Tak ada yang lebih berat dibanding melepas kekasih hati yang akan pergi bertugas. Sebelum pergi, dia berjanji akan segera kembali dan kalian dapat bersama lagi. Namun, manusia boleh berkehendak, tapi tetap Yang Kuasa yang memberikan takdir.
Kehilangan kekasih yang amat dicinta tentu terasa berat. Seseorang yang selalu memberi cahaya di setiap pagi itu telah pergi. Dunia pun mendadak berhenti dan seolah gelap. Begitulah, yang mungkin dirasakan oleh Merril Glass. Ketika suaminya berpamitan pergi ke Vietnam untuk berperang, dia pun tak pernah menyangka bahwa itu adalah saat terakhir dia melihat sang pujaan hati. Dan dalam kegundahannya ditinggal sang suami, dia menuliskan sebuah puisi:
But You Didn’t
“Remember the day I borrowed your brand
new car and dented it?
I thought you’d kill me, but you didn’t.And remember the time I dragged you to the beach,
and you said it would rain, and it did?
I thought you’d say, “I told you so.” But you didn’t.Do you remember the time I flirted with all
the guys to make you jealous, and you were?
I thought you’d leave, but you didn’t.Do you remember the time I spilled strawberry pie
all over your car rug?
I thought you’d hit me, but you didn’t.And remember the time I forgot to tell you the dance
was formal and you showed up in jeans?
I thought you’d drop me, but you didn’t.Yes, there were lots of things you didn’t do.
But you put up with me, and loved me, and protected me.There were lots of things I wanted to make up to you
when you returned from Vietnam.But you didn’t.”
by Merrill Glass
ADVERTISEMENTS
Merill Glass cuma seorang wanita biasa. Puisi yang mencurahkan perasaan terdalamnya ini baru ditemukan oleh putrinya setelah Merill meninggal dunia
Ungkapan kesediahan Merrill Glass tersebut terpendam cukup lama hingga anaknya menemukannya. Puisi rahasia tersebut menunjukkan padanya kisah cinta kedua orang tuanya yang begitu mengharukan. Penulis puisi yang begitu menyentuh hati tersebut hanyalah seorang wanita biasa.
Pada saat masih muda, suami Merril direkrut menjadi tentara. Suaminya pergi ke medan perang Vietnam. Pada saat itu, putri mereka baru berusia empat tahun. Ketika suaminya pergi, dia hanya tinggal bersama putrinya dan hidup saling memiliki. Kabar menyayat hati pun datang, suami tercinta tewas di meda perang. Merrill Glass pun hidup sebagai seorang janda hingga pengujung usianya.
Ketika putrinya membereskan barang-barang peninggalan ibunya, dia pun menemukan rangkaian kata yang berbaris indah. Sebuah puisi yang diberi judul “But You Didn’t”.
ADVERTISEMENTS
Puisi yang menyentuh hati banyak orang ini bahkan sudah dibuatkan versi visual, lengkap dengan musik dan ilustrasinya oleh seorang seniman dari China
Hingga saat ini, puisi beserta ilustrasi puisi tersebut telah banyak dikutip di internet. Bahkan, ada juga yang membuat ilustrasi puisi tersebut menjadi video agar lebih menarik untuk dilihat.
ADVERTISEMENTS
Membaca puisi ini membuka mata. Bisa jadi sentuhan dan pelukan itu adalah kali terakhir kita merasakan kulitnya. Betapa cinta harus dirayakan setiap momennya
Dari puisi tersebut kita dapat menyadari satu hal. Kita tak akan tahu kapan hari terakhir yang bisa kita lalui bersama orang yang kita cintai. Mungkin hari ini adalah hari terakhir kita memeluknya. Mungkin tadi pagi adalah pagi terakhir kamu melihatnya. Mungkin juga kemarin malam adalah saat terakhir kamu dapat menggenggamnya. Karena kamu tak akan pernah tahu kapan saat terakhir bersamanya, maka pergunakanlah waktumu dengan mereka yang kamu cintai dengan sebaik mungkin.
Kadang kita baru merasa begitu pentingnya seseorang di kehidupan kita, setelah dia benar-benar pergi untuk selama-lamanya. Kamu yang selama ini tak peduli dengan orang yang selalu ada dan tulus mencintaimu, atau kamu yang tak percaya cinta sejati itu ada, semoga puisi sederhana ini mampu memberimu pandangan lain.