“Yang kamu gimana sih ngga jadi dateng ke rumah, kan ditungguin mama sama papa,”
“Oh iya, sorry banget sayang. Kemarin bos tiba-tiba ngajakin meeting gitu. Nggak bisa nolak,”
“Meeting di hari Sabtu. Paling engga ngabarin dong!”
“Iya, soalnya bentar lagi ada acara ulang tahun kantor gitu deh. Maaf ya,”
Kadang-kadang pikiran secara otomatis bisa mendeteksi adanya kejanggalan kalau lawan bicara kamu sedang berbohong. Hanya saja seringnya kamu nggak yakin atau bahkan nggak nyadar kalau kejanggalan itu dikarenakan dia sedang bohong. Sebenarnya orang bohong itu bisa dicek dengan mudah. Gesture, cara bicara, informasi yang disampaikan, jelas beda antara orang yang sedang mengatakan yang benar-benar terjadi dan yang mengatakan cerita yang dia karang-karang saja. Mau tahu? Ini dia tanda-tandanya!
ADVERTISEMENTS
1. Perhatikan matanya saat bicara. Kalau dia menghindari pandangan, kejujurannya layak kamu ragukan.
Konon katanya mata adalah jendela hati. Bibirmu bisa menyembunyikan berbagai perasaan yang kamu pendam, tapi mata kita bisa berekspresi lebih jujur daripada kata-kata yang kamu sampaikan. Salah satu tanda orang yang sedang berbohong dapat dilihat dari matanya. Kalau dia selalu menghindari pandangan, mungkin dia sedang menyembunyikan sesuatu dan dia takut ketahuan. Selain itu dia juga merasa bersalah karena bagaimanapun juga berbohong membawa beban mental.
ADVERTISEMENTS
2. Jawabannya seperti terlalu cepat, seperti sudah menyiapkan sebelumnya
Saat kamu bertanya sesuatu, perhatikan caranya menjawab. Apakah dia menjawab dengan sangat cepat? Orang yang berbohong, mungkin sudah tahu akan mendapat pertanyaan itu, dan sudah menyiapkan jawaban bohong yang bisa dipakai. Jadi saat pertanyaan itu muncul, dia nggak perlu memproses lagi. Ya gimana nggak cepat? Kan tinggal comot jawaban yang tadi sudah disiapkan.
ADVERTISEMENTS
3. Kebanyakan senyum juga bisa jadi tanda. Hmm..jangan-jangan dia mau mengalihkan perhatian aja?
“Kamu dari mana jam segini baru pulang, Ta?”
“Dari kampus, Ma. Hehehe”
“Ngapain hari Sabtu gini ke kampus?”
“Ada rapat organisasi, Ma. Hehehe”
“Sampai malam gini?”
“Soalnya agendanya banyak Ma. Hehehe”
Terlalu banyak senyum-senyum nggak selalu berarti dia ramah dan baik hati. Bisa jadi sebenarnya dia sedang mengatakan sesuatu yang nggak benar, dan dia merasa dirinya akan ketahuan. Karena itu dia senyum-senyum, antara rasa bersalah dan ingin mengalihkan perhatianmu. Waspada!
ADVERTISEMENTS
4. Perhatikan juga hal-hal yang dia katakan. Bila berantakan dan tak jelas runutannya, mungkin dia sedang memutar otak untuk memikirkan alasan
Coba simak apa yang dia katakan. Orang yang sedang berbohong harus memutar otaknya begitu keras untuk memikirkan alasan yang masuk akal. Tapi justru itu, karena panic takut ketahuan, kadang yang dia katakan malah berantakan dan nggak jelas. Bicaranya nggak runut sekaligus bertele-tele. Dari A bisa langsung ke Z, lalu kembali ke A lagi. Begitulah orang yang sedang mengarang alasan, terkadang sulit bersikap tenang, karena dia memang takut ketahuan.
