Kamu mungkin masih ingat kalo ada rancangan undang-undang tentang wajib militer yang mencuat satu tahun yang lalu, yaitu RUU Komponen Cadangan Pertahanan Negara (Komcad). Satu tahun berselang, wacana serupa tapi tak sama digulirkan. Kali ini dengan nama yang lebih ‘halus’ yakni, Bela Negara.
Tapi, Hipwee bukan mau membahas RUU ataupun wacana itu kok, bukan juga mau menyatakan setuju atau tidak setuju dengan RUU tersebut. Hipwee cuma pengen mengajak kamu semua untuk berandai-andai, gimana jadinya jika negara kita menerapkan wajib militer ke warga sipilnya?
Nah, biar gampang, kita bayangkan Indonesia menggunakan beberapa batasan seperti yang ini:
- Cowok berusia 20-30 tahun,
- Sehat jasmani dan rohani.
- Gak pernah terlibat tindak kriminal, dan
- Lolos tes ujian.
Jika mereka yang lolos akan ditempa pendidikan militer selama 2 tahun. Apa yang akan terjadi?
1. Kalau RUU ini gol, gak heran kalau banyak dari kamu bakal jadi gagah dan kekar.
Cewek-cewek di Indonesia mungkin bakal bangga sama cowoknya. Karena ketika pulang wamil, kamu akan (sedikit) bertransformasi menjadi sosok yang gagah perkasa seperti Gatotkaca. Latihan fisik yang kamu jalani telah menjadikanmu lelaki yang jauh lebih tangguh dari sebelumnya.
2. Populasi cowok berkulit cerah di Indonesia juga bisa mulai punah.
Iya lah. Untuk tubuh yang gagah dan kekar itu ada harga yang harus kamu bayar, yaitu kulit yang menggelap. Saking gelapnya, beberapa bahkan gak bisa dibedakan mana orang dan mana bayangan. Hehehe.
3. Wajib militer akan menghilangkan kebiasaan jam karetmu.
Ikutan wajib militer berarti kita digembleng untuk disiplin. Bangun ya harus bangun, makan ya harus makan, diperintah kumpul dalam 10 menit ya harus kumpul dalam 10 menit. Gak ada lagi tuh yang namanya budaya ngaret, janjian jam 10 datangnya jam 1.
4. Sikap taktis bakal jadi pedoman hidupmu sehari-hari.
Kamu akan terbiasa dengan sikap taktis yang diajarkan lewat wamil dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Bersikap taktis berarti berpikir dan bertindak secara efektif dan efisien untuk mengantisipasi berbagai situasi. Contohnya, saat diperlukan, kamu bisa berpakaian lengkap dalam 2 menit, Juga, menyiagakan barang-barang yang penting agar bisa diraih secepat mungkin di sekitarmu. Penting, nih, buat warga negara Indonesia yang daerahnya rentan bencana alam.
5. Mentalmu juga akan ditempa dengan mental militer.
Di tugas wamil, kamu gak cuma ditempa secara fisik, tapi juga mental. Setelah berjibaku dalam tugas wamil, gak ada lagi kamu yang manja dan penakut. Kini kamu bermetamorfosa menjadi pria yang mandiri, tangguh, dan berani.
6. Sementara, para ibu dan wanita mungkin akan khawatir atas keselamatan anak lelaki atau pacar-pacarnya.
Kamu: “Ma, aku berangkat wamil dulu, ya. Mohon doa restu.” (Cium tangan.)
Ibu: “Hati-hati ya, Nak. Jaga diri baik-baik. Hiks.” (Meluk kamu, terus nangis sesunggukan. kamu jadi gak berangkat-berangkat, deh.)
Gimana nggak kuatir? Anak-anak mereka bakal menjalani program wamil selama 2 tahun. Dua kali lebaran gak pulang, Bro. Udah gitu, kamu bisa pula dikirim ke daerah-daerah rawan konflik yang asing dan membahayakan. Siap?
7. Buat yang lagi kuliah: kelulusanmu bakal tertunda. Buat yang lagi tertunda kelulusannya: ah entahlah…
Demi tugas negara, yaitu wamil, kamu yang lagi menjalani kuliah pun harus siap mental untuk cuti kuliah barang sejenak. Gak papa deh, lulusnya kan “cuma” tertunda 2 tahun. Hehehe.
8. yang pasti, wamil juga bisa jadi alasan kamu buat kabur dari kewajiban menggarap skripsi.
Teman: “Bro, skripsi udah sampai mana?”
Kamu: “Belum kulanjutin lagi, Bro. Wamil dulu, ah. Dah.”
Nah, kalo kamu kebetulan lagi buntu ngerjain skripsi padahal udah diburu-buru dosen pembimbingmu, ikut wamil bisa jadi alasan logis tuh buat menunda skripsimu dan menghindari dosen pembimbing sampai dua tahun ke depan. Hehehe.
P.S : KALAU SAMPAI ADA WAMIL BENERAN, PLEASE SARAN INI JANGAN DITIRU.
9. Gak cuma itu, yang mau nikah muda juga terpaksa ditunda!
Karena kelulusanmu tertunda oleh wamil, otomatis masa bekerjamu juga jadi tertunda. Imbasnya, kalian yang pengen segera menikah selepas kuliah dan dapat kerjaan sepertinya harus menunda keinginan kalian tersebut. Sabar ya, Pacar!
