Belakangan, jagat dunia maya kembali dihebohkan dengan kabar skandal artis papan atas Indonesia. Sebenarnya ini bukan kali pertama kasus-kasus semacam ini terjadi dan membuat publik mendadak gaduh. Namun, barangkali memang ada beberapa hal menarik yang bisa disoroti dari kasus yang tengah jadi perhatian publik itu, apalagi jika dikaitkan dengan tren media sosial saat ini.
Seperti yang kita tahu, kabar kasus artis tersebut pertama kali mencuat setelah tangkapan layar dari fitur close friends atau teman dekat yang ada di Instagram viral dan tersebar luas. Menjadi artis yang tersangkut masalah tersebut tentunya juga jengkel sih, toh dia membagikan sebuah momen hanya dengan orang yang dipercayai, tapi ternyata orang tersebut malah menyebarkan ke publik. Itulah kenapa sekarang nggak ada teman yang benar-benar teman, sekalipun mereka yang berada di dalam close friends Instagram milikmu~
ADVERTISEMENTS
Semakin ke sini, kamu nggak akan bisa sepenuhnya percaya dengan orang lain begitu aja, bahkan sama orang-orang yang udah kamu anggap sebagai teman sendiri
Begitu naifnya kita sebagai manusia sering kali menganggap bahwa orang-orang yang dekat dan tampak selalu peduli dengan kita adalah orang-orang yang bisa dijadikan sebagai teman. Meski memang ada sebagian orang yang layak disebut sebagai sahabat, tapi nggak sedikit pula yang aslinya berbeda jauh saat berada di belakang kita.
Kasus artis yang tempo hari heboh ini mengajarkan kita bahwa semakin ke sini, kita nggak akan bisa sepenuhnya percaya begitu saja dengan orang-orang di sekitar kita. Entah itu teman sejak kecil, sahabat sekolah, teman kerja, atau teman-teman dari berbagai macam latar belakang. Pokoknya jangan semua-semua dibagikan secara terbuka deh, udah banyak buktinya. 🙁
ADVERTISEMENTS
Lagipula kalau mau bagi-bagi momen sama orang lain mah yang biasa-biasa aja, jangan yang sekiranya bersifat pribadi dibagi juga ke media sosial
Selain jangan gampang percaya begitu aja dengan orang lain, alangkah baiknya kalau kita juga menjaga diri untuk nggak membagikan semua aktivitas kita di media sosial. Udah tahu zaman sekarang jejak digital nggak akan bisa hilang, kok masih ada yang berani-beraninya mengumbar segala macam kegiatan lo?
Kalau memang kamu mau jungkir balik kayak gimana sih urusanmu sendiri, perkara dosa juga urusannya bukan sama manusia lainnya, dan selagi nggak bikin rugi orang lain sih nggak masalah. Ingat, yang namanya orang berbuat baik itu nggak perlu dipamer-pamerin, begitu pula kalau kamu memang lagi masuk ke fase-fase momen anak muda banget yang penuh dengan lika-liku, semua hal bisa dilakukan tanpa harus diunggah ke media sosial kok. Apalagi kalau sifatnya pribadi, jangan coba-coba deh, banyak orang resek di luar sana.
ADVERTISEMENTS
Jadi teman juga jangan hobi cepu, kalau kamu udah dipercaya untuk dimasukkan ke dalam close friends nggak perlu membagikan hal itu ke publik
Tahu diri udah, menjaga diri udah, sekarang saatnya untuk jadi teman yang bisa dipercaya. Kalau memang kamu udah dipercaya sama temanmu untuk melihat kegiatan-kegiatan mereka sehari-hari yang nggak ingin diketahui semua orang sih harusnya juga pandai menjaga privasi. Meski terkadang kita juga merasa geli sendiri kalau melihat ada teman dekat yang mengunggah momen-momen privasi mereka, biarkan aja dan nggak perlu dipermasalahkan. Apalagi kalau sampai kamu sebarkan ke orang lain, padahal temanmu itu maunya cuma kamu yang nonton, itu berarti artinya kamu sama-sama nggak beresnya.
Udah deh, di zaman serba digital ini mending lebih berhati-hati kalau mau melakukan segala hal. Jangan sampai cuma masalah-masalah yang sebenarnya sepele bisa bikin citramu mendadak runtuh. Selalu ingat bahwa yang namanya jejak digital itu sampai kapan pun juga akan susah untuk dihapus. Mending kalau yang tersebar cuma hal-hal konyol dan kocak, kalau yang viral adalah sesuatu yang bikin rugi sendiri, apa nggak sayang tuh?