Menurut kabar yang beredar, sejak kemarin (21/4) kita memiliki Wakil Kapolri yang baru, Komjen Budi Gunawan. Pelantikan ini hanya berselang beberapa hari dari pelantikan Kapolri baru, Jendral Badrodin Haiti. Terlepas semua hingar bingarnya dan siapa pun yang jadi Kapolri dan Wakilnya, kita doakan saja semoga bisa bekerja dengan baik. Dengan adanya kepemimpinan baru di Kepolisian Republik Indonesia, kira-kira apa ya harapan anak muda Indonesia untuk teman-teman di Kepolisian?
ADVERTISEMENTS
1. Sebelum menegakkan peraturan, pastikan anggotanya sudah benar-benar mematuhi peraturan.
“Pinginnya sih polisi bisa jadi contoh buat masyarakatnya. Kalau kita dilarang masuk jalur busway, ya polisi juga nggak boleh dong masuk jalur busway seenaknya. Kalau kita nggak boleh nyetir sambil main hp, polisinya juga jangan ngelakuin itu,” Nugraha, 27 tahun.
Tugas polisi memang menjaga keamanan dan ketertiban. Yang melanggar peraturan harus ditindak sesuai hukum yang berlaku. Tapi, kalau yang melanggar peraturan itu polisinya sendiri gimana? Kalau kita dituntut untuk menaati peraturan anak buahnya juga dong, Pak!
ADVERTISEMENTS
2. Semakin senior, biasanya Pak Polisi bisa semakin gendut, tapi yang gendut cukup perutnya aja ya!
Waktu pertama kali masuk kepolisian, mas-mas di kepolisian badannya keren-keren (ganteng lagi). Eh, semakin banyak pangkatnya kok semakin gendut aja perutnya. Mungkin faktor usia jadi berpengaruh ke berat badan. Enggak apa-apa deh kalau gendut yang penting tetap sigap melindungi masyarakat, tapi yang gendut perutnya aja ya…
ADVERTISEMENTS
3. Kalau kita ugal-ugalan di jalan ditegur, yang suka konvoi itu juga dong, Pak.
“Bete banget kalau udah ada konvoi di jalan. Kita yang udah jalan bener, eh tiba-tiba diklakson-klakson dan blayer-blayer nggak jelas. Kok bisa sih yang kayak gitu nggak ditilang?” Bayu, 26 tahun.
Mau itu ormas, partai, suporter bola, atau klub motor/mobil, kalau sudah konvoi keliling kota dengan knalpot yang memekakan telinga ditambah suara klakson yang entah kenapa dibunyikan terus menerus pasti bikin kesal. Bayangkan saja, sehari-hari kita berkendara dengan hati-hati dan berusaha tidak mengganggu pengguna jalan lain. Kita juga memperhatikan kondisi kendaraan agar sesuai standart peraturan mulai dari spion, helm, lengkap lah. Eh tiba-tiba, ada segerombolan orang yang ugal-ugalan di jalan. Parahnya aksi itu ada izinnya dari kepolisian kan sebel.
ADVERTISEMENTS
4. Razia SIM-STNK sih boleh-boleh aja, tapi jangan sering-sering dong.
“Suka sebel kalau ada razia hampir tiap hari. Bukan takut karena surat-surat nggak lengkap, tapi ngantri pemeriksaannya itu suka panjang banget. Jadi telat deh ke kampusnya,” Seto, 23 tahun.
Sudah tugas polisi untuk memastikan pengendara memiliki kelengkapan surat kendaraan dan mengemudi. Salah satu cara untuk memastikannya adalah dengan melakukan razia. Tapi, jangan sering-sering juga dong razianya. Pada masa-masa tertentu, bisa hampir setiap hari. Antrian razianya itu lho yang kadang suka bikin kesel.
ADVERTISEMENTS
5. Jangan cuma mbak-mbak polwan yang di televisi aja yang senyumnya lebar, yang di lapangan juga jangan galak-galak plis!
Senang rasanya melihat polisi-polisi yang ramah tamah di televisi setiap pagi. Rasanya kita jadi yakin kalau polisi itu benar-benar sahabat masyarakat. Kalau bisa semua anggota polisi punya senyum seramah mbak-mbak polisi yang sering tampil di televisi tiap pagi gitu pasti hidup kita akan terasa lebih tenang.
ADVERTISEMENTS
6. Tolong jangan tangkap mamaku, aku bosan di sms minta pulsa terus.
Enggak ada angin, enggak ada hujan. Tiba-tiba dapat sms yang ngakunya dari mama.
“Mama lagi di kantor polisi ada masalah. Kirim pulsa ke nomor ini dulu nanti mama ganti. Jangan telepon ini hapenya pinjam,” begitu bunyi SMS-nya.
Males banget kan dapat SMS semacam itu hampir setiap hari, sementara mama kita lagi asyik masak di dapur. Terus itu mama kita yang mana lagi? Jadi, buat Kapolri yang baru tolong dong itu anggotanya dikasih tahu jangan suka nangkepin mama-mama sembarangan, nanti kita-kita yang di SMS.
:p
7. Bisa jadi contoh buat masyarakat. Kalau antar lembaga penegak hukum sering berantem wajar dong pelaku kejahatan merajalela, tawuran di mana-mana.
“Pinginnya sih lembaga polisi nggak usah ribut-ribut lagi sama lembaga yang lain. Malah kalau bisa bekerja sama, biar semakin aman,” Angga, 26 tahun.
Selain jadi tauladan di jalan, sebagai yang bertugas menjaga keamanan, polisi harusnya juga memberi contoh supaya masyarakatnya nggak suka berantem. Kalau petugas keamananya suka berantem, ya wajar lah kalau banyak anak muda yang terlibat tawuran. Pelaku kejahatan pun jadi nggak segan buat berkeliaran karena tahu aparat keamanannya sibuk sendiri.
8. Tetap jadi pengayom dan sahabat masyarakat.
Harapan yang paling utama semoga polisi tetap bisa menjadi pengayom dan sahabat untuk masyarakat. Tugas polisi sebagai penjaga keamanan masyarakat memang nggak gampang. Siapapun yang menjadi Kapolri nantinya, semoga bisa bekerja secara maksimal.
Selama bekerja, Bapak-bapak yang barusan dilantik!