Fenomena prank kian semarak dijadikan konten YouTube. Mulai dari prank gold digger sampai jadi gelandangan kayak Atta Halilintar dan Baim Wong. Banyaknya view video prank jadi bukti kalau warganet menyukai konten semacam ini.
Namun prank menjadi polemik ketika nggak dimaknai dengan bijak oleh penontonnya. Dan mirisnya, penonton konten video prank di YouTube kebanyakan adalah anak-anak. Dan belakangan ini ada fenomena miris yang diceritakan oleh seorang warganet Faiz Sadad. Simak selengkapnya.
ADVERTISEMENTS
Warganet menceritakan kelakuan adik yang meminta kakaknya mengirimkan prank hamil ke grup keluarga. Hmm!
Oke gue udah harus ambil hapenya gina…. td gina chat gini ke lulu.
ADEK GUE KENAPA SIH pic.twitter.com/ngTkJwhZ2g
— pais (@faizsadad_) September 29, 2019
Ada fenomena yang menarik untuk dibahas soal anak kecil dan konten prank. Seorang content creator @Faizsadad_ menceritakan kisah sang adik yang meminta bikin prank hamil di grup WA keluarga. Lewat pesan WA, sang adik meminta kakak perempuan (Lulu, adik Faiz) untuk mengabarkan hamil di grup keluarga. Sontak Lulu kaget, lalu memberi tahu Faiz.
Dalam potongan chat jelas Lulu melarang, namun adiknya mempertanyakan dan bilang kalau itu seru. Kakak mana yang nggak bingung jika dihadapkan hal semacam itu? Lulu beranggapan HP adiknya perlu uninstall YouTube, sedang Faiz berencana mengambil HP adiknya sekalian.
ADVERTISEMENTS
Apa yang dialami Faiz dan Lulu menjadi sinyal bahwa kita sendiri yang seharusnya mengawasi adik kita. Atau mau KPI yang turun tangan? KPAI juga?
Kakak mana yang nggak bingung menanggapi permintaan adik semacam itu? Namun semua nggak sepenuhnya salah adik. Anak kecil memang mudah terpapar tontonan. Sudah sepatutnya kita sebagai orang dewasa mengawasi anak, adik, atau keponakan kita dari tontonan yang nggak baik.
“Jadi menurut saya keberadaan KPI sudah tidak harus ada di Indonesia. Seharusnya itu (pengawasan tontonan) adalah peranan masyadakat sendiri, dan orang tua,” tukas Joko Anwar dikutip dari Kapanlagi.
Di era TV, masalah serupa pernah muncul karena sinetron. Namun nyatanya pihak yang berwenang mengatur konten penyiaran kerap kecolongan. Belum selesai masalah konten TV, belakangan mereka ingin mengawasi konten YouTube. Masih yakin? Paling bener, orang terdekat sendiri yang mengawasi sih.
ADVERTISEMENTS
Konten YouTube makin hari memang makin aneh. Video prank jadi tren, padahal mengandung unsur penipuan. Youtuber juga mesti memikirkan anak-anak nih!
Pengawasan orang dewasa terhadap tontonan anak-anak itu wajib. Meski begitu, youtuber juga mesti ikut andil dalam memberikan tontonan yang baik. Boleh dibilang, konten prank nggak memenuhi kriteria. Jika dibedah, konten prank berisi keisengan dan perilaku menipu. Tujuannya saja ingin mengerjai, berharap beragam reaksi lucu korbannya.
Orangtua mana pun pasti bakal kecewa dan nyesek mendengar anaknya hamil. Adik Faiz dan Lulu nggak bisa disalahin karena nalarnya belum sempurna mencerna tontonan. Sudah menjadi tugas kita bersama untuk mencegah hal ini terjadi lagi. Perlu ada sinergi dari orang tua atau kakak sebagai pengawas, serta youtuber sebagai pembuat konten. Nah, kalau KPI, mending awasi konten TV dulu deh yang belum bener. 😀