Siapa sih yang nggak pengen nikah? Apalagi kalau lihat temen-temen, tetangga, artis-artis cakep yang baru aja nikah atau mau nikah rasanya kayak dikompor-komporin biar ikut-ikut cepet nikah. Seberapa ngebetnya kamu pengen nikah, percaya deh, coba dipikirin lagi matang-matang. Tanyakan pada dirimu sendiri deh, apa kamu sudah yakin dengan keputusan itu? Apakah kamu sudah siap segala hal untuk menjalani kehidupan berumah tangga? Apakah kamu sudah saatnya menikah atau cuma pengen aja?
Menikah memang kedengarannya indah, tapi di balik keindahan pernikahan, masalah justru semakin berdatangan. Tanggung jawab yang harus kamu pikul otomatis bertambah. Sebelum merasa siap menikah tanyakan pada dirimu:
“Udah kepikiran belum sama 10 realita yang bakal kamu hadapi pasca pernikahan?”
ADVERTISEMENTS
1. Hidup sebenarnya baru dimulai setelah resepsi. Belanja furnitur dan semua printilan lain bikin cinta naik level puluhan kali
Setelah lolos KPR, salah satu hal yang bakal kamu pikirkan dalam pernikahan adalah mengisi rumah masa depan kamu dengan perabot-perabot yang manis. Bayangan kamu memang rasanya bakal asyik ketika kamu dan pasangan kamu memilih bareng-bareng perabot apa yang cocok buat rumah kamu. Mau kasur yang seperti apa, almarinya yang mana yang cocok dengan cat, dan lain sebagainya.
Emang sih asyik melihat-lihat berbagai perabot rumah tangga yang bagus-bagus. Lebih asyik lagi kalau kamu lihat harganya yang nggak kalah asyik. Dan saat itulah kamu sadar bahwa ternyata “ada uang ada barang”.
Suam, Suam, ranjangnya yang queen size ya.
Jangan Tri, gimana kalau yang ukuran biasa aja? Kan bobonya bisa lebih deketan.
Ah Suam, bilang aja duitnya nggak cukup.
ADVERTISEMENTS
2. Bayangan bisa bobo halal juga nggak semanis yang dikira. Toh dia masih manusia biasa
Malam pertama adalah pengalaman yang sangat berharga dan dinantikan oleh sepasang kekasih. Ekspektasi kamu setelah bisa bobo halal adalah, kamu bisa merasakan indahnya bobo satu ranjang dengan dia. Melihat betapa manisnya saat dia memejamkan mata dan kamu berada di sampingnya. Tapi, semua itu hanya harapan belaka. Setelah kamu tau di lapangannya, inilah yang kamu rasakan.
ADVERTISEMENTS
3. Tidur bersama berarti menerima ngoroknya, menerima iler dan bau khas bau tidurnya
Nah lo! Kenyataannya bobo bareng nggak seindah bayanganmu. Kalau kamu apes, kamu bakal mengalami pahitnya rasanya nggak bisa bobo gara-gara pasangan kamu kalau ngorok nggak kira-kira. Nggak cuma cowok yang bisa ngorok, cewek kalau kecapekan juga bisa ngorok. Kedua belah pihak juga bisa aja ngorok. Selain pekara ngorok, pasangan kamu yang ngiler juga bisa bikin kamu merasa gimana gitu. Kalau posisinya nggak menjamin, mulut menganga, dia nggak bakal terlihat sweet seperti bayangan kamu.
Suam, jangan ngorok dong, aku kan nggak bisa bobok.
Alah, emang aku ngorok? Kamu tuh yang kalau tidur mesti ngorok.
Kamu yang ngorok!
Kamu!
Kamu!
…
…
…
…
Ngomong dong.
Ngrrrkk nggrrrkkk.
ADVERTISEMENTS
4. Tinggal 24 jam bareng nggak selalu romantis. Bisa jadi dari 24 jam: 8 jam buat tidur – 16 jam berantem 🙂
Bayangan kamu adalah akhirnya kamu bisa hidup dengan dia selama 24 jam penuh. Bayanganmu kamu bisa saling beradu asmara dan mesra-mesraan 24 jam nonstop sehari. Kenyataannya, semakin sering bersama, semakin sering juga kalian menghabiskan waktu untuk beradu. Kalau sudah cek-cok, nggak kaget kalau kamu mikir untuk minggat beberapa saat buat ngilangin stress hidup berumah tangga.
