Biasanya, saat cowok memutuskan untuk menikahi ceweknya setelah sekian lama menjalin asmara dalam tajuk pacaran, tentunya itu sudah melalui banyak pertimbangan. Beruntunglah mereka yang sudah melakukan persiapan super matang menjelang pernikahan, seperti persiapan pesta pernikahan, tabungan masa depan, hingga rumah untuk mereka tinggali. Tapi ada juga beberapa cowok yang belum melakukan persiapan total, tapi sudah menikahi ceweknya.
Berbicara mengenai pernikahan dan persiapannya, kali ini Hipwee Boys menampung beberapa pendapat cowok-cowok usia matang, jika ternyata persiapan mereka untuk menikah belum begitu matang. Yang pada akhirnya, cewek atau istri mereka meminta untuk tinggal bersama orangtuanya atau mertua dari para cowok ini. Bagaimana opini mereka soal tinggal bersama mertua? Cek jawabannya di sini!
ADVERTISEMENTS
Pertama, ajak diskusi dulu. Biar bagaimanapun kalau sudah menikah, ya harus pisah dari orangtua masing-masing, apapun kondisinya!
Diskusi dulu sama istri gimana baiknya, tapi kalo dari aku tetap tinggal di rumah sendiri (bukan di rumah ortuku ataupun di rumah ortu istri). Karena bagaimanapun kalo sudah berkomitmen nikah, sebisa mungkin tinggal di rumah sendiri, apapun kondisinya. – Gregorius Theo, 25 tahun, Salatiga
Nggak peduli apapun kondisinya, kalau sudah menikah harus pisah dengan orangtua. Karena kalau tidak, berarti akan ada dua kepala keluarga di satu rumah, which is, itu sangat tidak sehat.
ADVERTISEMENTS
Istri itu harus ikut suami. Kalau nggak mau, ya nggak usah dinikahin! Kuno memang, tapi begitulah adanya
Nggak masalah, tapi gue bakal ngajak orangtua gue juga kalau orangtua gue juga sudah nggak bisa sendiri. Serius. Tapi yang jelas, istri itu harus ikut suami. Kalau nggak mau ikut, ya jangan dinikahilah! Haha – Omar Bakri, 25 tahun, Cilacap
Mau bagaimanapun, istri harus ikut suami. Bener sih, kalau nggak mau, ya nggak usah dinikahin. Emang kesannya kuno sih, tapi memang begitulah budaya kita saat ini.
ADVERTISEMENTS
Kalau ayah mertua bisa jadi teman bagi cowok, mungkin nggak masalah tinggal serumah bersama mertua
Kasih pengertian, ya mungkin awal-awal bisa aja ikutin kemauan mereka, Cuma selebihnya, mending misah. Kecuali lo sudah bisa maen PES bareng bokapnya. Itu pengecualian. – Dhea Yusuf, 26 tahun, Lampung
Ayah mertua yang asyik itu, ya, yang bisa jadi teman buat kita. Belajar dari pengalaman ayah mertua kali, ya. Tapi, kayaknya ini bakalan susah dicapai sih.
ADVERTISEMENTS
Menurut cowok ini, semua tergantung kita sebagai suami. Kesabaran adalah kuncinya
Lebih pada elunya (cowok—red) sih, bisa sabar dan nggak rewel enggak? Dan tipe orangtuanya kayak gimana. – Irfan, 24 tahun, Jakarta
Sabar dan nggak boleh rewel, serta karakter mertuamu. Ya memang logikanya seperti itu, tapi permasalahannya adalah saat seluruh kriteria itu ternyata nggak terpenuhi. Ribet jadinya!
ADVERTISEMENTS
Tinggal bersama mertua sebenarnya ada untungnya, nggak masalah. Tapi ada pengecualiannya juga
Ya nggak masalah, kalau cuma sementara. Misal lagi punya dedek bayi atau lagi hamil istrinya. Jadi ada yang bantu ngurus pas kita lagi kerja. – Gaga Thiar, 26 tahun, Tasikmalaya
Untungnya, mertua lebih paham soal masalah rumah tangga. Untungnya, mertua bisa jagain anak atau istri yang lagi hamil tua.
ADVERTISEMENTS
Tinggal sama mertua itu memang ribet dan nggak bebas. Kecuali kalau istri lagi hamil dan repot-repotnya
Mending bicarain baik-baik supaya tetep misah dari mertua. Selain nggak bebas, biasanya kalo nebeng sama mertua itu ribet, tapi beda urusan kalo bini lagi hamil dan lagi repot-repotnya. – Baskoro, 25 tahun, Jakarta
Ribet dan nggak bisa bebas. Tapi balik lagi, kalau istri lagi hamil, ya terpaksa tinggal serumah dengan mertua nggak apa-apa.
Tinggal sama mertua itu enak. Tapi risih, kalau keluar kamar mandi nggak pakai anduk!
Aku sebagai lelaki kardus, ketika diajak tinggal di rumah mertua sebenarnya enak sekali, tapi seperti ada yang menganjal di hati, seperti kurang bisa menjadi diri sendiri. Karena di rumah mertua kita harus menyesuaikan kebiasaan yang ada di rumah itu. Yang biasanya keluar kamar mandi nggak pake anduk, sekarang jadi kurang enak karena ada mertua. Hahaha – Boim Geto, 26 tahun, Depok
Ya, kita nggak bisa jadi diri kita sendiri. Ada mertua yang mengawasi setiap gerak langkah kita. Apa nggak pusing kalau kayak gitu? Haduuuh!!
Tinggal bareng mertua itu simalakama. Nolak nggak enak, nggak nolak jauh lebih nggak enak
Duh, udah kayak Raisa. Serba salah. Haha. Nggak enak juga buat nolak. Tapi kalau nggak ditolak, kita sendiri yang nggak enak. Kayak waktu itu, lagi akhir pekan, bangun siang, dibilang pemalas. Padahal kan abis lembur dan lagi libur. Susah! – Barjo, 26 tahun, Semarang
Ya, susah emang sih…
Bonus pendapat dari narasumber terakhir yang Hipwee Boys wawancarai…
Nggak paham, belom kepikiran nikah. Pacar aja nggak punya. D3 juga belom lulus. Hehe. – Koko, 22 tahun, Yogyakarta
Yang terakhir ini nggak perlu kamu masukkan dalam pertimbanganmu, ya guys. Dia hanya penggembira di artikel ini. 😀
Begitulah, kehidupan rumah tangga. Makanya, kalau mau menikah, sebaiknya kamu harus punya rumah yang bisa ditinggali entah itu ngontrak atau beli sendiri. Supaya kamu nggak mengalami berbagai macam drama tinggal bersama orangtua atau mertuamu. Permasalahan terbesarnya adalah saat kamu tinggal sama mertuamu, akan ada dua kepala kepala keluarga yang berbeda dalam satu rumah. Itu nggak sehat!