Blue Film atau yang akrab ditelinga kita dengan nama ‘film bokep’ memiliki perjalanan panjang dalam hidupnya. Dulu film bergenre ini diproduksi karena berbagai alasan. Mulai dari seduction, rangsangan sebelum berhubungan intim, hingga hanya sekedar hiburan bagi orang-orang dewasa menjadi alasannya.
Namun, dewasa ini, banyak yang menilai tak ada manfaatnya dan malah banyak mudharatnya. Alasannya, film ini kerap salah target sasaran penontonnya hingga banyak juga orang yang tak bijaksana dalam mengelola dirinya sendiri. Kebanyakan dari kita bahkan sepakat kalau film tersebut sebagai biang dari rusaknya moral suatu bangsa.
Nah kali ini ingin berbagi pengetahuan tentang sejarah perjalanan film bergenre kontroversi satu ini. Tak perlu dijelaskan secara ringkas, ini murni berbagi pengetahuan untuk kamu yang sudah cukup umur untuk mengetahuinya. Yuk langsung aja!
Film bokep awalnya lahir di Perancis. Dua sineas asal Perancis paling bertanggungjawab atas lahirnya bokep di akhir abad ke-19.
Kalau ditanya siapa manusia yang paling berpengaruh dan bertanggung jawab dengan munculnya Blue Film (BF), maka Eugene Pirou dan Albert Kirchner adalah orangnya. Mereka adalah produser dan sutradara asal Perancis yang menciptakan BF pertama di dunia. Entah bagaimana kita memahami kata kontroversi tanpa adanya dua orang tersebut. Hehehe.
Blue Film pertama di bumi ternyata bukan adegan hubungan badan.
Ketika seseorang melontarkan kata ‘bokep’ dari mulutnya, kita pasti akan membayangkan film yang berisi adegan sepasang manusia yang sedang melakukan hubungan intim. Iya apa iya? Beberapa dari kamu yang ‘kanan’ mungkin akan langsung jijik untuk membayangkannya.
Namun, film bokep pertama yang ada berjudul Le Courcher de la Marie (1896) ternyata bukan film yang memperlihatkan adegan hubungan seksual, melainkan adegan striptease. Adegan tersebut dimainkan oleh Louise Willy. Walau tidak mempertontonkan adegan intercourse (hubungan seksual) sedikit pun, namun film ini sudah dianggap sebagai film bokep pertama karena mempertontonkan adegan erotis.
Film bokep pertama yang mempertontonkan adegan hubungan intim ternyata berasal dari negara berkembang. Adegannya pun bukan lawan jenis.
Kalau kita mengenal Argentina dengan Maradona dan Lionel Messi-nya, maka para sineas akan berpikiran lain. Argentina masuk catatan sejarah dalam dunia perfilman dalam kategori film bokep. Sebuah film berjudul El Sartorio digarap pada tahun 1907 di negara Amerika Latin tersebut.
El Sartorio merupakan bokep pertama yang menayangkan adegan hubungan badan. Adegan yang terjadi dalam film pun bukan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan, tapi threesome senggama ala lesbian. Awal ceritanya, tiga orang perempuan sedang mandi di sungai layaknya orang-orang pada masa itu. Akan tetapi, muncul hasutan setan yang menyuruh ketiga perempuan tersebut melakukan hubungan seksual.
Â
Di negara-negara barat, film bokep bahkan pernah jadi langganan bioskop-bioskop.
Bagi kita yang tumbuh kembang dengan budaya ketimuran, apalagi kental dengan syariat Islam, pasti akan keheranan habis-habisan kala mendengar sub poin di atas. Tapi memang begitulah faktanya. Memasuki tahun 1920-an, film-film bokep makin tenar di kalangan pecinta film. Film-film bokep tersebut semakin dikenal masyarakat Barat lantaran sering mengisi bioskop-bioskop.
Akan tetapi, kegiatan tersebut tak awet. Kecaman banyak orang semakin menjadi karena dianggap menimbulkan dekadensi moral. Dan sejak saat itu, film-film bokep akhirnya diproduksi dan diedarkan secara sembunyi-sembunyi.
Di dunia barat, film porno dipandang sebagai sebuah karya seni.
Pada tahun-tahun antara 1960 sampai 1980, banyaknya tekanan agar industri film bokep diberikan ruang untuk berkembang membuat beberapa pemerintah di Eropa memberikan kemerdekaan bagi para sineas. Denmark jadi negara pertama yang megizinkan produksi film bokep pada tahun 1969. Tak lama kemudian, Belanda ikut menyusul. Bahkan pada tahun 1970-an, film bokep kembali bangkit dan diperbolehkan tayang di bioskop khusus untuk kaum dewasa. Hampir semua negara di Eropa dan Amerika memiliki kebijakan yang sama.
Munculnya kebijakan tersebut tak lain pandangan kalau film bokep adalah karya seni. Produksinya pun tak asal-asalan, dan pasti memiliki alur cerita. Saat itu, Denmark jadi negara yang rajin membuat berdurasi panjang dengan biaya tinggi. Tiga film pertama mereka, Bordellet (1972), mini seri the Bedside Films (1970-1976), dan mini seri The Zodiac Films (1973 – 1978), bahkan sejarah perfilman Denmark dan jadi film yang sering ditonton sampai hari ini.
Lalu apa yang menyebabkan bokep disebut Blue Film?
Setelah kita bahas fakta-fakta kelahiran dan perkembangannya, rasanya belum lengkap kalau kita belum tahu soal alasan bokep disebut Blue Film. Kita mungkin akan bertanya-tanya, kenapa biru? Kenapa nggak merah atau hitam?
Selidik punya selidik, istilah Blue Film diilhami dari istilah Blue Law, yang berarti hukum yang dipegang teguh kaum puritan semacam kaum penganut agama yang radikal. Blue Law biasanya diterapkan untuk orang-orang yang melanggar ajaran agama, seperti konsumsi alkohol, narkoba dan lain-lain.
Orang yang paling berjasa dengan istilah Blue Law sendiri Samuel Peters (1735 – 1826) di Connecticut. Berkat buku bersampul biru dan berjudul General History of Connecticut (1781) yang di dalamnya berisi dasar hukumnya itulah Blue Law kemudian lahir. Maka dari itu, hal-hal yang dianggap banyak orang sebagai sesuatu yang tabu, lekat kaitan dengan dosa dan menurunnya moral seorang manusia, mendapat konotasi dengan warna biru.
Ketika kamu membenci sesuatu, kamu mungkin takkan pernah tertarik membahas atau membaca hal terkait tentang itu. Seperti artikel yang habis kamu baca ini, misalnya. Kebanyakan dari kamu pasti hanya penasaran ingin membaca apa saja yang menjadi garis-garis besar pada artikel ini. Hipwee hanya ingin berbagi pengetahuan tentang sejarah perjalanan film bergenre kontroversi satu ini. Nggak ada sama sekali niat untuk menuntun kamu yang nggak-nggak. Be wise, guys!