Apa jadinya ketika seorang gadis yang kamu cintai, harus melakukan hubungan badan dengan seorang pria berumur dalam tatanan masyarakat sebagai bentuk kebudayaan? Lebih kacaunya lagi, nggak cuma cewekmu aja yang harus melakukan hubungan badan dengan pria tersebut. Tentu hal ini nggak cuma masalah bagimu. Ini masalah semua lini masyarakat yang bermukim di tempat itu.
Kali ini Hipwee Boys ingin mengangkat fenomena seorang hyena. Jabatan adat yang memiliki tugas untuk melakukan pembersihan seksual pada orang-orang tertntu. Seperti apa sih seluk-beluk jabatan adat tersebut? Yuk langsung kita simak aja!
ADVERTISEMENTS
Hyena, gelar kehormatan dari adat yang sangat menyenangkan. Mungkin jabatan ini juga sering diperebutkan oleh para lelaki di daerah Malawi, Afrika
Mungkin buat sebagian cowok normal yang otaknya cuma kelangkang, menjadi Hyena itu sangat menyenangkan. Tapi, sebelum jauh membahas ‘menang banyak’, ada baiknya kamu pahami dulu konsep awal gelar Hyena ini.
Hyena merupakan gelar kehormatan bagi masyarakat di beberapa daerah Malawi, Afrika yang bertugas untuk melakukan pembersihan secara seksual. Beberapa tugasnya seperti melakukan hubungan badan dengan seorang wanita yang ditinggal meninggal suaminya. Dia harus berhubungan seksual dengan Hyena, sebelum mengebumikan jasad suaminya. Pembersihan seksual bagi wanita yang menggugurkan kandungannya alias aborsi. Dan yang paling ‘enak’ adalah melakukan hubungan badan dengan gadis yang baru aja menstruasi (10-13 tahun), selama tiga hari lamanya sebagai tanda bahwa dia telah mengalami masa transisi dalam hidupnya; menjadi seorang wanita dewasa.
Sementara kalau mereka menolak, kejadian buruk akan menimpa diri mereka sendiri, keluarga, hingga warga sekampung. Adat yang nggak masuk akal emang. Tapi, namanya juga tradisi, semuanya berlandaskan kepercayaan turun temurun yang sangat kolot.
ADVERTISEMENTS
Dilema bagi seorang Hyena; nasib seluruh warga kampung dan kepuasan pribadinya. Antara penyakit menular dan aktivitas duniawi yang menggiurkan
Seorang Hyena legendaris berusia 40an Eric Aniva, telah menjabat sebagai Hyena selama beberapa tahun, sebelum akhirnya dia ditangkap akibat kasus penyebaran HIV. Ini yang menjadi masalah serius ketika seorang Hyena mengemban tugas untuk ‘membersihkan’ para perempuan di kampungnya. Dikutip dari BBC, Aniva mengaku telah meniduri lebih dari 100 perawan selama menjadi Hyena.
Sementara dari lubuk hatinya yang paling dalam, Aniva nggak pengen melakukan tugas ini. Tapi, jabatan dan kehormatan yang ditawarkan oleh para sesepuh adat untuk seorang Hyena cukup menggiurkan. Terlebih, Malawi merupakan daerah dengan tingkat kemiskinan yang selalu memprihatinkan. Tapi dia sadar, dia mengidap positif HIV dan tahu betul dampak buruknya bagi masyarakat setempat. Lagi-lagi, dia galau. Siapa yang nggak galau kalau dalam posisi seperti itu? Apa yang akan kamu lakukan kalau menjadi Aniva?
ADVERTISEMENTS
Selain itu, seorang Hyena tentu nggak bisa lepas dari tekanan batin dari istri dan keluarganya. Tapi gelar ini merupakan tugas dari adatnya
Jelas bukan menjadi hal yang mudah ketika seorang lelaki harus menjadi Hyena dengan keadaan kampung yang seperti itu. Sebagai catatan, Malawi masuk dalam desa termiskin di dunia dan termasuk juga sebagai daerah dengan penyebaran HIV cukup parah. Sayangnya, keadaan ekonomilah yang menjadi alasan kuat Aniva untuk menjadi Hyena. Masih dikutip dari BBC, seorang istri Aniva mengaku keberatan dengan profesi suaminya itu. Dia merutuki semua yang suaminya kerjakan. Tapi balik lagi, dia nggak tahu harus bagaimana dengan nasibnya; membiarkan suaminya melakukan hal yang buruk atau mereka mati kelaparan.
ADVERTISEMENTS
Cowok manapun yang menjadi Hyena, jelas nggak ada yang pengen anak gadisnya kelak tidur dengan orang lain yang bukan suaminya sebelum menikah
Sekarang kalau posisinya di balik; kamu jadi Hyena di kampungmu. Mungkin asyik bisa ‘mengemban tugas’ sebagai pembersih seksual bagi seluruh gadis di kampungmu. Tapi apa yang akan kamu lakukan kalau yang kamu bersihin itu anak gadismu sendiri? Anak gadis satu-satunya yang kamu miliki? Kebayang nggak sih, kalau kamu punya anak gadis yang baru aja puber, terus kamu suruh pergi ke rumah Hyena, dan membiarkan keperawanannya dijamah oleh orang yang suaminya sendiri? Belum lagi kamu harus bayar ke Hyena. Belum lagi juga dampak buat kesehatan anak gadismu. Ya, pasti semua lelaki yang menjadi Hyena nggak pengen anak gadisnya mengalami ritual pembersihan ini.
ADVERTISEMENTS
Setelah praktik seks berkedok tradisi menjadi berbahaya, akhirnya pemerintah mengambil tindakan. Memenjarakan si Hyena dengan dalih penyebaran HIV
Dengan dalih menyelamatkan para gadis dari kebingungan setelah beranjak dewasa dalam urusan rumah tangga, para sesepuh desa menentang pemerintah yang pengen menghapuskan ritual adat masyarakat Malawi. Meski sejatinya kepercayaan ini udah nggak semarak sebelum-sebelumnya, cuma tinggal beberapa kampung di sana masih menjalankan budaya semacam ini. Akhirnya pemerintah memutuskan untuk menghentikan semua praktik berbau seksual. Sebab persebaran penyakit ini terlalu memprihatinkan. Tapi, mereka tetap kukuh dengan kepercayaan leluhur. Alhasil, siapapun yang menjadi Hyena, akan dipenjarakan dengan alasan penyebaran virus HIV.
Berat memang, ketika sebuah budaya atau ritual keadatan harus berurusan dengan hukum kenegaraan. Apalagi kalau budaya itu menyangkut tentang kesejahteraan masyarakat bersama. Sebuah keputusan yang sulit. Bagaimana menurutmu, Boys?