Memilih jurusan kuliah memang susah-susah gampang. Hmmm…kalau mendengar ‘Jurusan Sastra’, kira-kira apa yang kamu pikirkan? Di Indonesia, belum banyak lho orang yang tahu gimana sebenarnya rasanya jadi anak Sastra.
Bisa nulis puisi, kutu buku, introvert, nggak jelas mau kerja apa, lulus kuliahnya tertunda: banyak deh stereotip yang melekat ke anak-anak Sastra. Tapi, memang stereotip itu benar semua? Nah, kalau mau tau lebih lanjut tentang gimana rasanya jadi anak Jurusan Sastra, simak selengkapnya di sini!
ADVERTISEMENTS
1. Masuk jurusan sastra (sempat) membuatmu merasa (lebih) ‘keren’
Sastra termasuk jurusan yang nggak banyak peminatnya. Ketika memutuskan masuk Sastra, kamu merasa pilihanmu nggak mainstream. Kamu mungkin berpikir bahwa teman-teman akan melihatmu dengan ekspresi seperti ini…
ADVERTISEMENTS
2. Tapi kenyataannya, mereka justru menganggap kamu dan pilihanmu itu ‘nggak keren’
Mungkin, kamu bakal dianggap keren jika memilih Kedokteran, Hukum, Teknik, atau Ekonomi.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu jadi sering mendengar komentar ‘pedas’ dari saudara atau teman-teman SMA-mu
(masuk jurusan Sastra Indonesia): “Lhah, emang belom bisa Bahasa Indonesia?”
(masuk jurusan Sastra Inggris): “Ya elah, Bahasa Inggris mah les privat aja. Ngapain kuliah 4 tahun!”
(masuk jurusan Sastra Arab): “Lo mau jadi TKI di Arab?”
Buset dah, serba salah! Gue jurusan Solo–Jogja aja deh kalo gitu!
ADVERTISEMENTS
4. Karena memilih masuk sastra, kamu sering dikira kutu buku
Kuliah Sastra sering dikaitkan dengan banyaknya buku-buku yang harus dibaca. Ini lho yang kadang membuat temen-temenmu ‘ciut’ mental. Meskipun sebenarnya suka Sastra, mereka akhirnya mengurungkan niat buat memilih jurusan ini.
Pertanyaan abad ini yang kamu rasa perlu dijawab:
“Emang kalau kuliah di Kedokteran atau Teknik bukunya cuma dikit, ya?”
ADVERTISEMENTS
5. Kamu paling sering dapat ‘orderan’ bikin puisi
Temen: “Broh, gw mau nembak gebetan nih. Bikinin puisi, dong!”
Kamu: “………Iya, deh.” (nyengir kecut)
(Kalau puisi bikinan gue emang ampuh, gue nggak akan 25 tahun jadi jomblo kelesss…)
ADVERTISEMENTS
6. Biasanya, anak Sastra lulusnya lamaaaaaaa…(banget)!
“Ah, sastra susah lulusnya…”
Kemungkinan:
- Kamu suka sastra tapi males-malesan
- Kamu emang nggak minat-minat amat sama jurusan ini
- Saking cintanya sama sastra, kamu nggak rela kalau cepet-cepet lulus (serius ada yang model begini???)
7. Kamu jadi sering dianggap sebelah mata sama calon mertua. Mungkin mereka lupa kalau menantu idaman itu….
Makna dibalik puisi dan prosa orang aja kami analisa dengan sepenuh hati. Kalau cuma buat memahami makna dibalik perkataan anak Oom dan Tante mah, keciiiil….
Entah Kenapa Banyak Anak Sastra Yang Merasakan Ini!
8. “Kayanya, aku salah jurusan…”
Kenapa milih Sastra? Alasannya, antara asal milih karena bingung atau emang nggak diterima di pilihan jurusan lain pas SBMPTN. Ya udahlah ya, daripada nggak kuliah!
9. Akhirnya, ini ekspresimu ketika ditanya “Emang sastra kuliahnya ngapain aja?”
*senyum manis* *angkat bahu*
HEHE. Sebenarnya kamu juga nggak tahu, sih.
10. “Kalau udah lulus mau jadi apa?”
Hmmm…jadi……
Hmmm…jadi……
Hmmm…jadi……
Hmmm…jadi……
(kemudian tahun pun berganti, jawabannya masih juga belum kamu temukan)
11. “Mau kerja di mana?”
Hmmm…di hatimuuuuuu…
Haduh, sebenarnya kamu juga sudah tidak paham mau kerja apa selepas lulus nanti. Yang penting lulus, deh!
12. Kurang minat pada jurusan yang diambil membuatmu lebih sering bolos kuliah, tidur di kelas, atau kabur ke kantin
Lengkapi kalimat berikut ini:
Ketika bapak dosen sedang membacakan puisi Wiji Thukul di depan kelas, yang kamu lakukan adalah (…..)
