Kian maraknya film layar lebar buatan anak bangsa bertebaran di Nusantara, tak membuat film televisi (FTV) kehilangan penonton setia mereka. FTV masih menjadi raja bagi para remaja yang kehilangan arah. Kenapa kehilangan arah? Ya, mereka menonton film ini tanpa sepengetahuan orangtua, tentunya. Sehingga esensi yang ditayangkan dalam film ini cenderung menjadi cerminan remaja dalam kehidupan.
Namun ketika mereka telah beranjak dewasa, mereka akan mengenang film-film seperti itu sebagai candaan dan hiburan semata.
ADVERTISEMENTS
FTV menawarkan: dari judul yang ngaco, sampai artis yang berkulit mulus~
Film ini selalu memberi judul sesuka hati, tanpa pertimbangan yang berarti. Misal: “Juragan Ayu Bau Pete.” atau yang lebih irasional, seperti ini: Aku Dipaksa Jadi Perawan Gadungan. Kenapa nggak dikasih judul yang menarik tapi tetap bermutu?!
Satu hal lagi yang membuat kamu penasaran untuk menonton film jenis begini adalah karena artis yang mereka tampilkan. Nggak menutup kemungkinan dan nggak perlu kaum cowok dustakan. Hmm. Girls, tolong dipantau cowokmu kalau lagi nonton FTV, ya!
ADVERTISEMENTS
Kebanyakan anak orang kaya pasti boros dan suka foya-foya. Refleksi hidup yang nggak selalu ada di kehidupan nyata.
Kamu pasti berpikiran bahwa jadi anak orang kaya itu enak. Setiap hari hanya ada pesta dan pesta. Guys, nggak semua anak orang kaya kayak gitu kok. Ada juga anak orang kaya yang meski usianya masih muda, tapi dia berpikiran layaknya orang dewasa.
Ah, itu cuma harta dari orang tua. Hanya bersifat sementara.
ADVERTISEMENTS
Cinta selalu menjadi masalah. Hidup hanya untuk cinta, bukan untuk mencari kerja atau sekolah.
Guys, jangan heran kalau FTV selalu ngomongin cinta. Kan memang FTV ngejual cinta buat pemirsa. Biar orang pada tahu kalau cinta itu rumit atau sebagainya. Padahal perkara mencari kerja atau mencari kampus setelah lulus SMA nggak beda susahnya. Tapi, ya, namanya juga FTV.
ADVERTISEMENTS
Masalah asmara lebih utama daripada perjuangan menuju wisuda. Duh, Gusti!
Enak betul manusia! Kerjanya cuma mencari cinta, cinta, dan cinta! – Elizabeth, 22 tahun, pejuang skripsi.
Duh, Mbak, Mas. Ini kan FTV. Kalau sedang mengejar mimpi dan cita-cita sebaiknya jangan nonton FTV deh. Apalagi kamu lagi ngejar tenggat pemberkasan skripsi. Jangan iri, hidup memang janggal kalo di FTV!
ADVERTISEMENTS
Cewek kaya jadian sama cowok pedagang kaki lima, misalnya. Mungkin sih, tapi kan…kayak keajaiban dunia aja!
Perjodohan memang selalu menjadi perbincangan yang hangat bagi hampir semua orang, apalagi mahasiswi yang sudah frustasi dengan skripsi. Eh. Ada juga yang gila karena jodoh tak kunjung tiba. Terus kamu nonton FTV, yang mana cewek kaya ketemu pedagang kaki lima yang tampan luar biasa. Dan, oemji! Mereka jadian! Ya, salam.
Jodoh memang ada di tangan Tuhan. Tapi kalau ngga kamu perjuangkan, jodoh mana yang mau datang?!
ADVERTISEMENTS
Bangun tidur muka masih cantik dan berseri. Halah! Itu cuma ada di TV.
Pernah nggak, kamu bangun tidur langsung ngaca? Kita tahu betul bagaimana wajah kita setelah semalaman merebahkan lelah. Satu hal yang perlu kamu tahu lagi, jangan pernah menyamakan wajah kita dengan wajah pemeran yang ada di FTV ketika bangun dari mimpi. Guys, di wajah mereka 1000 persen penuh dengan rias. Bahkan terkesan menor, sungguh bias.
Perjuangan yang selalu berakhir dengan bahagia. Ya, ampun. Nggak semua yang kita mau bisa tercapai sesuai rencana.
Seperti biasa, si cowok dari desa itu jadian sama cewek anak orang kaya yang punya perusahaan minyak di Saudi Arabia. Atau semacamnya. Semua yang diperjuangkan dalam kisah di FTV selalu bahagia di akhir cerita. Sementara kita di sini masih harap-harap cemas soal bagaimana kelanjutan usaha yang udah kita usahakan.
Di akhir cerita kita tentu berpikir hidup di FTV itu suka nggak adil. Ya, kan ada sutradara, bukan Tuhan yang turut andil
Dan lagi, seperti biasa setelah kamu nonton FTV. Sambil menggerutu kamu bakal bilang,
“Ih, enak betul hidupnya!”
Hidup di FTV itu cuma rekaan sutradara dalam skala dan lingkup ala kadarnya. Jangan sampai terjebak dalam film yang sifatnya hanya menghibur. Usahakan, ya, apa yang habis kamu tonton langsung kamu kubur.
Guys, ingat kata Teguh Karya ini:
Celakalah sebuah generasi jika masyarkatnya dijadikan tambah bodoh oleh film yang mereka buat sendiri!
Sebagai catatan akhir, jadikan serial FTV hanya sebuah hiburan. Jangan sampai hidupmu terusik oleh kehidupan sinetron yang terlihat nikmat tanpa perjuangan. Bijaklah dalam menentukan pedoman dalam hidupmu!