ADVERTISEMENTS
5. Kalau dulu awal bulan berarti kencan karena habis gajian. Habis nikah prioritas pertama itu belanja bulanan
Awal bulan kamu setelah menikah nggak bakal sebahagia awal bulan sebelum kamu menikah. Berhubung kebutuhan hidup sehari-hari belum banyak, kamu bisa kencan setiap bulannya. Tapi, semua itu berubah semenjak kamu menikah. Anggaran kencan kamu bakal dilarikan buat belanja bulanan deh.
sebelum menikah
Sayang, jalan yuk. Ada warung pizza baru buka tuh. Mau?
Mau mau mau
setelah menikah
Suam, Suam, udah gajian kan? Sini duitnya, buat belanja bulanan.
Ya ampun Tri, kapan kencannya?
ADVERTISEMENTS
6. Setelah lolos dari pertanyaan ‘Kapan nikah?’ kamu harus sabar dengan berbagai pertanyaan ‘Kapan?’ yang lain. Kapan berkembang biak, kapan punya rumah, kapan tambah anak, dan kapan-kapan lainnya.
Bagi beberapa pengantin muda, karir tetep jadi prioritas. Itu juga yang kadang bikin pasutri memilih tidak punya anak terlebih dahulu.
Setelah lolos dari pertanyaan ‘kapan nikah?’, pertanyaan itu nggak bakal kunjung berhenti. Kamu pasti bakal sering ditanya dengan berbagai pertanyaan yang mengandung kata ‘kapan’, seperti kapan berkembang biak, kapan tambah anak, dan lain-lain. Kamu harus sabar.
7. Kalaupun akhirnya kamu memutuskan untuk berkembang biak, anak itu nggak cuma lucu aja. Dia juga bisa membuatmu jadi zombie karena harus begadang tiap malamnya
Bulan pertama kelahiran bayi kamu.
Ih, anakku lucu banget deh. Nggak nyesel deh ngelahirin kamu.
Selanjutnya …
Udah tengah malem nangis-nangis, ternyata berak. Kayak bapaknya nih.
8. Mau nikah itu boleh. Tapi yakin kamu udah bisa biayain pendidikan anak? Biaya masuk TK sama DP mobil sekarang hampir sama
Pendidikan sekarang mahal. Setiap bertambahnya tahun, pendidikan makin mahal aja. Masuk TK aja biayanya udah nggak bisa ditawar, belum lagi nyekolahin anak sampai tamat kuliah. Anakmu sih bakal senyum-senyum aja, dia belum ngerti susahnya cari uang buat menghidupi keluarga.
9. Menikah dan punya anak berarti bertanggung jawab sama kehidupan baru. Kamu harus siap mengkritik diri sendiri soal pola didikmu
Zaman sekarang sudah serba gadget. Bocah-bocah yang masih balita aja udah mulai bermain gadget, nggak seperti kita dulu yang masih main layang-layang. Kalau anak kamu lihat temen-temen seumurannya udah pada pegang gadget, dia pasti bakal rewel. Padahal kamu tahu sendiri dampak-dampak negatif yang bisa ditimbulkan kalau keseringan main gadget. Kamu jadi bingung deh dan bakal sering mempertanyakan lagi apakah cara didik kamu terhadap anak sudah benar atau belum.
10. Yeah, nikah itu emang bikin ena-ena jadi sah. Tapi kadang juga bikin hidup susah. Untuk memutuskan kita nggak boleh gegabah!
Memang sih, dengan menikah kamu bisa ena-ena tanpa khawatir dosa. Malahan itu sunah. Tapi, setelah kamu tahu kalau dalam kehidupan akan selalu ada masalah, kamu harus mematangkan kembali keputusanmu untuk menikah. Pastikan bahwa segala kebutuhan materi dan psikologis sudah benar-benar tercukupi. Kamu yang pengen menikah harus siap hidup susah. Suka duka hidup berumah tangga harus kalian jalani bersama.
Semoga bisa jadi pertimbangan lagi. Kalau kalian memang sudah siap, langsung aja tancap gas.