Jasad Eugene Pirou dan Albert Kirchner mungkin kini tengah tenang kuburannya masing-masing. Entah rasa bangga atau rasa bersalah yang harus ditanggungnya, tapi yang pasti, produk yang pertama kali diciptakannya kini sudah melanglang buana. Tak kenal suku dan ras, semua orang tampaknya sudah kenal dan paham dengan sebuah produk bernama blue film. Sejatinya, Pirou dan Kirchner memang tak membuat film yang mengandung menampilkan persenggamaan di adegannya. Mereka cuma memproduksi Le Courcher de la Marie yang hanya mengandung adegan striptease. Namun para ahli sejarah sudah terlanjur menasbihkan mereka sebagai orang paling bertanggung jawab atas lahirnya blue film.
Nah, kali ini Hipwee Boys akan membahas tentang “kehidupan” film biru di Indonesia. Apakah benar Indonesia ini negara yang mampu menahan gelombang pornografi. Lebih jauh lagi, apakah Indonesia yang mengaku sebagai negara dengan sopan santun tinggi ini memang berisi orang-orang yang membenci pornografi atau malah sebaliknya? Yuk, langsung disimak aja ulasannya!
Mari kita jawab lewat temuan yang satu ini. Apakah benar orang-orang Indonesia anti terhadap blue film?
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, blue film adalah penyakit dan banyak mudharat-nya. Namun bagi sebagian lainnya, bisa jadi mereka menganggapnya sebagai bagian dari seni, seduction, hingga hanya sekadar hiburan bagi orang-orang dewasa. Namun sebuah temuan yang belum lama ini dilaporkan Tirto.id dapat membuat kita… entah itu kaget, bangga, sedih atau miris. Itu semua kembali ke individu masing-masing dan tergantung pandanganmu.
Dalam laporan tersebut, netizen Indonesia ternyata bisa menghabiskan waktu rata-rata 3 menit 36 detik cuma buat streaming film yang sangat tabu di budaya ketimuran. Tiga setengah menit tersebut bisa disebut cukup lama nggak sih? Soalnya kalau dipikir-pikir, durasi tersebut bisa setara dengan satu video klip musik yang biasa kita saksikan di Youtube.
Pornhub, sebuah situs porno yang getol melakukan pengumpulan data, pun mengungkapkan fakta bahwa netizen Indonesia lebih doyan mengakses situs porno via ponselnya, ketimbang lewat personal computer. Kendati pemerintah getol memblokir konten porno, tapi dua data di atas nggak bisa membuktikan bahwa orang-orang Indonesia anti terhadap konten porno.
Tema keluarga dengan kata kunci “ayah” jadi yang paling dicari para netizen di Indonesia. Tebak tema apa yang paling dicari setelah tema tersebut?
Khalayak penikmat blue film tak berbeda dengan penikmati seni-seni lain. Mereka punya selera masing-masing ihwal tema yang membuat blue film akhirnya semakin variatif karena punya tema-tema tersendiri. Dewasa ini, film porno kita tahu sendiri telah menjadi industri, sehingga tak perlu heran kalau keterbaruan berupa tema, bisa mereka ciptakan demi membuat produknya menarik bagi konsumen.
Bicara tentang tema, orang Indonesia punya selera (kasarnya sih fantasi) sendiri. Menurut Pornhub, pada tahun 2015, Indonesia duduk di posisi ketiga dalam urusan pencarian berkata kunci “ayah”. Sebagai informasi, tema keluarga dengan ayah sebagai tokoh utama adalah penggambaran hubungan incest. Tema ayah pun bisa menggambarkan sesosok pria yang minimal setengah baya atau lebih yang bersenggama dengan cewek yang jauh lebih muda darinya.
Kata kunci kedua yang paling laris untuk orang-orang Indonesia pasti bikin kaget. Ia adalah kata kunci “wanita hamil“. Bisa dibayangkan bagaimana fantasi orang-orang Indonesia dengan blue film dengan tema tersebut. Hihihi…
Namun, pada 2016, dua kategori yang paling banyak dicari orang Indonesia pada Pornhub beda dengan tahun sebelumnya
Tahun berubah, selera berubah. Begitulah kalimat yang cocok menggambarkan data Pornhub tentang penikmat blue film asal Indonesia. Berdasarkan penemuan mereka, pada tahun 2016 lalu, netizen Indonesia paling sering mencari konten dengan kata kunci “anak sekolah” dan “ibu“. Cukup mengerikan juga kalau dipikir-pikir. Takutnya si penikmat tersebut nantinya terlalu berfantasi sampai ingin mempraktikkannya secara sembarangan. Amit-amit.
Data yang satu ini memang bukan hal yang aneh, tapi bolehlah, ya, dibagi untuk pengetahuan
Data yang satu ini tadinya mungkin dihipotesiskan bahwa cewek nggak kalah omes dibanding cowok, tapi nyatanya malah terbantahkan. Tetap saja kalau kaum yang lebih omes itu kaum cowok. Bisa kamu lihat data yang ada pada gambar, hanya beberapa negara saja yang mayoritas mempunyai penikmat yang berasal dari kalangan cewek ketimbang cowoknya. Hanya saja, jumlah cewek penikmat konten porno di Indonesia sangat sedikit jika dibandingkan dengan cowok. Bisa dilihat bahwa jumlah cewek yang jadi penikmat konten porno di Indonesia tak lebih dari 10 persen. Bagaimana dengan sisanya? Sisanya ya jumlah cowok.
Semenjak kehadiran internet di Indonesia, statistik industri film bertambah dengan banyaknya pengakses asal Indonesia
Kembali ke tahun 2015 yang diindikasi tak banyak berubah pada 2016, jumlah pengakses Pornhub paling banyak asal Indonesia berasal dari generasi milenial. Ada di urutan dua setelah India. Jumlah pengakses milenial asal Indonesia ada 74 persen dan sisanya diisi oleh generasi yang lebih tua. Kondisi pengakses milenial tersebut dipercaya bakal terus bertambah semakin ke sini.
Statistik industri film tentang jumlah pengakses tampaknya terus bertambah, dan bisa dibilang, jika netizen Indonesia tak ada di dalamnya, jumlah tersebut bisa berkurang drastis. Ya, kita tahu sendirilah kalau pengguna internet di Indonesia itu banyak sekali. Saat ini Indonesia berada di peringkat enam dalam daftar negara dengan pengakses internet terbanyak di dunia. Jumlahnya pun ada 132 juta pengguna.
Dalam data yang disajikan Pornhub, mereka memaparkan fakta bahwa ada 92 miliar video yang ditonton oleh orang-orang di seluruh dunia. Total kunjungan situs tersebut dalam setahun ada 23 miliar. Bisa dibayangkan? Kalau masih terlalu bingung, angkat tersebut dapat kita bagi lagi jumlah ke kunjungan rata-rata harian sebesar 64 juta. Atau sederhananya sekitar 44.000 kunjungan per menit. Dan sialnya, itu baru dari satu situs doang padahal. Belum situs-situs lainnya. Ya, nggak?
Artikel ini tolong jangan disalahartikan sebagai ajakan atau bahkan pelajaran buat generasi muda untuk menoton film porno. Tapi, lihatlah sebagai peringatan betapa banyaknya orang Indonesia yang ternyata doyan film porno. Penyangkalan bukan langkah yang tepat dalam menemukan solusi terbaik. Kita harus menerima fakta ini dan segera memutuskan apa hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk memeranginya.