ADVERTISEMENTS
5. Saat bohongnya sudah direncanakan, dia akan mengatakan banyak detil yang sebenarnya tak perlu. Itu karena dia takut ketahuan
Seseorang yang sedang berbohong sebisa mungkin berusaha membuat orang percaya. Dia berpikir bahwa dengan menceritakan setiap detilnya dengan super lengkap, kebohongannya akan tersembunyi dengan sempurna. Padahal detil-detil yang sebenarnya nggak perlu itu malah membuat semuanya jadi janggal dan nggak meyakinkan.
ADVERTISEMENTS
6. Apa dia terlalu banyak bergerak? Sesekali kamu perlu curiga. Jangan-jangan dia gugup, tuh!
Gestur tubuh adalah tanda-tanda utama. Saat orang sedang panic atau ketakutan, kadang tubuhnya membuat gesture-gestur yang nggak biasa. Begitu juga kalau dia sedang bohong. Coba cek gesturnya. Sering menyentuh bagian-bagian tubuh seperti rambut atau hidung, atau bisa juga dia bergerak jauh lebih aktif daripada biasanya, menandakan bahwa dia sedang gugup parah.
7. Seseorang yang sedang berbohong akan berusaha meyakinkan bahwa dia tidak bohong. Biasanya dia akan mengulang-ulang kalimat yang sama dengan berlebihan. Coba perhatikan
“Kemarin naik kopaja, eh kopajanya mogok, naik angkot, masa angkotnya mogok juga…”
“Iya, tadi kamu udah cerita?”
“Oh ya masa? Iya, jadi gitu. Aku beneran mau datang tapi apalah daya. Kopajanya mogok, angkotnya mogok…”
Niatnya dia ingin membuatmu yakin kalau yang dia sampaikan adalah kenyataan dengan mengulang-ulang kisah yang sama. Kalau ditambah dia ngotot menceritakan hal-hal yang nggak perlu padamu, mungkin benar dia sedang menceritakan kebohongannya padamu.
8. Seseorang yang sedang berbohong bisa menjadi sangat sensitif. Bila kamu mendebat sedikit, bisa bisa jadi malah dia yang marah-marah
Campuran antara panik, takut ketahuan, dan sedikit rasa bersalah, akan membuat dia yang sedang berbohong jadi sensitif. Kalau kamu mulai tanya-tanya menginterogasi, dia akan semakin defensif. Dan kalau kamu debat, bisa-bisa ujungnya dia yang marah.
“Jadi kamu nggak percaya? Ya udah kalau gitu! Percaya aja sama dia, sama aku nggak usah!”
Yang bohong siapa yang marah siapa. Maklum, dia takut kebohongannya tercium. Pertahanan terakhir yang bisa dia lakukan, ya cuma marah.
9. Kalau kamu iseng, cobalah tanyakan hal yang sama keesokan harinya. Kalau dia lupa, atau ceritanya berubah dari kemarin, ya udah.
Kalau kamu sedang iseng dan memang penasaran dia jujur atau nggak, coba kamu tanyakan hal yang sala satu atau dua hari kemudian. Supaya bisa membandingkan, kamu jangan sampai lupa dengan cerita dia sebelumnya. Tanyakan detilnya sekaligus. Kalau jawabannya beda dengan yang kemarin, ya kamu tahu kan apa artinya?
Orang yang bohong bisa punya beragam alasan. Ada yang sedang dalam posisi terjepit, sehingga nggak punya pilihan lain selain berbohong. Ada yang alasannya positif, artinya berbohong akan lebih baik daripada mengatakan yang sebenarnya dan membuat orang lain terluka. Ada lagi yang berbohong untuk menutupi keburukannya. Dan ada juga yang memang hobi bohong dari sononya. Nah, untuk orang terakhir ini, wajib banget kamu ketahui tanda-tandanya, supaya kamu nggak dikibuli terus-terusan.