Selama ini, jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selalu menjadi jurusan favorit siswa-siswa SMA. Bahkan, banyak pula orangtua yang akan bangga ketika putra-putrinya bisa masuk di jurusan yang satu ini. Dianggap pintar, pekerja keras, dan bermasa depan cerah, sebenarnya kehidupan anak IPA tidak sesimpel itu, lho.
Ada banyak hal yang akan kamu rasakan selama 2 tahun bergulat dengan jurusan ini. Hal-hal apa saja sih? Yuk, simak artikel Hipwee berikut ini!
ADVERTISEMENTS
1. Setelah Masuk IPA, Kamu Akan Kaget Dengan Beban Tugas yang Cukup Berat.
Jurusan IPA tersohor dengan mata pelajaran praktikum di laboratorium. Hal ini bikin kamu punya setumpuk laporan dan pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan. Gak jarang pula, kamu jadi absen nongkrong dan rela mengurangi jadwal main karena harus menuntaskan segunung tugas dan mempersiapkan maraton ulangan atau kuis dadakan untuk keesokan harinya.
Kakak (mantan anak IPS) : “Eh Dek, ntar malem nongkrong di tempat biasa yuk!”
Kamu : “Waduh, gak bisa Kak. Ada PR Matematika sama laporan praktikum Fisika. Belom sempat aku kerjain semua.”
Kakak : “Cih dasar anak IPA. Cupu! Kayak kakak dong, dulu ambilnya IPS!”
Kamu : “…”
Bukan gampangin anak IPS lho, karena jurusan IPS punya tantangannya sendiri juga. Tapi sumpah, praktikum itu bisa bikin kepala cenat-cenut dan waktu main-mainmu habis! HUFT.
ADVERTISEMENTS
2. Buku-Bukumu Pun Tebal, Berat, dan Dipenuhi Dengan Coret-Coretan Rumus.
Kamu pun harus berbesar hati untuk bawa buku cetak yang besar dan berat-berat demi mata pelajaran eksak. Gak jarang karena males bawa buku berat, kamu pilih ninggalin buku-bukumu di laci meja sekolah.
Temen : “Waaah, ini nih anak IPA! Jenius ya, bacaannya berat-berat!”
Kamu : *ketawa kering* “Ahaha…” (padahal kamu juga gak ngerti dari tadi nih buku Fisika bilang apa)
JADI ANAK IPA ITU BERAT, JENDERAL, KAYAK BUKUNYA!
ADVERTISEMENTS
3. Selain ‘Cupu’, Kamu Juga Harus Pasrah Mendapat Cap ‘Kutu Buku’.
Banyaknya situasi yang mengharuskan kamu baca buku eksakta bikin kamu dicap ‘si kutu buku’ atau nerd. Padahal sebenarnya gak semua anak IPA rajin baca buku pelajaran sih. Banyak kok dari mereka yang lebih suka baca novel fiksi daripada buku biologi.
ANAK IPA DI TOKO BUKU
(Ngelihat buku Matematika-nya Sartono Wirodikromo diskon 40%) “Ooh… Hm… Kasitahu temen sekelas ah biar pada beli. Ntar gue tinggal pinjem.”
(Ngelihat novel terbaru Dee diskon 20%) “Wah! Ini nih! Harus punya gue, HARUS PUNYA!”
ADVERTISEMENTS
4. Semua Latihan Soal yang Harus Kamu Jabani Bikin Kamu Sering Pulang Sore atau Berangkat Lebih Pagi.
JADWAL SEKOLAH ANAK IPA
06.30 : Pendalaman Materi
07.15 : Jam resmi masuk sekolah
09.30 : Waktu istirahat pertama (tapi sering dipake buat nyalin PR)
16.00 : Nge-lab
18.00 : TEPAR
Berangkat lebih pagi buat nyalin PR dan laporan? Atau pulang sore karena ada jadwal praktikum? Dua-duanya boleh deh. Udah risiko!
ADVERTISEMENTS
5. Kamu Pun Kadang Kesulitan Membagi Waktu, Antara Sekolah dan Hobimu yang Dulu.
Waktu kelas X mungkin kamu punya hobi yang bisa kamu geluti dengan maksimal. Entah itu basket, cheerleading, debat, mading, atau baris-berbaris. Sekarang, kamu menghadapi tantangan. Beban akademik yang serius membuatmu harus pintar-pintar membagi waktu. Kalau dulu kamu bisa langsung ikut latihan tiap pulang sekolah, kini kamu harus satu-dua kali minta izin untuk tak ikut latihan. Demi mengejar ketertinggalanmu dengan teman-teman satu ekstrakulikuler, kamu pun harus latihan sendiri di rumah. Padahal, masih ada juga PR yang menunggu dikerjakan! Aaaagh!
ADVERTISEMENTS
6. Karena Itu, Kamu Sering Menganggap Jurusanmu Sendiri Gak Seru!
Mungkin memang tidak setiap hari kamu dipaksa harus belajar terus, tapi yang pasti waktumu untuk bermain di akhir pekan jadi jauh lebih berkurang. Kalau ada waktu, kamu lebih memilih untuk tidur dan mengkonservasi energimu demi menjalani minggu depan. NGGAK SERUUUUU!
