Belum lama ini, seorang komika bernama Rizky Firdaus Wijaksana, atau lebih dikenal dengan Uus, kembali menuai kontroversi akibat ulahnya di Twitter. Sebuah kicauan, yang kabarnya adalah sebuah candaan, ditanggapi dengan serius oleh para netizen, terutama mereka yang sedang sensitif dengan proses pemeriksaan Habib Rizieq. Gilanya, bukan malah klarifikasi yang Uus lakukan pada kicauan-kicauan selanjutnya. Ia justru menjadikan respons-respons netizen sebagai ajang untuk tetap bercanda. Ia terus membalas tweet-tweet yang masuk, yang kebanyakan mengecam perbuatan Uus.
Kejadian kontroversi Uus bukan sekali dua kali terjadi. Sebelumnya dia juga pernah jadi bahan kecaman para pecinta Korea. “Terkadang suka ngebayangin lebih banyak mana, hijabers yang nonton konser Sulis atau yang nonton konser Suju :)))) banyakan Suju sih,” begitulah isi kicauan Uus, 27 Februari 2016. Namun sebenarnya nggak perlu-perlu amat deh nanggapi Uus. Kali ini Hipwee Boys bakalan memberikan sedikit pesan tentang kenapa kamu sebenarnya nggak perlu menanggapi kicauan Uus dengan serius. Yuk, disimak!
ADVERTISEMENTS
Makin sering kamu nanggapi Uus, bisa makin tenar nama dia. Ingat kisah Donald Trump?
Kamu tahu nggak strategi yang digunakan Donald Trump untuk memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat? Dia bermain publisitas yang hampir semuanya bernada negatif. Meskipun begitu, namanya malah makin tenar akibat sering disebut-sebut media negara tersebut maupun luar negeri. Itulah salah satu alasan kenapa Trump bisa menang, di samping alasan Hillary Clinton memang bukan calon yang bagus juga buat Amerika Serikat.
Nah bisa jadi, hal yang sama bakal terjadi pada Uus. Tapi, bukan buat melancarkan Uus jadi calon presiden Indonesia. Bukan itu! Namun, hal ini akan membuat dia makin terkenal. Kalau dia makin terkenal, maka akan makin sering pula dia muncul di TV. Tak bisa dimungkiri bahwa Uus memang memiliki kemampuan public speaking dan berkomedi yang apik. Oleh karena itu nggak usah repot-repot bikin dia tambah terkenal. Nggak usah digubris!
ADVERTISEMENTS
Lalu, apakah dengan menyerang Uus itu menjadikan kamu sebagai pribadi yang lebih baik dari orang yang kamu serang?
Ada satu hal yang sungguh sangat disayangkan, di samping kicauan Uus, adalah kicauan-kicauan netizen yang balik mengecam Uus. Beberapa di antaranya bahkan kelewat batas. Mereka sampai menyeret keluarga Uus, termasuk istri dan anaknya.
Rekan sesama komika Uus, Muhadkly Acho, pun ikut bicara. Dia mengaku tak ingin menyalahkan siapa-siapa. Acho berkata, “Yang menyerang pun nggak lebih sopan. Jauh lebih kejam bahkan, dan sudah nggak relevan karena bawa-bawa istri dan anak.”
“Kalau memang isu yang diangkat tentang Islam harusnya orang-orang itu lebih ke mengingatkan Uus, kalau ada yang jatuh ya ditolongin gitu,” kata Acho.
ADVERTISEMENTS
Terakhir, kicauan kontroversi Uus itu bisa juga karena preferensi soal ulama favorit. Dia cuma nggak suka ulama yang rentan menebar kebencian
Di masa setiap orang bisa bebas berpendapat seperti ini, apa pun memang bisa jadi becandaan. Bahkan presiden pun bisa jadi bahan joke para komika. Para komika semacam Panji Pragiwaksono dan Sam Dharma Putra pernah mengalami masa di mana Susilo Bambang Yudhoyono sering jadi bahan candaannya. Mereka satire terhadap kebijakan-kebijakan yang pernah ada di masa pemerintahan SBY.
Dan kalau di lihat dari sudut pandang lain, sangat mungkin jika Uus melihat ada sesuatu yang keliru dari Habib Rizieq sehingga dia menjadikannya bahan candaan. “Kita sesama stand up comedian punya satu grup WhatsApp, kita obrolin semuanya di situ. Jadi ya kita tahulah kenapa dia ngomong gitu, apa motivasinya. Yang jelas kalau saya lihat Uus niatnya bercanda,” kata Acho.
Poin satu ini kembali ke masalah preferensi sih. Bukan berarti menghina atau memukul rata ulama. Buktinya dia punya ulama favorit, seperti Quraish Shihab dan Gus Mus. Kita jadi paham ‘kan Uus orangnya kayak gimana atas dasar ulama favoritnya. Dia lebih suka ulama yang cinta damai. “Lebih tenang dan damai. Kalau beda ya maap,” kata Uus dalam sebuah kicauannya.
Jadi, sudah nggak usah terlalu gampang terpancing emosi, ya, kalau menemukan hal-hal serupa. Nggak baik ah jadi orang yang gampang kepancing.