangat-semangatnya dalam belajar, mempelajari berbagai macam hal. Termasuk kosa kata yang sering dilontarkan orangtuanya. Ingat, dari mana anak belajar berbicara kali pertama?
Apapun yang pengen kamu lakukan bersama istrimu nanti, usahakanlah merupakan sikap yang sebatas normatif. Jadi, anak nggak akan berintepretasi aneh-aneh. Pegangan tangan, mencium kening, memanggil dengan panggilan sayang, dan memeluk, menjadi batasan yang bisa kamu lakukan di hadapan anakmu. Jangan sepelekan hal ini! Banyak oran menyepelekan hal ini, dan akhirnya, anak merekalah yang jadi korban, jadi nggak tahu sopan santun!