Bisa dibilang Hanung Bramantyo merupakan salah satu film maker yang cukup produktif di Indonesia. Pria asal Yogyakarta ini secara konstan selalu melahirkan film-film yang berkelas setiap tahunnya. Namun, rupanya dunia film tak hanya digunakan sebagai ajang berkreasi semata. Melalui film, suami artis Zaskia Adya Mecca ini juga menyampaikan ajaran-ajaran agama.
ADVERTISEMENTS
Di awal karir Hanung memang memulai filmnya bukan bertema religi tetapi drama percintaan.
Hanung yang lulusan Institut Kesenian Jakarta memulai karir filmnya yang bergenre drama romantis. Pada tahun 2004, nama Hanung Bramantyo mulai dikenal di dunia film lewat filmnya berjudul Brownies. Film inilah yang menghantarkan Hanung pada Piala Citra. Selanjutnya, Hanung mulai tampak rajin memproduksi film bergenre serupa seperti Catatan Akhir Sekolah dan Jomblo menjadi film yang sempat hits di kalangan anak muda. Hanung juga pernah menggarap film horor berjudul Lentera Merah dan Legenda Sundel Bolong.
ADVERTISEMENTS
Tahun 2008, Hanung mulai membuat film cinta religi yang fenomenal: Ayat-Ayat Cinta.
Nama Hanung Bramantyo semakin dikenal melalui film Ayat-Ayat Cinta. Film yang bernuansa religi ini sangat sukses pada saat pemutarannya di bioskop. Yang menarik, meski setting cerita film tersebut di Kairo, Mesir, namun pengambilan gambar delapan puluh persen tidak dilakukan di Mesir. Di sinilah kehebatan Hanung, meski gambar diambil di Indonesia nuansanya tetap Timur Tengah dan sama sekali tak terasa bahwa itu di Indonesia. Setelah kesuksesan AAC ini, ramai film-film drama bernuansa religi diproduksi oleh penggiat film tanah air.
ADVERTISEMENTS
Disusul tahun berikutnya, film Perempuan Berkalung Sorban yang menuai kontroversi.
Setelah Ayat-Ayat Cinta, Hanung mulai banyak membuat film religi. Di tahun 2009, Hanung membuat film berjudul Perempuan Berkalung Sorban. Film ini mengisahkan tentang perempuan yang hidup di lingkungan pesantren. Film yang juga diadaptasi dari sebuah novel tersebut menjadi kontroversi karena dipandang melakukan kritikan kontra produktif atas tradisi islam.
ADVERTISEMENTS
Hanung juga membuat film biopic tentang tokoh pendiri Muhammadiyah yang diberi judul Sang Pencerah.
Meski mendapat krikitan, Hanung tak jera membuat film bernuansa religi. Selanjutnya Hanung mengangkat biografi tokoh organisasi Islam Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan. Film berjudul Sang Pencerah tersebut menampilkan aktor senior Lukman Sardi. Film ini mendapat sambutan positif dari masyarakat luas. Lagi-lagi, karena film Hanung ini, setelahnya banyak bermunculan film biopic tentang tokoh nasional.
ADVERTISEMENTS
Filmnya yang bertema religi berjudul “Tanda Tanya” kembali menuai kontroversi.
Di tahun yang sama, Hanung kembali membuat film bernuansa religi. Namun kali ini, Hanung membuatnya lebih universal. Melalui film berjudul Tanda Tanya, Hanung seolah ingin mengajak penonton untuk menghargai perbedaan dan menjaga toleransi antar umat beragama. Tapi, entah kenapa film tersebut lagi-lagi mendapat kritikan dan menuai kontroversi.
ADVERTISEMENTS
Lama tak membuat film religi, tahun 2015 Hanung kembali dengan tiga film religi sekaligus…
Di tahun-tahun berikutnya, Hanung istirahat dari film religi. Namun, dia masih aktif memproduksi sejumlah film yang tak kalah menarik. Sebut saja Perahu Kertas yang diangkat dari novel Dewi Lestari dan film biografi Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Empat tahun tak membuat film religi, sepertnya Hanung mulai rindu berdakwah melalui film. Tak tanggung-tanggung, di tahun 2015, Hanung memproduksi tiga film religi sekaligus, diantaranya adalah…
1. Hijab
Film yang disutradarai dan diproduksi oleh Hanung Bramantyo sendiri ini bercerita tentang kehidupan perempuan-perempuan berjilbab di kota metropolitan, Jakarta. Dalam memproduksi film ini, Hanung berpartner bersama sang istri tercinta Zaskia Adya Mecca yang juga menjadi produser dan pemain film.
2. Surga Yang Tak Dirindukan
Menjelang lebaran, Hanung disibukkan dengan pemutaran film yang lagi-lagi bernuansa religi. Memang, film berjudul Surga Yang Tak Dirindukan ini disutradarai oleh Kun Agus sementara Hanung menjadi produser.
3. Mencari Hilal
Bersamaan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan, Hanung juga menjadi produser film bernuansa religi berjudul Mencari Hilal. Film yang disutradarai oleh Ismail Basbeth ini banyak mendapat sambutan positif bahkan dari Mentri Agama, Lukman Hakim Saifudin.
“Film ini mengajarkan bahwa cara terbaik menyikapi keragaman adalah dengan kearifan,” ujar Lukman Hakim Saifudin dalam sebuah wawancara saat menghadiri pemutaran film tersebut.
Maklum Hanung besar di lingkungan pesantren dan keluarga yang menjunjung tinggi agama, usaha istrinya pun tak jauh-jauh dari dakwah: berjualan hijab.
Tak heran bila Hanung Bramantyo begitu banyak menelurkan film-film bernuansa Islam. Kehidupan pesantren sepertinya akrab dengan Hanung. Maklum, di Yogyakarta, Hanung besar di kampung Kauman di mana daerah tersebut merupakan kampung islami. Sang Istri, Zaskia Adya Mecca pun berbisnis yang tak jauh-jauh dari dakwa yakni membuka butik jilbab.
Kesuksesan Hanung Bramantyo di dunia film tak membuatnya lupa untuk menyebarkan ajaran agama, makanya dia pun berdakwah lewat film. Sukses terus Mas Hanung!
Sebagai penggiat film yang terbilang sukses di Tanah Air, Hanung tetap ingin menyampaikan pesan-pesan agama melalui filmnya. Selain menyalurkan bakat dan berkreasi, Hanung juga tetap berdakwah.
Sukses terus deh Mas Hanung, ditunggu karya-karya selanjutnya!