Para pujangga bilang, hujan itu identik dengan kenangan. Entah kenapa — kamu pun setuju saja. Bulir hujan selalu mampu membuat kenangan menjalar bagai tunas di kepala. Langit yang muram berperan sebagai wadah untuk merawatnya.
Kenangan itu tak selalu tentang mantan atau gebetan, tapi juga hal-hal lain yang dulu ada di hidupmu. Bisa saja seperti perjuangan atau harapan. Bahkan juga pertanyaan yang dulu pernah berdiam sejenak di pikiran. Pokoknya, hujan yang turun tak pernah lupa membawa kenangan untuk mampir. Tak jarang juga, kamu sengaja menikmati hujan dengan secangkir teh atau kopi bersama lagu-lagu yang terputar.
ADVERTISEMENTS
1. Untuk kamu yang hingga detik ini memutuskan tetap menunggu, seperti “Setia”-nya Jikustik…
Deras hujan yang turun
Mengingatkanku pada dirimu
Aku masih di sini untuk setia
Petikan gitar dan suara khas dari Pongki Barata selalu setia di telingamu saat hujan turun, meski bandnya sendiri sudah tidak lagi eksis. Buatmu, lagu “Setia” dari Jikustik ini persis dengan kisahmu yang ditinggalkan seseorang. Ditinggalkannya pun bukan hanya sepekan atau dua pekan, tapi sudah hampir berbulan-bulan.
Alih-alih melupakan dan melanjutkan hidup dengan kisah yang baru, hingga detik ini kamu justru memutuskan untuk tetap menunggu. Tak peduli waktumu terbuang percuma dengan harapan yang tak pasti. Setiap kali hujan yang turun selalu berhasil membawa kenangan tentangnya kembali hadir dipikiranmu. Duh… rindu itu terasa syahdu ya bersama kenangan yang sendu. 🙁
ADVERTISEMENTS
2. Biar kenangan yang hadir nggak terus-terusan membuat kamu sendu dan galau. “Mesin Penenun Hujan” dari Frau cocok banget buat membuka pikiranmu yang tersakiti olehnya.
Alunan nada yang dikeluarkan Oscar – piano kesayangan Lani Frau – untuk lagu “Mesin Penenun Hujan” memang paling cocok buat menghentakkan pikiranmu. Membangunkanmu dari keterpurukan meski hujan turun dan langit kelabu. Hatimu tak boleh ikut sendu dan galau dengan kenangan tersakiti dia. Sudah lah seperti kata Frau, kamu boleh hilang menjadi hujan, tapi setelah itu kamu akan kembali menjadi awan yang lebih cerah dan indah.
kau sakiti aku, kau gerami aku
kau sakiti ,gerami, kau benci aku
tetapi esok nanti kau akan tersadar
kau temukan seorang lain yang lebih baik
dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
tapi takkan lama, ku kan jadi awan
Teringat kenangan disakiti mantan itu sah-sah saja. Tapi kamu tetap harus move on ya gais! Tuh, dia aja udah bahagia ketemu orang baru, masa kamu masih terus aja nangis-nangis miris.
ADVERTISEMENTS
3. Alam memang bisa jadi pertanda apapun, termasuk “Firasat” datangnya rindu dan kenangan tentangnya. Dan Bang Marcel tahu banget rasanya ngarep dia kembali.
Dan lihatlah sayang
Hujan terus membasahi
Seolah turun air mata
Ya kan, di hadapan jendela kamu duduk merenung melihat air yang turun dari langit. Tanpa kamu sadari pipimu terasa basah dan menghangat, ternyata air juga ikut keluar dari dalam matamu. Apalagi waktu kamu dengar suara Bang Marcel yang diiringi musik pop yang sendu, duh… tangis pun tak bisa terbendung lagi. Pecah!
Cepat pulang
Cepat kembali, jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang
Cepat kembali, jangan pergi lagi
Harapan kamu untuk bisa bertemu dia kembali emang cuma dimengerti sama Bang Marcel dan juga alam. Jadi makin baper ya nikmatin hujannya, sabar ya…
ADVERTISEMENTS
4. “Desember” dari Efek Rumah Kaca bikin kamu sendu karena rindu dan kenangan. Tenang, selepas hujan pasti akan ada pelangi.
Lagi-lagi, tiga orang mas-mas dari Efek Rumah Kaca ini emang paling juara menciptakan elegi dari lirik-liriknya yang minimalis. Kamu yang yang sedang dirundung kemuraman saat hujan tiba, nggak cuma diajak merayakannya tapi juga dibantu untuk memulihkannya. Persis, seperti pelangi setia menunggu hujan reda…
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
Hujan boleh mendatangkan kemuraman. Tapi kelak, ketika hujan mulai datang bersama terbitnya pelangi, percaya duka dan luka pulih satu persatu. Santai ya, Gais…
ADVERTISEMENTS
5. Nggak semua kenangan akan terasa pahit ketika diingat. Bersama lagu “I Remember” dari Mocca, hujan akan datang dengan kenangan sedih yang membuatmu tersenyum.
Hujan membuat Kamu teringat masa-masa bersamanya. Tak peduli orang bilang hujan dan kenangan itu terlalu klise untuk diumbar, yang penting kamu bisa menikmatinya kembali dalam keheningan pikiran. Bagi kamu, kenangan adalah satu-satunya tempat di mana dia masih tetap seperti harapanmu, meski di kenyataan sudah terlampau jauh dari dirimu. Alih-alih menangis tersedu-sedu, mendengar “I Remember” dari Mocca justru akan membuat kamu senyum-senyum sendiri. Ya soalnya, I remember…
The way you read your books,
Yes I remember
The way you tied your shoes,
Yes I remember
The cake you loved the most,
Yes I remember
The way you drank you coffee….
ADVERTISEMENTS
6. Meski hujan datang bersama kenangan tentang dia, Kamu harus bisa bertahan seperti yang dituturkan Sheila on 7 di lagu “Hujan Turun”
waktu hujan turun
di sudut gelap mataku
begitu derasnya
kan ku coba bertahan
Udah nggak bisa kamu pungkiri, band lawas asal Jogja ini emang paling juara membuat kamu bertahan dari rasa sendu. Dia boleh pergi meninggalkanmu bersama harapan, tapi bukan berarti setiap hujan turun kamu terus saja meratapinya dengan tangis. Jangan mau kalah dengan kenangan, keluarlah dari sana sebagai pemenang. Kamu masih bisa bangkit dan membangun masa depan tanpa dia atau kenangannya. Semangat ya… jangan galau terus…
7. Saat rindu datang tiba-tiba dengan hujan, apa daya Kamu tak bisa berjumpa dengannya. Seperti “Resah”-nya Payung Teduh yang lebih resah dari kenangan…
Aku ingin berjalan bersamamu…/ Dalam hujan dan malam gelap…/ Tapi aku tak bisa melihat matamu…/
Nggak ada yang lebih bikin galau, saat kamu rindu seseorang nan jauh di sana, tapi nggak bisa berjumpa. Ditambah hujan hadir menambahi syahdunya rasa itu. Udah nikmatin aja sambil dengar lagu “Resah” dari Payung Teduh. Dijamin ya rindumu bakal lebih resah dari kenangan. Hujan, rindu atau kenangan emang sepaket deh… Nikmati aja ya!
8. Hujan di malam hari bakal lebih terasa dingin ketika “Cahaya Bulan” dari Eross Sheila On 7 feat Okta mengalun. Mengingatkanmu lagi pada perjuangan hidup beserta lika-likunya.
Perlahan sangat pelan hingga kadang kan menjelang
Cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
Disini ku berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi??
Alih-alih menikmati hujan di malam hari dengan tidur nyenyak dan buaian alam mimpi, kamu justru memilih mendengarkan alunan lagu “Cahaya Bulan” dari Eross Sheila On 7 feat Okta. Bukan hanya udara yang akan semakin terasa dingin, tapi pikiranmu tentang perjuangan hidup dan segala macam pertanyaan pun terasa semakin menggigil. Mengingatkan kamu kembali dengan lika-liku hidup yang telah kamu lalui bahkan hingga detik ini.
Cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi bangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
Bagaimana? Hujanmu sudah terasa sendu? Atau bahkan ada yang sudah benar-benar galau? Hati-hati ya, jangan sampai larut dan akhirnya saat hujan reda pun kamu masih kalut. 🙂