Kehidupan mahasiswa memang tak akan pernah habis untuk dibahas. Dari mulai kehidupan di kos, kehidupan di kampus, bahkan kehidupan di masyarakat. Nah kali ini Hipwee ingin membahas tentang kehidupan mahasiswa ‘veteran’ yang beberapa diantaranya masih bisa kamu temukan tercecer di kelas-kelas kuliah bersama mahasiswa baru di kampus.
Entah itu yang lagi ngurus revisi dan wisuda, ada yang lagi pusing ngerjain skripsi, atau bahkan ada juga lho yang masih mengambil teori. Kalau kamu termasuk mahasiswa yang menua di kampus, udah gak usah malu. 4 atau 5 tahun lebih tua dari mahasiswa kebanyakan itu gak buruk-buruk amat, kok.
1. Ketika kamu bertemu teman yang “perhatian” banget nanya-nanya soal skripsi. Kamu berpikir “Ini anak emang beneran baik atau sekedar pamer?”
Temen : “Udah sampai bab berapa skripsimu bro?”
Kamu : “Gue belum daftar skripsi bro, ini lagi ngajuin judul tapi masih ditolak mulu!” (padahal belum ngajuin judul, dan masih banyak ambil mata kuliah)
Temen : “Oh, ni gw lagi nyusun Bab 4 udah hampir empat bulan nggak selesai-selesai mana pembimbing gue galak lagi, minta topiknya ini, nyuruh metodenya itu. Padahal gue pengennya semiotika aja…”
Kamu : (Dalam hati) Ah, berisik lo. KZL!
Dua bulan kemudian, ketemu temen yang sama
Temen : “Bro! syukur banget ni Bab 4 gue udah di acc. Ni gw lg ngejar sidang bulan April lo gimana udah diterima judulnya? Emang ngajuin judul apa sih, lama amat?”
Kamu : “Anu itu, yang itu-loh-penelitian-tentang-anu…”
2. Ketika akhirnya kamu ngajuin judul skripsi dan diterima, kamu bakal girang bukan kepalang, sampai kamu berjanji bakal menyelesaikan Bab 1 dalam satu bulan. Ambisi, bung!
Tapi kenyataannya…
Udah tiga bulan lewat tapi bab 1 masih belum terjamah. Satu halaman pun belum, yihaaaa~
3. Setelah berbulan-bulan lamanya kamu menjauh dari kampus, kini tiba saatnya untuk menemui dosen pembimbing, kamu berharap naskah skripsimu diterima dan bisa lanjut ke bab berikutnya.
YASSS!!! Akhirnya bisa bimbingan!
Namun, nasib berkata lain,
Kamu tenggelam dalam lembaran-lembaran kertas revisi
4. Tanpa sadar, status mehasiswa tua bikin kamu jadi insecured sendiri kalau harus berurusan dengan mahasiswa baru
Ketika masih menjadi mahasiswi baru, kenalan sama teman baru bakal kayak gini kejadiannya:
Cowok : “Hi, kenalin Arya, Hukum 2007, kamu?”
Kamu : “Reni, Psikologi 2009” (sambil masang muka manis, nyengir-nyengir sampai giginya masuk angin)
Sekarang, 2015 dijakain kenalan sama seseorang di salah satu acara kampus
Cowok : “Kenalin, aku Rudi Akuntansi 2013, kamu?”
Wajahmu yang tersenyum cerah tiba-tiba cemberut, bagai langit yang mendung. Namun demi sopan santun, kamu pun lalu menjawab : “Reni, Psikologi dua ribu sekian!”
5. Kantin Mahasiswa memang merupakan tempat yang pas untuk menghabiskan rasa penat dan lelah setelah seharian kuliah. Namun, kantin hari ini gak sama seperti kantin lima tahun yang lalu, coy.
Meski kelihatan ramai, namun kamu merasa kesepian karena udah nggak ada orang yang kamu kenal. Paling juga ibu-ibu kantin, atau abang siomay yang samar-samar ingat wajahmu tapi gak ingat namanya.
6. Kampus yang lima tahun lalu penuh dengan teman-temanmu, sekarang penuh dengan wajah-wajah asing yang nggak kamu kenal.
