Untuk mencari tambahan pundi-pundi rupiah, apalagi di waktu-waktu yang serba sulit kayak sekarang ini, setiap orang pasti punya caranya sendiri-sendiri. Membuka usaha yang berkaitan dengan dunia jasa adalah salah satu alternatif yang kerap dilakukan. Kayak misalnya jasa desain, fotografi, edit video, arsitek, make-up artist, dan lain sebagainya yang sekiranya dibutuhkan dalam keseharian dan kebutuhan kita sebagai manusia. Banyak banget tantangan yang dihadapi ketika memiliki usaha yang berkaitan dengan jasa.
Apalagi kalau udah berhubungan dengan klien atau orang lain yang hendak memanfaatkan jasa yang kita tawarkan. Berhadapan dengan orang asing sebagai klien mungkin pada faktanya terasa lebih mudah dibandingkan dengan menghadapi teman sendiri yang lebih banyak lika-likunya. Dalam dunia jasa dan usaha, embel-embel teman adalah salah satu hal paling nyebelin yang pernah ada. Meski begitu, tetap ada perasaan suka dan dukanya kok. Kurang lebih beginilah rasanya mendapat klien teman sendiri~
ADVERTISEMENTS
1. Nggak ribet karena kita nggak perlu promosi sana-sini buat cari pelanggan
Salah satu enaknya dapat klien teman sendiri adalah kita sebagai penyedia jasa nggak perlu pusing mikir gimana caranya promosi sana-sini cuma buat cari pelanggan. Tinggal nyantai di rumah, nurutin gimana kemauan teman kita sebagai klien, dikerjakan dengan sungguh-sungguh, terus beres deh. Kurang enak gimana coba kalau kayak gini?
ADVERTISEMENTS
2. Udah nggak capek dan menghabiskan waktu serta uang buat promosi, yang bikin enak lagi adalah kita nggak diburu-buruin pas lagi ngerjain
Karena udah temenan, biasanya sih saling mengerti kondisi dan keadaan, seharusnya lo ya. Makanya terkadang lebih enak karena kita nggak diburu-buruin pas lagi ngerjain kerjaan pesenan mereka. Ada lo, yang ngasih deadline 2 minggu, tapi baru seminggu aja udah ribut pengen buruan cepet selesai. Hal-hal kayak gitu tuh yang sering bikin jengkel.
ADVERTISEMENTS
3. Tapi seringnya minta harga teman. Ini paling bikin males, apalagi kalau udah minta diskon sampai setengah harga
Dalam dunia bisnis, kayaknya nggak semua orang paham jika ada batasan antara dunia teman sama bisnis itu sendiri. Malesnya kalau dapat klien teman itu salah satunya ya karena hal ini. Kita mau pasang harga normal bingung, giliran udah dikasih harga murah masih minta nego harga temen. Belum lagi kalau minta diskonnya sampai setengah harga sendiri. Ini sih mending nggak usah dikerjain daripada malah makan hati 🙁
ADVERTISEMENTS
4. Itu belum seberapa, ada pula yang ngasih contohnya pakai hasil orang lain. Padahal juga kita belum sampai situ levelnya :’)
Jika kamu mengira bahwa mendapat klien teman sendiri lebih banyak enaknya, artinya kamu belum benar-benar merasakan serba-serbi bisnis dunia jasa. Selain perkara minta harga teman, hal yang nggak kalah ngeselin lagi adalah ketika teman kita ngasih contoh hasil kerjaan orang lain untuk dijadikan referensi, padahal kita portofolionya pun udah banyak. Masih mending kalau hasil kerjaan orang lain tersebut nggak begitu jauh sama kita, lha kalau yang udah beda level gitu kan jengkel juga. Udah minta harga teman, referensinya pun nggak masuk akal pula. Hadeeeh!
ADVERTISEMENTS
5. Udah dikasih perjanjian buat ngerjain 1 kerjaan, mentang-mentang teman, ngelunjak minta dikerjain yang lain
Embel-embel teman kalau di dunia bisnis jasa terkadang memang bikin pusing tujuh keliling sih. Bayangin deh, di perjanjian awal katanya cuma disuruh ngerjain 1 kerjaan aja, tapi mentang-mentang teman dekat, langsung ngelunjak minta dikerjain yang lain-lain pula. Padahal di awal nggak ada perjanjian sama sekali. Udah gitu seringkali bayarnya ya tetap segitu-segitu aja. Jengkel nggak sih?
Sebagai teman yang baik, harusnya kamu bisa membedakan antara teman dan bisnis, jangan dijadikan satu. Temanmu itu bikin usaha dalam rangka untuk menyambung hidupnya. Kalau kamu pelorotin terus pakai embel-embel ‘teman’, ya, mana bisa usaha temanmu bakalan maju?!