Kata orang musik lebih kepada seni yang dinikmati lewat telinga, tapi kalau sudah bicara vokalis dan performa, kebanyakan penampilannya atraktif. Jadi musik seharusnya dinikmati telinga saja atau telinga dan mata juga?
Sebut saja vokalis band terkenal seperti Maroon 5, Coldplay, bahkan band lokal seperti Noah dan Ada Band. Rata-rata penampilan vokalisnya sangat atraktif dan cenderung ganteng. Vokalis pun jadi orang yang dielu-elukan banyak orang dan memiliki fans paling banyak. Kali ini Hipwee Boys bakalan mencoba membedah tentang kenapa sih vokalis-vokalis kebanyakan ganteng, apakah ini memang sebuah keharusan dan aturan tidak tertulis?
ADVERTISEMENTS
Mungkin saja ketampanan dianggap sebagai salah satu nilai jual untuk mempromosikan band
Band yang berbasis cowok-cowok pasti nyanyinya lagu tentang perasaan cowok dong! Kebanyakan lagu cowok itu kemudian ditujukan untuk pendengar cewek. Nah dari sinilah vokalis yang ganteng dibutuhkan untuk menggambarkan bagaimana cowok menyatakan hal romantis buat cewek. Makin ganteng vokalisnya maka makin banyak hati cewek yang diluluhkan, makin laris pula albumnya. Ini termasuk strategi marketing juga. Ngga munafik sih, selain berkarya, anggota band juga membutuhkan penghasilan.
Karena kesan pertama ditentukan berdasarkan penilaian visual, band yang belum terkenal dan punya vokalis tampan kemudian akan lebih cepat naik daun. Benar memang kata pepatah yang jangan menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Tapi kalau kita nggak tahu menahu tentang seseorang kecuali penampilan luarnya, mau dari mana lagi kita menilai seseorang? Otomatis lewat tampilannya dulu kan.
ADVERTISEMENTS
Vokalis band akhirnya banyak yang jadi representasi grupnya, jadi ikon, dan jadi leading man
Bisa dibilang lirik dan nyanyian adalah sebuah bahasa manusianya melodi. Vokalis yang menyanyi pun jadi jendela tersampaikannya sebuah arti melodi menjadi lagu yang berisyarat. Dari situlah vokalis kemudian dipandang sebagai representassi dari sebuah band. Kalau berfoto pun, di vokalis pasti berpose paling depan atau di tengah sebagai fokus dari band tersebut.
Posisi vokalis yang jadi lebih dominan pun akhirnya membawanya pada posisi leading man, atau orang yang paling berpengaruh dalam band. Ketika si vokalis nggak lagi berkontribusi sama band, band nya pun jadi nggak laku lagi. Lihat saja kasus Sammy Simorangkir dengan band Kerispatih. Kerispatih jadi nggak setenar dulu setelah Sammy memutuskan buat menyanyi solo.
ADVERTISEMENTS
Riset berkata lain, seseorang justru terlihat ganteng dan atraktif karena musik, bukan karena disengaja
Ternyata ada sebuah riset juga tentang vokalis dan hubungannya dengan penampilan menarik. Penampilan seorang penyanyi terlihat menarik ketika mereka berhasil membawakan lagu yang benar-benar menyita perhatian banyak orang. Ini seperti hubungan sebab akibat yang saling berkaitan satu sama lain. Setelah seseorang menyanyi dan diapresiasi, orang tersebut cenderung terlihat menarik. Sama seperti cowok yang menggombal dan merayu, jika berhasil maka dia mampu mengambil hati seseorang yang dirayunya.
ADVERTISEMENTS
Nyatanya nggak semua band yang punya segmentasi pasar vokalisnya harus tampan. Tau dong kaya siapa?
Andika Kangen band, meskipun nggak tampan tapi tetap eksis, lho di dunia hiburan. Bahkan pamornya bisa ngalahin band-band di luar sana yang nggak sempat naik daun meskipun vokalisnya punya wajah yang lebih lumayan. Meskipun sebagian orang ngaku nggak suka kangen band, tapi lagu-lagu Kangen band termasuk hits, lho. Apakah karena lagu-lagu kangen band bagus banget? Hmmm…sepertinya nggak juga ya boys. Nyatanya anggota grup Kangen band juga ada yang lebih tampan dari Andika, tapi Andika tetap jadi bintangnya. Unch! Mungkin karena kisah asmara Andika yang luar biasa? Atau malah karena kontroversinya yang nggak pernah surut?
Intinya sih, seringnya manusia menilai lewat penampilan itu memang masih dilakukan, meskipun kadang nggak dibenarkan. Akhirnya semua hal pun dibikin menarik untuk mencari perhatian banyak orang. Mau gimana lagi, manusia memang mahluk yang suka sama keindahan. Akhirnya cowok pun dieksplorasi ketampanannya untuk “dijual” ke masyarakat. Kasarnya sih gitu ya boys. Gimana menurut pendapatmu?