Dalam hubungan orang tua dan anak, pasti selalu ada perbedaan pendapat. Orang tua berpendapat A, anak berpendapat B. Namun sering kali dalam perbedaan ini selalu orang tua yang menang. Anak dituntut selalu harus nurut. Kalau masih kecil, mungkin masih bisa menerima, tapi kalau udah dewasa, masa nggak boleh ambil keputusan sendiri?
Hal inilah yang diperjuangkan oleh salah seorang warganet yang belakangan utas twitnya viral. Akun @liefuck membagikan kisahnya bertukar pendapat dengan mamanya soal undang-undang. Jarang banget, kan, ada yang kayak gini? Simak.
ADVERTISEMENTS
Salah satu warganet membagikan potongan chat dengan mamanya. Dia membagikan pandangannya soal RUU P-KS
yo twitter wish me luck pic.twitter.com/ZEThSE4CGk
— liefa (@liefux) September 25, 2019
Akun @liefux membagikan kisahnya berdebat dengan mamanya soal RUU P-KS. Dari uraian chat terlihat Liefa pro dengan pengesahan RUU P-KS, sedangkan mamanya nggak. Secara tersirat, mamanya nggak sepakat dengan RUU P-KS lantaran dianggap melegalkan zina. Liefa kemudian menjelaskan bahwa nggak memidanakan hubungan seks di luar nikah itu beda dengan membenarkan zina.
Kemudian Liefa menerangkan bahwa tujuan RUU P-KS ini mendukung perlindungan kepada wanita ke depannya. Diksi chat Liefa yang terlihat menggebu-gebu ternyata dimaknai bijaksana oleh mamanya. Mamanya sama sekali nggak marah karena itu. Mama kooperatif dalam berdiskusi. Sementara itu, ada juga warganet yang menilai Liefa sudah keterlaluan alias kurang ajar. Hmm.
ADVERTISEMENTS
Biasanya kita memilih uring-uringan dengan orang tua hanya karena males berdebat. Padahal apa-apa yang dipendem itu bahaya lo!
Terlepas dari siapa yang benar, perdebatan anak dan ibu ini langka. Sebagai anak, biasanya kita memilih diam karena kalau berdebat ujung-ujungnya dianggap melawan. Ini keliru. Justru dengan berdebat semuanya jadi jelas. Orang tua jadi mengerti apa yang kita mau, pun sebaliknya.
Menghindari perdebatan itu nggak baik, apalagi sampai uring-uringan. Bukankah hubungan yang baik terjalin karena adanya komunikasi yang baik? Ada anggapan yang salah di masyarakat. Berdebat dengan orang tua dianggap melawan. Berdebat bukan berarti melawan, melainkan mengurai akar masalah.
ADVERTISEMENTS
Orang tua zaman sekarang rentan mengamini hoaks. Kalau bukan anaknya yang mengajari, lalu siapa lagi?
Perdebatan yang dialami oleh Liefa sebenarnya sama dengan yang terjadi pada kamu dengan orang tuamu. Liefa menganggap mamanya termakan hoaks sehingga keliru menyimpulkan informasi. Fenomena orang tua termakan hoaks yang tersebar di grup WA makin marak, kan? Sudah seharusnya anak memberikan pembelajaran kepada orang tuanya agar bisa mencegah hoaks. Syaratnya cuma satu: sampaikan dengan nada dan bahasa yang baik. Kuncinya sabar.
Berbeda pendapat itu wajar. Liefa banyak mendapat pujian dari warganet karena berani membuka diskusi dengan mamanya. Dan kebetulan mamanya menanggapinya dengan bijak. Jarang-jarang nih situasi kayak gini. Kamu dan orang tua mestinya gini.