Sebagai generasi 90-an, tentunya banyak banget kenangan yang nggak terlupakan. Apalagi di usia-usia remaja yang penuh dengan gejolak dan tantangan. Salah satunya adalah memori anak band di masa-masa itu. Iya, nggak dimungkiri lagi bahwa citra sebagai anak band zaman tersebut memang begitu keren dan nggak jarang jadi incaran karena dianggap gaul.
Uniknya, di era segitu yang namanya anak band itu butuh perjuangan mati-matian. Beda dengan zaman sekarang yang bisa bikin musik hanya dengan komputer aja. Namun, dengan perjuangan tersebut nggak jarang menghantarkan mereka jadi terkenal hingga seperti saat ini. Beginilah yang dirasakan anak band era 90-an~
ADVERTISEMENTS
1. Patungan sewa studio musik yang paling murah. Nggak peduli di dalam pengap, alatnya nggak lengkap, pokoknya yang penting latihan!
Sebagai anak band yang berjiwa sejati, tentunya udah nggak ada kompromi lagi terkait jadwal latihan rutin. Halangan dan rintangan bukan dianggap masalah lagi, semuanya pun diusahakan demi meningkatkan kemampuan. Salah satunya adalah dengan cara nyewa studio musik. Karena keterbatasan uang, biasanya zaman segitu harus rajin-rajin cari studio yang paling murah, udah gitu nanti bayarnya patungan. Pokoknya yang penting latihan tetap jalan~
ADVERTISEMENTS
2. Datang ke studio musik rame-rame bawa temen satu geng. Padahal yang main cuma sedikit. Lainnya cuma jadi tim hore alias sekedar nonton
Di era 90-an, datang ramai-ramai ke studio band bukanlah hal yang aneh untuk dijumpai. Meski yang main biasanya cuma 4 sampai 5 orang aja, tapi teman-temannya yang dibawa bisa sampai 10 orang. Tugasnya? Ya, nggak ngapa-ngapain. Ibarat tim hore, orang-orang yang sekadar nonton ini kadang ngaku-ngaku sebagai anak band juga biar kelihatan gaul di mata teman-temannya yang lain. Meski begitu, hal tersebut sebenarnya juga bisa dijadikan sebagai ajang latihan mental lo buat dilihat banyak orang kalau manggung di depan publik.
ADVERTISEMENTS
3. Kalau nggak bisa main alat musik, tapi jadi salah satu anggota anak band, biasanya bakal disuruh jadi vokalis
Keterbatasan bukanlah halangan, kamu bisa menjadi siapa aja kalau udah jadi anak band. Sekalipun nggak bisa main alat musik, biasanya bakal disuruh pegang mik alias jadi vokalis. Tapi, setelah paham kalau vokalis merupakan anggota yang paling keren, nggak jarang yang awalnya terpaksa akhirnya malah bener-bener belajar tarik suara alias jadi vokalis yang profesional. Makanya nggak jarang kalau vokalis yang terbentuk itu awalnya nggak direncanakan.
ADVERTISEMENTS
4. Selalu ada aja kejadian konyol seperti senar gitar putus atau stik drum yang patah. Apes!
Bukan anak band 90-an namanya kalau nggak ada cobaan yang nyata. Setiap kali latihan, pasti selalu ada kejadian rutin yang bikin malas kayak misalnya senar gitar putus dan stik drum yang patah. Biasanya, hal tersebut bisa terjadi karena terlalu bersemangat saat mainin lagu kesayangan. Apalagi kalau lagunya adalah tipe-tipe lagu keras. Ngaku deh, dulu kalau bawain lagunya Avenged Sevenfold pasti kamu berapi-api banget, kan?
ADVERTISEMENTS
5. Udah latihan berulang kali, tapi nggak terkenal juga. Paling mentok cuma manggung acara perpisahan sekolah
Sebagai anak band, obsesi untuk jadi terkenal itu pasti selalu ada. Makanya wajar banget kalau misalnya seminggu bisa latihan 2 sampai 3 kali. Rela ngumpulin uang dan patungan sama yang lainnya cuma buat bela-belain sewa studio. Tapi yang bikin kesel, kadang udah rajin banget latihan, bawain lagu ini-itu dari band terkenal dalam hingga luar negeri, tetep aja nggak terkenal.
Ujung-ujungnya cuma main di acara perpisahan sekolah dan semacamnya. Namun sering kali berawal dari situlah banyak anak band yang besar dan terkenal namanya hingga saat ini. Kalau sekarang sih kayaknya udah jarang banget, ya, fenomena kayak gini. Benar-benar zaman keemasan yang nggak bisa dilupakan~