Sebagai Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau yang kerap disapa Bu Risma memang nggak henti-hentinya bikin kagum banyak masyarakat. Belum lama ini, Bu Risma juga melakukan tanya jawab dengan anak jalanan yang berprofesi sebagai pengamen lalu menjadikannya anak angkat. Meski lucu dan penuh keceriaan, namun banyak banget kisah mengharukan di balik dialog Bu Risma dengan sang bocah. Yuk, simak uraian Hipwee Hiburan di bawah ini, siapkan tisu!
ADVERTISEMENTS
Fikri, bocah berusia 10 tahun yang tengah berdialog dengan Bu Risma ini jadi topik pembicaraan warganet lantaran videonya diunggah ke YouTube
Sebuah akun YouTube dengan nama redaksi d.onenews mengunggah konten yang memperlihatkan Wali Kota Surabaya, Bu Risma tengah berdialog dengan bocah kecil. Bersama dengan para stafnya, Risma pun diceritakan bagaimana pengalaman pahit sang anak yang diajdikan pengamen oleh pamannya. Dalam video terlihat jelas, bahwa bahasa yang digunakan sang anak cenderung bahasa Jawa kasar atau bahasa sehari-hari. Namun Bu Risme seakan menanggapinya dengan santai.
ADVERTISEMENTS
Fikri bercerita bahwa dia dibawa sang paman mengamen dari Surabaya ke Kudus hingga Indramayu dan Jakarta. Tapi sayang, dia justru ditinggalkan sang paman
Bukan hanya beroperasi di daerah Surabaya saja, namun Fikri juga ternyata sudah keliling jawa dari bus ke bus. Mulai dari Kudus, Rembang, Karawang, Indramayu, bahkan Jakarta. Sayangnya sang paman meninggalkannya sendirian dan dia kebingungan. Fikri pun kemudian diantarkan oleh polisi hingga terminal Bungurasih Surabaya. Dengan polos dia pun mengatakan, “Tapi polisine gak melok.” atau yang berarti, “Tapi polisinya tidak ikut.” yang berarti dia pun kembali sendirian dan pada akhirnya Fikri meminta tolong pada seorang tuna netra dan diantarkan ke Dispenduk.
ADVERTISEMENTS
Nggak tanggung-tanggung, Bu Risma langsung menawarkan Fikri untuk menjadi anaknya dan berjanji akan menyekolahkan
Mendengar cerita runtut Fikri, Bu Risma kaget karena Fikri begitu cerdas dan pintar. Bu Risma kemudian menawarkan Fikri untuk menjadi anaknya. Sambil berkelakar, Bu Risma bilang, “Masak kamu nggak mau punya ibu yang cantik kaya aku?” Lalu Fikri mengangguk dan Bu Risma menjanjikan akan membelikan sepatu, tas, dan menyekolahkan Fikri. Segenap staf yang menyaksikan hal itu pun bersorak bahagia.
Kita nggak akan pernah tahu seberapa sulit perjuangan anak-anak di bawah umur dalam menghadapi kejamnya jalanan. Patutnya kita bersyukur dengan apa yang kita punya saat ini. Nggak perlu deh iri sama yang lebih punya dari kita. Toh, dengan menikmati setiap pemeberian Tuhan, kita bakal merasa sangat cukup dan nggak kurang-kurang. Di samping itu, jiwa penolong Bu Risma memang patut kita apresiasi.