Beragamnya makanan kemasan yang beredar di pasaran membuat industri-industri makanan saling berlomba menciptakan produk yang dapat memikat hati para konsumen. Berbagai cara dilakukan agar produk mereka tampak menarik pembeli, seperti membuat iklan dengan kalimat-kalimat menjanjikan, menawarkan harga promo, menggunakan jasa selebriti untuk promosi, dan lain-lain.
Mayoritas dari kita sebagai konsumen hanya berperan sebagai penikmat saja. Tak banyak yang tahu bagaimana sebenarnya produk tersebut dibuat. Padahal kebanyakan makanan dalam kemasan tak sesuai ekspektasi kita sebenarnya lho. Seperti dilansir dari Brightside, berikut sederet produk yang sering kita temui di pasaran beserta komposisi yang terkandung di dalamnya. Beberapa bahkan cukup digandrungi di Indonesia lho!
ADVERTISEMENTS
1. Sereal jagung, ada rahasia yang belum kamu tahu
Buat kamu penggemar menu sereal untuk sarapan, siap-siap patah hati, Guys. Dibalik lezatnya sereal jagung berpadu dengan susu, ternyata komposisinya tidak seperti yang kalian bayangkan. Kalian salah jika berpikir sereal ini dibuat dengan 100% jagung asli karena sebagian besar komposisinya adalah tepung jagung dan gula! Ya, kandungan gula atau fruktosa di dalam sereal ini cukup tinggi sampai ahli gizi tidak menyarankan dikonsumsi anak-anak setiap hari. Sedihnya, kebanyakan produsen tidak menyebutkan kandungan fruktosa di kemasannya 🙁
ADVERTISEMENTS
2. Keripik kentang, tidak sesehat iklannya
Kita kerap termakan iklan yang memperlihatkan proses pembuatan keripik kentang yang diolah dari kentang asli dan segar. Padahal sekitar 42 persen komposisinya berasal dari tepung kentang. Sisanya adalah minyak, tepung jagung, garam, dan zat adiktif. Padahal makanan ringan ini termasuk yang digemari di Indonesia untuk menemani waktu bersantai ya..
ADVERTISEMENTS
3. Nutella, ternyata ada batasannya lho
Siapa yang tidak suka selai fenomenal satu ini? Nutella sering terlihat di banyak film Hollywood. Tak heran jika banyak orang mencarinya. Harganya yang terbilang mahal tak menyurutkan orang untuk membeli. Namun, di antara banyak penggemarnya, hanya segelintir yang paham bahwa komposisi selai cokelat ini didominasi oleh gula. Bahan lain adalah minyak, kacang, sedikit cokelat dan susu bubuk. Sisanya bahan tambahan. Tingginya kandungan gula di dalamnya membuat para ahli hanya merekomendasikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 2 sendok makan per hari.
ADVERTISEMENTS
4. Saus tomat, isinya kebanyakan air nih
Hampir di setiap restoran, terutama restoran cepat saji, saus tomat selalu ada di meja setiap pengunjung. Orang Indonesia pun banyak yang menjadi penggemar berat produk ini. Mungkin kamu termasuk salah satu di antaranya. Tapi apa kamu tahu kalau hampir 50 persen bahan pembuatnya adalah air? Ya, air! Sedangkan sisanya adalah konsentrat tomat yang dicampur gula, tepung atau sirup jagung, dan bahan pengawet lainnya. Kandungan tomat di dalam setiap merek saus tomat berbeda-beda, tergantung kualitas dan harganya.
ADVERTISEMENTS
5. Susu kental manis, isinya gula doang 🙁
Kasus yang sempat viral akhir-akhir ini, adalah ulasan tentang susu kental manis yang ternyata bukan produk olahan susu. Satu kaleng susu kental manis memiliki kandungan gula lebih banyak daripada susu itu sendiri. Beberapa produsen bahkan mengurangi kandungan susunya dan menggantinya dengan lemak nabati dan bahan pengental buatan. Duh, padahal tujuannya minum susu ‘kan supaya sehat ya..
ADVERTISEMENTS
6. Cokelat putih
Cokelat asli seharusnya hanya terbuat dari lemak kakao yang berasal dari pohon kakao. Namun, produsen cokelat batangan biasanya mencampurnya dengan minyak sawit, minyak kelapa, dan shea butter. Bahan adiktif juga digunakan sebagai pewangi dan pengawet. Kalau sudah tahu bahannya bukan dari 100 persen cokelat begini, mengonsumsinya setiap hari jelas bukan keputusan tepat ya.
Tidak perlu menjadi ahli gizi untuk bisa memilah mana produk makanan yang aman dikonsumsi dan mana yang tidak. Apalagi di era keterbukaan informasi seperti sekarang, banyak ditemukan artikel yang berisi tips memilih makanan kemasan sehat dan aman.