Sudah berapa kasus tentang mulut warganet yang sembarangan berkomentar di media sosial diseriusi bahkan dibawa ke ranah hukum. Misalnya saja, Deddy Corbuzier yang memburu orang yang menghina Chika Jessica sampai ketemu, Cita Citata yang mengirimkan somasi ke seorang warganet yang memfitnah dirinya, dan masih banyak yang lainnya. Tapi tetap saja, para warganet ini nggak kapok-kapok dalam berkomentar negatif dan seenaknya.
Dan baru saja, seorang warganet diciduk oleh ratusan pengendara ojek online di kampusnya hanya karena komentarnya di akun Instagram Dewi Perssik.
ADVERTISEMENTS
Kejadian berawal Dewi Perssik yang mengklarifikasi tentang mobilnya yang menerobos jalur TransJakarta
Kemarin, video Dewi Perssik yang mencoba menerobos jalur busway tersebar di media sosial. Dalam video tersebut terlihat Depe dan suaminya dikerumuni banyak warga. Mereka meminta agar mobil Dewi Perssik mundur dan keluar dari jalur busway. Di video tersebut terlihat beberapa pengendara ojek online yang menggunakan jaket hijau ikut terlibat kehebohan kejadian ini. Melalui akun Instagram-nya, Dewi Perssik juga menjelaskan bahwa pengendara ojek online ini juga ikut-ikutan meneriaki dirinya dan suaminya.
ADVERTISEMENTS
Entah ada rasa sakit hati terhadap ojek online atau membela idolanya, salah seorang warganet malah merendahkan profesi ojek online
Dari banyaknya komentar pro dan kontra di Instagram Depe, seorang warganet atas nama @redioktar_ malah merendahkan profesi ojek online. Dalam komentarnya tersebut, cowok ini juga terlihat membela Dewi Perssik. Lebih parahnya lagi, warganet ini mengatai yang berjaket hijau adalah orang bodoh.
Ya gitulaa namanya aja tukanh Go-Jek mana ada etika, sd aja gak tamat.. Untung mbak @dewiperssikreal pintar dia tau klo yg baju ijo itu orang bodoh, kalu dia ada etika dan otak nya pintar gk mungkin kan kerjaanya tukang Go-Jek, bener gk
ADVERTISEMENTS
Nggak terima, mereka pun mengumpulkan massa dan mencari sang warganet di kampus tempatnya kuliah
Tentu saja hal ini nggak diterima oleh mereka yang berprofesi sebagai pengendara ojek online. Setelah menelusuri siapa warganet tersebut, dan mengetahui di mana ia kuliah, komunitas pengendara ojek online ini pun diminta untuk berkumpul di depan Universitas Bina Darma, Palembang, untuk mencari cowok yang bernama Redi Oktar ini.
ADVERTISEMENTS
Ratusan pengemudi ojek online akhirnya berkumpul di depan kampus menunggu permintaan maaf dari Redi
Benar saja, tadi pagi sekitar pukul 10, massa yang memakai jaket hijau ini sudah berkumpul di depan kampus. Nggak tanggung-tanggung, jumlah mereka sampai ratusan dan menyebabkan kemacetan di jalan depan kampus. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya sosok warganet yang menghina profesi ojek online pun muncul. Melalui pengeras suara dan disaksikan oleh ratusan pengendara ojek online yang geram melihatnya, Redi pun meminta maaf. Ia mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya. Sebenarnya, Redi sudah menghapus komentarnya, dan meminta maaf melalui kolom komentar yang sama. Tapi nasi sudah jadi bubur, pernyataan Redi nggak bisa ditarik lagi.
ADVERTISEMENTS
Meski telah dimaafkan, pihak pengemudi ojek online tetap akan membawa kasus ini ke ranah hukum
Setelah meminta maaf, Redi pun dipakaikan jaket ojek online oleh salah satu perwakilan driver. Hal ini sebagai simbol agar Redi nggak mengulangi perbuatannya lagi. Tapi meski permintaan maafnya telah diterima, kasus ini tetap akan dibawa ke ranah hukum. Ketua Driver Online Sumsel, Yoyon SP, dilansir dari laman detik.com, menyatakan proses hukum akan tetap dilanjutkan atas pencemaran nama baik dan profesi driver ojek online.
Sesekali, warganet seperti ini memang perlu “diingatkan” dengan cara yang lebih serius. Sebagian warganet mungkin merasa bahwa di media sosial mereka bebas berkomentar seperti apapun tanpa ada batasan. Dan mungkin saja mereka berpikir bahwa komentar mereka nggak akan diseriusi. Mudah-mudahan nggak ada lagi kayak gini ya, warganet yang budiman.
Berikut permintaan maaf dari Redi kepada pihak pengendera ojek online: