8 Penjelasan Atas Fenomena Kejombloan Pendaki. Kenapa Anak Gunung Betah Sendiri

Mereka yang jatuh cinta pada kegiatan mendaki memang tak perlu dipertanyakan lagi loyalitasnya. Gunung yang trek nya kejam dan menyiksa aja bikin mereka jatuh hati plus selalu ingin kembali. Wajar saja jika banyak pembaca Hipwee yang mengamini kalau mereka termasuk dalam kategori pacar idaman.

Tapi di artikel “Kenapa Pendaki Gunung Adalah Pacar Idaman” yang Hipwee lansir tahun lalu banyak juga pendaki yang mengeluh kenapa dengan kualitas yang dipunya, mereka masih jomblo saja? Sebagai jawaban atas pertanyaan itu kali ini Hipwee khusus mengulasnya untukmu. Anak gunung yang jomblo, siap-siap mengangguk setuju ya :p

ADVERTISEMENTS

1. Pasangan yang ikhlas ditinggal mendaki masuk kategori langka. Cuma yang sabar dan percaya yang betah mendampingi anak gunung lama-lama

Gak banyak yang mau bertahan ditinggal lama-lama

Gak banyak yang mau bertahan ditinggal lama-lama via simomot.com

Tidak banyak gebetan atau pacar yang bisa sabar saat weekend yang harusnya jadi waktu sakral buat bersama justru digunakan untuk mencumbui berbagai puncak tertinggi di luar sana. Orang lain malam Mingguan, kok di sini malah ditinggal sendirian 🙁

Langkanya spesies yang sabar dan selalu percaya bikin kesempatan anak gunung untuk dapat pacar semakin kering saja. Kalaupun ada yang mau gak banyak yang bisa bertahan lama. Ya gimana? Boro-boro mau kencan, tiap akhir pekan aja udah penuh sama agenda pendakian….

ADVERTISEMENTS

2. Anak gunung selalu punya channel buat melepas kegalauannya. Pendakian bikin lupa kalau mereka remah-remah di urusan cinta

Pendakian bikin mereka lupa kalau mereka remah-remah dalam urusan cinta

Pendakian bikin mereka lupa kalau mereka remah-remah dalam urusan cinta via arieje.pro

Galau dapat nilai C: Naik Ungaran

Galau judul Skripsi ditolak: Naik Lawu

Galau sahabat nikah duluan: Naik Semeru

Galau ditolak kerja: Naik Rinjani

(apalah arti pacar selama masih ada gunung yang bisa didaki?)

(kemudian jadi jomblo abadi)

ADVERTISEMENTS

3. Cewek yang suka naik gunung kadang dianggap terlalu “lakik.” Sementara cowok pendaki sering dicap jarang mandi kurang dandy

Dikira jarang mandi. Dikira terlalu lakik. Wes biyasa

Dikira jarang mandi. Dikira terlalu lakik. Wes biyasa via www.jalanpendaki.com

“Hah? Yakin lo mau pacaran sama cewek yang suka naik gunung? Ntar lo kalah lakik dari dia. Hahahaha.”

“Ih, ngapain pacaran sama cowok pendaki? Dekil, item, jarang mandi lagi.”

Orang boleh berpendapat aja saja. Mungkin mereka cuma gak tahu kalau di atas puncak gunung itu kebetulan air agak susah. Dan walaupun gak mandi, pendaki yang gak jorok juga banyak kok. Mau lihat berapa pak tisu basah yang kami bawa? HMMMMM??

ADVERTISEMENTS

4. “Kalau dia kenapa-kenapa gimana? Aku gak mau ditinggal mati muda.”

Tenang. Abang gak akan mati muda

Tenang. Abang gak akan mati muda via www.kaskus.co.id

Duh, sebelumnya makasih loh perhatiannya. Tapi sini, coba duduk dulu di sebelah kami. Kami jelaskan bagaimana prosedur safety yang seharusnya dilakukan pendaki. Sebelum naik gunung kami selalu memastikan gear yang dibawa mendukung pendakian, kok.

  • Sleeping bag
  • Trekking pole
  • Sepatu trekking
  • Ponco
  • Senter
  • Webbing (buat jaga-jaga kalau butuh menarik teman di keadaan darurat)

Beberapa pendaki yang harus berpulang di alam raya jadi pelajaran yang tidak boleh terulang kedua kalinya. Kami mempersiapkan sebaik yang dibisa. Tapi bukankah kematian bisa terjadi di mana saja?

ADVERTISEMENTS

5. Pendaki gunung terkenal setia. Bahkan setia sama yang harusnya udah dilupakan sejak lama…

Sama keril aja setia, gimana sama kamu?

Sama keril aja setia, gimana sama kamu? via i1300.photobucket.com

Salah satu kualitas yang bikin pendaki istimewa adalah kesetiaan mereka. Gimana nggak setia? Pendakian mengajarkan bahwa tidak ada perjalanan yang begitu saja mudah diakhiri. Semua yang sudah dimulai harus diperjuangkan sepenuh hati.

Nah, masalahnya kadang saking setianya pendaki-pendaki ini juga terjangkit penyakit susah move on tingkat dewa. Harusnya udah diikhlaskan sejak lama, eeeh masih aja setia.

ADVERTISEMENTS

6. Anak-anak gunung juga punya kebiasaan gampang kangen sama kenangan lama. Sentimentil gitu deh mereka

Sama awan aja kangen. Apalagi sama kamu

Sama awan aja kangen. Apalagi sama kamu via anangelnino.blogspot.com

Bau tanah basah: kangen naik gunung

Tidur pakai sleeping bag di rumah: inget tidur di dalam tenda. Dingin. Tapi seneng

Pakai kemeja flanel: inget trek Sembalun di Rinjani yang dulu

Sama bau tanah yang basah habis hujan aja susah lupa. Gimana mau lupa sama mantan?

7. Di gunung aja survive tanpa bantuan SAR, malu dong di kota gak bisa survive tanpa pacar?

Di gunung aja bisa survive tanpa SAR

Di gunung aja bisa survive tanpa SAR via di-surabaya.blogspot.com

Di gunung aja bisa survive tanpa ngrepotin tim SAR. Malu lah kalau di kota yang nyaman masih gak survive walau tanpa pacar?

8. Kenapa banyak pendaki jomblo? Karena lebih gampang menaklukkan puncak gunung dibanding mengibarkan janur kuning di depan rumahmu~

Ini lebih susah dari gunung manapun

Ini lebih susah dari gunung manapun via www.flickr.com

“Mending Abang naik gunung 4 kali seminggu, Dik. Naik gunung tak seberat mendapatkan hatimu dan mengibarkan janur kuning di depan rumahmu.”

Apakah kamu para jomblo yang suka mendaki mengiyakan 8 penjelasan ini? Atau ada penjelasan lain kenapa kamu masih jomblo sampai hari ini?

Bagikan ke Hipwee dan seluruh dunia (calon jodohmu) lewat kolom komentar, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.