Percakapan Sebelum Ada Wamil:
Pacar: “Sayang, kapan kita nikah?”
Kamu: “Iya, sebentar lagi….”
Pacar: “Kenapa sih, lama amat ngelamar akunya?”
Kamu: “Ngumpulin modal dulu, sayang…’kan aku baru aja mulai kerja.”
Percakapan Setelah Ada Wamil:
Pacar: “Sayang, kapan kita nikah?”
Kamu: “Ha, apa?”
Pacar: “Nikah…..”
Kamu: (pasang muka memelas) “Aku mau dikirim ke medan perang gini malah kamu minta nikah? Lulus kuliah juga belum, nyawa juga masih di ujung tanduk. Kamu minta nikah, Sayang? Gak pengertian banget.”
Pacar: “Emang salahku sih ya cari pacar yang belum Wamil. Ya udah deh kita putus, aku cari eks-wamil aja.”
Kamu: *LAH KOK DIPUTUSIN? WAH, STRATEGIKU GAGAL!*
10. Kamu yang udah bekerja juga harus rela absen dari perusahaan tempat kerjamu.
Demi wamil, kamu juga mesti rela meninggalkan pekerjaanmu yang sekarang kamu tekuni, baik itu kerja kantoran, jadi pengusaha, maupun jadi artis. Yah, berdoa saja mudah-mudahan karirmu baik-baik saja sepulang dari tugas wamil nanti.
11. Di sisi lain, wamil mungkin bisa jadi solusi buat menurunkan tingkat kriminalitas.
Penjahat: (Nodong pake pisau.) “Heh, serahin dompet, HP, sama barang-barang berharga lu! Cepet!”
Kamu: “Ampun, Bang. Saya gak megang duit, baru pulang wamil.”
Penjahat: “Eh? Ya udah, gak jadi deh, Mas. Mas gak apa-apa, ‘kan? Perlu saya ongkosin buat pulang?”
Para kriminal mungkin bakal mikir dua kali untuk nodong seseorang. Salah-salah malah senjata mereka direbut lalu dihajar balik.
12. Wamil bisa jadi alternatif buat angkatan kerja Indonesia yang jutaan jumlahnya: mereka yang menganggur bakal punya pilihan buat berkarir di militer.
Kriminalitas biasanya muncul karena terdesak dengan kebutuhan ekonomi. Nah, wamil mungkin bisa jadi solusi bagi mereka yang gak punya tujuan dan pekerjaan. Setelah ikut wamil, mereka mungkin jadi tercerahkan dan terpanggil buat membela negara sebagai tentara tetap.
13. Hampir semua orang akan tahu caranya menembak senjataa dengan benar. (Tapi tetap aja wamil gak ngajarin kamu cara nembak cewek…)
Selain diajarkan bela diri, kamu juga dilatih mengenal dan menggunakan senjata genggam maupun senapan. Sayangnya, di wamil kamu gak diajarin caranya nembak cewek. Padahal itu juga penting.
14. Makanya, kamu jadi mikir dua kali kalo mau ngajak orang lain berantem.
Orang random: “Eh, sini lo! Ayo berantem!”
Kamu: “Jangan macem-macem, gue udah ikut wamil.”
Orang random: “Angkatan berapa lo? Kesatuan mana?
Kamu: “Angkatan sekian dari kesatuan anu.”
Orang random: “Wah senior gue, dong. Berarti dilatih sama Pak Bambang dong, Mas?” (Mendadak sopan dan akrab.)
Karena semua orang kini punya pengetahuan bela diri, kamu jadi mikir-mikir lagi kalo mau ngajak orang lain berantem atau tawuran. Soalnya, kalian dilatih keterampilan untuk membunuh. Jadi, bahaya banget kalo dipraktekkan bukan pada tempatnya.
15. Diterapkannya Wajib Militer membuatmu memiliki jiwa korsa yang tinggi.
Jiwa korsa berarti semangat solidaritas, senasib, dan sepenanggungan antara anggota kelompok, khususnya prajurit. Makanya, kamu yang sudah mengenyam wamil bakal punya rasa keterikatan dengan sesama taruna wamil. Jadi, mereka gak akan sombong, apalagi sok jagoan, karena semua cowok sudah ditempa dengan cara yang sama.
16. Dengan pendidikan bela negara, kamu jadi punya semangat nasionalisme yang besar terhadap Indonesia.
Ini nih yang paling penting. Dengan mengikuti pendidikan militer, kamu diharapkan bakal punya rasa nasionalisme yang besar, sehingga kamu lebih mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Selain itu, kamu juga tidak lagi mengotak-kotakkan sesama berdasarkan suku, etnis, maupun agama.
17. Jadi, apakah kamu sepakat dengan wacana bela negara diterapkan? Jika pada satu saat bela negera menjelma jadi wajib militer, gimana?
Kebijakan wamil (kalau pun ada) bagi warga negara Indonesia tentu ada nilai positif dan negatifnya. Kalo dilihat dari sudut pandang cowok, kayaknya sih bakal menarik kalo wamil benar-benar diterapkan di Indonesia, soalnya macho banget aja. Lagipula, gak ada salahnya kan mengabdikan diri kita buat negara saat dibutuhkan? Menurutmu gimana?
Nah, itulah sedikit imajinasi Hipwee seandainya wajib militer benar-benar berlaku di Indonesia. Apakah kamu punya gambaran lain jika wamil diterapkan di Indonesia? Bagikan ke teman-teman yuk!