“Ciyee… yang punya mobil baru”
“Ah… Nggak, ini juga bekas kok. Hehe”
“Foto dulu lah. Upload di Instagram”
“Udah, dong~”
Saat browsing di sosial media, kamu sering menemukan postingan-postingan yang berisi tentang pencapaian yang sudah orang-orang dapatkan dalam dunia kerjanya. Mulai dari postingan soal apa yang dia kerjakan hingga postingan soal barang-barang apa saja yang sudah dia dapatkan dari gaji pekerjaannya. Tak cukup hanya posting gambar, caption yang mendukung mulai dari keluhan hingga yang bernada pamer juga turut ia tuliskan.
Soal respon dari postingan tersebut, ada beragam pendapat yang mengomentari. Mulai dari yang biasa aja, ikut bahagia hingga sinis kepada si tukang pamer. Memang sih hal itu adalah hak pribadi setiap orang, namun bukankah lebih baik jika kamu menghabiskan waktumu menikmati pencapaianmu daripada mengunggahnya di akun sosial media yang kamu punya?
ADVERTISEMENTS
Posting pencapaian kerja memang hak setiap orang. Namun perasaan orang lain juga harus diperhatikan sebelum mengunggah postingan
Dalam negara kita yang merupakan negara demokrasi berdasar hukum ini, memang setiap orang punya haknya masing-masing. Mau dia melakukan apapun, asal tak bertentangan dengan hukum dan norma-norma yang ada, setiap orang bebas melakukannya. Pun demikian soal postingan di sosial media. Asal postingan itu tak melanggar hukum, kamu bebas posting apa saja. Hanya saja, kalau urusan postingan pencapaianmu dalam hal pekerjaan, mohon lebih perhatikan lagi orang-orang yang mungkin melihat postinganmu. Bisa jadi mereka tak seberuntung kamu. Tolong hargai perasaan teman-temanmu yang bisa melihat aksimu di sosial media yang mungkin masih ada yang sampai saat ini belum mendapat pekerjaan.
ADVERTISEMENTS
Alih-alih dapat pujian postingan pamer kerjaan, kebanyakan orang akan sinis karena hobimu yang suka pamer itu
Tak semua orang paham apa maksudmu saat kamu mengunggah postingan soal pencapaianmu dalam bidang pekerjaan. Mungkin niatmu hanya sekadar iseng-iseng dan seneng-seneng saja dengan memosting soal pencapaianmu, namun persepsi orang lain bisa jadi berbeda loh. Orang-orang yang nasibnya tak seberuntung kamu dalam pekerjaan mereka bisa jadi malah berpikir bahwa niatmu semata-mata cuma pamer saja. Mereka malah mungkin jadi sakit hati dan jadi sinis karena postinganmu soal pencapaian dalam dunia kerja. Mungkin kamu memang mendapat pujian dari teman-temanmu yang ada di sosial media, tapi bisa jadi malah kamu jadi bahan gosip dan gunjingan karena hobi pamermu itu.
ADVERTISEMENTS
Bukankah memamerkan soal pekerjaan dan pencapaianmu hanya akan memperlihatkan bahwa kamu sebenarnya kurang perhatian?
Kamu harus tau bahwa terlepas dari sekian banyak pencapaianmu dalam karir yang kamu miliki, orang-orang akan melihatmu sebagai pribadi yang kurang perhatian karena hobimu yang suka pamer di sosial media. Orang-orang yang suka memamerkan sesuatu di akun sosial media mereka itu punya kecenderungan untuk minta diperhatikan. Dari mulai foto saja yang mereka tampilkan hingga caption yang mereka tuliskan, semuanya adalah pilihan. Kenapa demikian? Karena tujuannya adalah menarik perhatian orang lain sehingga orang-orang tersebut akan memberi apresiasi berupa komentar pada postingan mereka. Yang seperti itu mah jelas-jelas kurang perhatian. Meski memang kurang perhatian, tapi ya caranya gak dengan pamer juga~
ADVERTISEMENTS
Daripada posting di sosial media, lebih baik menunjukkan dengan tindakan nyata
Kalau boleh jujur, mengunggah soal urusan pekerjaan mereka adalah hal yang sangat tidak perlu untuk dilakukan. Alih-alih mengunggah soal keluhan atau pencapaianmu soal pekerjaan, bukankah lebih baik kamu melakukan tindakan nyata soal itu? Kalau kamu mengeluh, ya itu artinya kamu butuh adaptasi lebih cepat soal kerjaanmu agar tak perlu lagi mengeluh. Kalau kamu mengunggah pencapaian, sebaiknya kamu bekerja lebih giat agar pencapaian itu tak berhenti disitu. Cowok sejati itu makhluk yang membuktikan dirinya lewat tindakan nyata, bukan cuma pamer foto di sosial media. Kalau cuma upload moment sedih atau bahagia sih semua orang juga bisa. Tapi tindakan nyata untuk setiap momen itu yang harusnya lebih kamu perhatikan.
Bukan berarti melarang kamu untuk berbagi ceritamu kepada semua temanmu di akun sosial mediamu. Hanya saja, mohon lebih perhitungkan lagi mana yang lebih penting antara posting soal keluhan dan pencapaianmu dalam bekerja atau melakukan tindakan nyata dengan bekerja lebih giat lagi. Tak semua orang suka dan peduli dengan postinganmu. Alih-alih mendapat respon positif, bisa jadi malah kamu dibenci karena hobi pamer disana-sini.