-TIDUR-
13. Ketika tugas minggu ini adalah membaca dan menganalisa novel Pride and Prejudice, kamu terpaksa MENYERAH!
14. Ada kalanya kamu merenung: “Aku bisa lulus nggak, ya?”
15. Kamu lupa sudah berapa kali berpikir untuk pindah jurusan
Nah, Lain Cerita Kalau Kamu Emang Beneran Suka Sastra…
16. Kuliah sastra aslinya seru banget lho!
17. Kamu nggak akan sering-sering dapat tugas menulis puisi atau cerpen kok…
Sebenarnya, ada banyak sekali yang dipelajari di Jurusan Sastra. Di semester awal, kamu lebih banyak mempelajari ilmu bahasa; kamu bakal ketemu linguistik, sintaksis, morfologi, fonologi, dan lain sebagainya.
18. Kamu akan lebih banyak diajarkan untuk menganalisa karya-karya sastra yang sudah ada
Berbekal kuliah teori atau kritik sastra, kamu dijamin ‘kenyang’ menganalisa karya sastra. Nggak cuma puisi, cerpen, atau novel, kamu juga bisa menganalisa film atau lirik lagu. Kamu dijamin nggak asing dengan nama-nama seperti Edgar Allan Poe, Sylvia Plath, Iwan Simatupang, atau Joko Pinurbo.
19. Ibarat ‘sambil menyelam minum air’, belajar sastra berarti belajar ilmu-ilmu lain
Membaca karya sastra berarti membaca isi dunia. Kadang, untuk bisa mengerti isi sebuah karya, kamu juga perlu belajar tentang Sosiologi, Filsafat, Feminisme, atau Psikologi. Banyak ilmu-ilmu lain yang punya keterkaitan dengan sastra.
20. Yang paling seru adalah mata kuliah creative writing
Creative writing atau penulisan kreatif adalah kesempatanmu buat berekspresi. Kamu bisa menyalurkan bakat menulismu. Kamu bakal sadar bahwa kegalauan hidup dan masalah percintaanmu bisa menghasilkan nilai A.
Nah lho, kalau udah begini nikmat Tuhan mana yang kau dustakan?
21. Ketika skripsi, bisa kok pilih topik yang kamu banget
Contoh judul skripsi di Jurusan Sastra:
– Aspek Sosial Politik Dalam Lirik Lagu Efek Rumah Kaca Album Kamar Gelap: Pendekatan Semiotik Riffaterre
– Kritik Sosial Dalam Kumpulan Cerpen ‘Lupa Endonesa’ Karya Sujiwo Tejo: Sebuah Tinjauan Semiotik
– The Analysis of Voldemort’s Personality Growth in J.K. Rowling’s Harry Potter and the Half-Blood Prince
Hmm…gimana, menarik nggak?
Nggak? Kamu jawab nggak?
Ya udah! *brb ngeloyor dengan kalem*
22. Setelah lulus, kamu tetep punya pilihan pekerjaan kok…
Mau kerja yang sesuai bidang ilmu? Bisa jadi penulis, editor, penerjemah, atau pengajar. Kalau pilih yang “menyimpang” dari bidang ilmu, kamu bisa juga jadi pegawai ban
k atau bahkan artis.
“Tuh, Emma Watson juga sarjana Sastra Inggris, sob!”
23. Kalau kamu bisa memilih sastra dengan mantap, mungkin itu passion-mu.
Ada dorongan kuat dalam hatimu. Bukan soal keren atau nggak, kamu memang menyukai dan menginginkannya. Sastra adalah renjanamu.
24. Kuliah di Jurusan Sastra membuatmu sadar bahwa hidup itu harus punya misi
Setiap langkah yang kamu ambil dalam hidup tentu harus punya tujuan yang jelas. Apa sih misi hidupmu? Apakah keberadaanmu di dunia ini sudah membawa manfaat buat sekitarmu?
Segera temukan jawabannya, ya!
25. Kuliah di Jurusan Sastra membuatmu sadar bahwa hidup ini bukan cuma soal materi. Ide dan kata-kata? Mereka bisa mengubah dunia…
26. Apapun yang terjadi, kamu akan tetap bangga sudah memilih Jurusan Sastra di bangku kuliah
Pokoke joget…
Eh salah ya? Pokoknya apapun yang terjadi kamu tetap akan jadi:
ANAK SASTRA GARIS KERAS!
Nah, gimana? Jika kamu mahasiswa atau alumni Jurusan Sastra, semoga makin bangga setelah membaca artikel ini, ya! Buat yang masih sekolah, semoga semakin tertarik buat masuk Jurusan Sastra. Yang pasti, semoga sastra makin populer di Indonesia!