7. Kamu Pun Pernah Sempat Hampir Menyerah di Jurusan ini.
Jika {h(x)}f(x) = {h(x)}g(x), maka
- f(x) = g(x)
- h(x) = 1
- h(x) = 0 untuk f(x) > 0 dan g(x) > 0
h(x) = – 1 untuk f(x) dan g(x) keduanya ganjil atau keduanya genap
HAH? APAAN SIH?
Banyak yang bilang anak IPA itu pintar, tapi masuk di jurusan ini justru sering bikin kamu merasa bego. Banyaknya hapalan Biologi, rumus-rumus Fisika, sifat koligatif dan reaksi redoks unsur, integral – diferensial – limit — itu semua menuju ke satu kata: STRES!
Nggak semudah itu buatmu untuk mengerti apa yang diajarkan guru di depan kelas. Padahal, ada saja anak kelasmu yang super pintar, yang dengan cepat menangkap semua materi yang diajarkan. Kamu jadi merasa dobel-bego. Bahkan sempat terbersit di pikiranmu kalo kamu menyesal ambil jurusan ini.
8. Untungnya, Kamu Punya Teman-Teman Sekelas yang Saling Mendukung.
Merasa seperjuangan dan sepenanggungan bikin kalian, siswa-siswa IPA, saling mendukung satu sama lain. Kalian rela menghabiskan waktu untuk ngajarin teman yang belum memahami pelajaran. Kadang-kadang kalau lagi jahil, kalian pun bantuin ulangan (baca: kasih contekan) satu sama lain. Persahabatan itu indah, Saudara!
9. Makanya, Kamu dan Teman-Teman Sekelasmu Dikenal Sebagai Kawanan yang Kompak.
Apalagi kalo jumlah kelas IPA di sekolah kalian cuma satu. Pasti bikin persahabatan kalian bagai kepompong. Seringnya waktu ngumpul untuk ngerjain laporan, belajar bareng sebelum ulangan, atau tenggang rasa yang tinggi ketika PR kalian dicontekin tiap pagi akan tanpa sadar mempererat dan memperkuat persahabatan kalian.
10. Sebagai Anak IPA, Kamu Bangga Karena Ilmu yang Kamu Pelajari Nyata Manfaatnya.
Bukan berarti yang IPS atau Bahasa manfaatnya nggak nyata, lho. Tapi kamu ‘kan fokus belajar IPA, dan memang benar-benar merasakan manfaat dari pengetahuan yang kamu dapat di kelas. Belajar logika Matematika, kamu mampu membedakan mana pernyataan yang valid dan mana yang tidak valid. Alhasil, kemampuan komunikasimu dengan orang lain pun meningkat. Belajar Biologi, kamu menjadi tahu bagaimana rokok mempengaruhi kesehatan paru-paru, ATAU bagaimana informasi-informasi tentang tubuh kita disalurkan dan disetor via DNA.
Yaah… Biarpun kadang ketar-ketir sama apa yang guru kamu tuliskan di papan, paling nggak pelajaran yang memang kamu mengerti membawa beribu-ribu manfaat bagi hidupmu.
11. Di Rumah, Kamu Juga Bisa Membantu Adik-Adik dan Sepupu dalam Mengerjakan PR.
Adik : “Maa, ajarin aku Matematika, susah!”
Mama : “Duh, tanya Kakak aja, Dek. ‘Kan Kakak anak IPA…”
Meskipun nggak semua pelajaran di kelas bisa kamu tangkap, setidaknya otakmu masih “tajam” buat mengolah soal-soal Matematika dan IPA anak SMP. Apalagi SD. Ketika adik atau saudara sepupumu menemui kesulitan pun, mereka tahu siapa yang sebaiknya mereka tuju!
12. Jurusan IPA Juga Lumayan Memudahkanmu Ketika di Kelas XII SMA Kamu Bingung Ingin Kuliah Apa.
Tak bisa dipungkiri bahwa fenomena “menyebrang” jurusan lebih umum terjadi pada anak-anak jurusan IPA daripada IPS atau Bahasa. Ini mungkin juga yang terjadi padamu. Kamu anak IPA yang ujung-ujungnya kuliah di Akuntansi? Siap! Sastra Inggris? Oke banget! Arsitektur? Apalagi!
13. Meskipun Banyak yang Harus Kamu Perjuangkan Selama Jadi Anak IPA, Kamu Tahu Masa-Masa Itu Adalah Pengalaman yang Tak Ternilai Harganya.
Kerja kerasmu selama ini membentuk kamu menjadi pribadi yang ulet dan pantang menyerah. Ini adalah bekal yang luar biasa saat kamu akhirnya sampai ke bangku kuliah. Walau belum tentu mengambil jurusan IPA pula saat kuliah, kamu pun mendapatkan pengetahuan berharga tentang bagaimana dunia raya dan tubuh manusia bekerja. Ini semua kamu pelajari bersama teman-teman sekelas yang solid, kompak, dan seru — teman-teman yang membuatmu bersyukur kamu bisa mengenal mereka.
Belajar apapun kamu kini, kamu tetap bahagia pernah menjadi anak IPA!
Semoga artikel Hipwee kali ini bisa menjadi suntikan semangat ya buat kamu yang lagi bergelut dengan rumus-rumus kelas IPA. Sudah berhasil melewati tahap itu? Jadikan saja pengingat kenanganmu sewaktu nyontek laporan praktikum pagi-pagi di kelas dua SMA! :p