Ada banyak hal di dunia ini untuk memuaskan diri sendiri. Mulai dari memuaskan diri demi kepuasan fisik sampai kepuasaan jiwa, semua hal tersebut adalah kebutuhan bagi setiap manusia. Salah satu bagian kecil dari cara manusia memuaskan dirinya sendiri adalah masturbasi. Suatu hal yang tak lagi asing di telinga kita. Meski banyak yang bakalan tak mengakuinya, tapi kata ini sudah sangat familiar di telinga orang dewasa.
Akan tetapi, siapa sangka kalau kegiatan masturbasi ternyata bisa juga dilakukan anak-anak yang masih jauh dari masa pubertas. Sangat mungkin pula jika kamu yang membaca ini pernah mengalami aktivitas ini tatkala masih anak-anak. Hanya saja, kamu nggak pernah tahu apa nama kegiatan tersebut. Eits, jangan mesum dulu pikirannya ya, ini bukan pornografi tapi informasi tentang fenomena seksual yang mungkin akan dialami oleh anakmu nanti. So, jangan berburuk sangka. Yuk, langsung disimak!
ADVERTISEMENTS
Benarkah masturbasi bisa dilakukan anak-anak yang bahkan belum tahu banyak soal kegiatan seksual?
Kita mungkin bertanya-tanya, “Benarkah anak-anak paham bagaimana memuaskan dirinya sendiri?” Padahal kita tahu sendiri, anak-anak itu belum banyak tahu hal-hal tentang kegiatan seksual. Dan ternyata… jawabannya adalah BENAR. Anak-anak sudah mengenal masturbasi sejak masa balita.
Istilah ini dinamakan masturbasi infantil atau childhood masturbation. Masturbasi infantil merupakan kegiatan autostimulasi alat genital pada anak-anak prapubertas.
ADVERTISEMENTS
Masturbasi Infantil ternyata adalah hal yang cukup normal, nggak perlu kaget. Kenapa?
Masturbasi infantil, seperti sudah dijelaskan sebelumnya, merupakan suatu bentuk pemenuhan kepuasan yang normal terjadi pada masa kanak-kanak. Dikutip dari laman Dokter Sehat, masturbasi bukan sesuatu hal yang abnormal lantaran sebanyak 90-94% anak cowok dan 50-60% anak cewek sudah mengenal masturbasi pada masa kanak-kanak.
ADVERTISEMENTS
Usia di mana anak-anak belum mulai masuk sekolah dasar menjadi waktu paling banyak terjadinya insiden ini
Aktivitas masturbasi pada anak nggak banyak dikenali karena seringkali mereka melakukannya tanpa stimulasi alat genital secara manual. Sebagai calon-calon orangtua, kita wajib memiliki pengetahuan mendasar juga tentang ini untuk bekal mengasuh anak di kemudian hari.
Sebagai informasi, masturbasi infantil pertama kali dilaporkan oleh Still pada tahun 1909. Dia menemukan angka terbanyak di usia 4-5 tahun. Pada usia tersebutlah kebanyakan anak-anak melakukan masturbasi infantil.
ADVERTISEMENTS
Banyak faktor yang dapat menyebabkan anak-anak melakukan masturbasi. Info penting buat calon orang tua!
Sesuatu terjadi pasti karena ada alasannya. Begitu pula dengan masturbasi infantil pada anak-anak. Awalnya bisa berangkat dari saat seorang anak mengeksplorasi dan menemukan kenyataan bahwa stimulasi alat kelaminnya ternyata menimbulkan sensasi yang menyenangkan. Setelah merasa demikian, keadaan kemudian berlanjut hingga menjadi bentuk kegiatan masturbasi.
Namun sebenarnya, faktor apa saja yang bisa mencetuskan masturbasi infantil pada anak? Dokter Sehat kembali menjelaskan bahwa penyapihan, kelahiran adik baru, atau berpisah dari orang tua, bisa menjadi faktor masturbasi infantil. Saat anak merasa bosan, kesepian, cemas, atau terlalu bersemangat pun masturbasi bisa terjadi.
ADVERTISEMENTS
Jika berlebihan, marturbasi infantil bisa membahayakan sang anak. Pengawasan orangtua begitu penting dalam kondisi ini
Kalau sebagian di antara kita pernah mengalami masturbasi infantil, maka sebaiknya kita mulai tanggalkan ingatan tersebut. Sebaiknya posisikan diri menjadi orangtua. Sebab, bukankah kebanyakan dari kita saat ini adalah calon orangtua dalam beberapa waktu kemudian?
Seorang peneliti asal Swedia, Ing-Beth Larrson, menegaskan tentang perilaku seksual anak terhadap perilaku kesehariannya. Ada kekhawatiran dalam diri anak, gangguan makan, dan perubahan suasana hati (mood). Artinya, jika anak sudah berubah perilakunya secara umum, sangat mungkin hal tersebut disebabkan oleh perilaku seksualnya yang terlalu berlebihan, dan bisa jadi gara-gara masturbasi.
Bagi kita yang nggak bakal lama lagi memiliki anak, pengetahuan semacam ini perlu agar kita bisa membantu anak mengontrol kegiatan tersebut. Memang benar kegiatan tersebut adalah sesuatu yang normal terjadi pada anak-anak. Akan tetapi, tatkala semua berubah menjadi berlebihan, tentu tak pernah ada yang mengatakan hal tersebut normal.
Jika kelak jadi orangtua, kita harus pandai-pandai mengalihkan perhatian anak dari masturbasi ke kegiatan lain-lain yang lebih positif. Pendekatan baik-baik secara verbal pun sangat diperlukan. Meskipun pada masa kecil dulu sebagian dari kita pernah mengalami hal yang sama, tapi demi kesehatan anak, kita dapat menjelaskan bahwa kegiatan masturbasi bisa membuat infeksi dan menyakitkan.
Kita pun perlu paham dunia anak, yang jika dia kita marahi bisa makin penasaran dengan hal tersebut. Di sisi lain, hal tersebut juga berakibat lahirnya trauma seksual. Kalau penanganannya nggak tepat, hal paling buruk yang bakalan terjadi adalah kejadian ini bisa berpengaruh hingga usia dewasa dan bisa jadi masalah seksualitas pada sang anak kelak. Yuk, mulai memberikan perhatian lebih pada hal yang dianggap tabu ini. Demi masa depan yang lebih sehat!