Ketika kamu mulai menginjakkan kaki di kampus, kamu seakan-akan berubah menjadi alien, merasa terasing. Wajah-wajah baru banyak bermunculan. Temen-temen kamu jarang keliatan di kampus lagi, karena mereka sudah sibuk dengan skripsi, pekerjaan atau keluarga mereka masing-masing
7. Meski teman-teman seangkatan sudah lenyap semua, masih ada segelintir orang yang kamu kenal di kampus, diantaranya adalah:
a. Pak Satpam
Satpam: Lho, kamu tuh masih ada di sini, ya? Angkatan berapa toh?
Kamu : Angkatan… lupa pak!
b. Ibu Kantin
Ibu Kantin : “Eh mas Bram, lama nggak ketemu, kirain udah lulus
Kamu : “Belum bu, ni kemaren masih pusing ngumpulin data”
Ibu Kantin: “Wah syukur deh kalo belum lulus!”
Kamu : “Lho, kok syukur sih bu??”
Ibu Kantin : Iya syukur, kebeneran banget ibu pengen ngasih ini” *sambil ngasih amplop berisi segepok bon-bon hutang makanan yang belum kamu bayar*
*nangis darah*
c. Saking seringnya ke Ruang Jurusan, sampai-sampai mbak front office di jurusan akrab banget sama kamu. Ciyeeee~
Kamu : “Mbak, Pak Joko udah datang belum?”
Mbak FO : “Yaelah lu lagi Roy. Belum, paling nanti jam 10-an. Gimana? Mau ngajuin sidang kapan?”
Kamu : “Hehe,,, belum mbak, ini bab 4 aja nggak kelar-kelar, yaudah aku kantin dulu ya mbak”
8. Karena udah veteran, kamu sering dianggap sebagai tetua yang mengerti tentang cerita-cerita horror di kampus. Setidaknya kamu begitu populer di acara makrab, lumayan.
Kamu : “Dulu di ruang Rektorat ada mahasiswi yang bunuh diri karena habis diputusin sama pacarnya. Sering kejadian kalo, ada cewek sendirian lewat Rektorat pas maghrib, pasti lihat penampakan.
Adik-adik kelas : “Ah yang bener bang? Jangan nakut-nakutin kita dong…”
Kamu : “Beneran, makanya sini abang temenin”
9. Tapi, cerita horror yang paling mengerikan adalah…
Mahasiswa yang nggak lulus-lulus, garap skripsi nggak kelar-kelar, jarang bimbingan padahal jatah semester udah mau abis dan bentar lagi di D.O. Itu baru horor.
10. Namun, dibalik itu semua, bukan berarti kamu adalah mahasiswa malas. Kamu kebetulan masuk ke dalam kelompok mahasiswa yang perlu waktu lebih lama buat menyelesaikan sesuatu.
Mungkin kamu punya pekerjaan lain yang menyita perhatian-mu terhadap skripsi, atau kamu sedang mengurusi bisnismu yang semakin maju. Itu berarti bahwa kamu merupakan mahasiswa yang bertanggung jawab. Kamu nggak ingin mengecewakan orangtuamu dan orang-orang tersayang.
11. Meski menyandang predikat mahasiswa tua, kamu tetap bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan skripsimu
Alih-alih menyerah dan meratapi diri, kamu justru semakin terpacu untuk segera lulus dan meraih gelar sarjana. Kamu tak peduli apa kata orang, yang penting kamu tidak mangkir dari tanggungjawabmu.
12. Kamu harus bersyukur bahwa masih ada banyak orang yang perhatian dan mencintai kamu
Suatu malam, telepon dari rumah :
“Nak, sudah makan belum? Jangan lupa makan ya, nanti sakit. Trus jangan lupa juga skripsinya dikerjain, mamah sayang kamu”
Itu hanya sebagian kecil perhatian orangtua yang diberikan sama kamu. Makanya kalau ditanya skripsi, jangan malah kesel (apalagi bohong), tapi jelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada orangtuamu.
13. Dan yang paling penting adalah bekerja keras sambil berdo’a. Sesungguhnya Tuhan bersama mahasiswa tingkat akhir tua!
Kamu jangan pernah merasa ditinggalkan dan sendirian, karena sesungguhnya kamu selalu ditemani oleh Yang Maha Kuasa.
Oke, sekarang tak perlu meratapi statusmu sebagai mahasiswa tua. Yang perlu kamu lakukan adalah tetap bersemangat dan berjuang agar gelar serjanamu dapat tercapai. Do’a kami untuk kamu. Good luck!