Manusia pada umumnya punya 5 indra yang digunakan untuk hidup sehari-hari. Tapi, sebagian kecil di antara mereka dianugerahi indra tambahan. Kalau indra penglihatan manusia pada umumnya digunakan untuk melihat benda kasatmata, ada juga orang-orang yang bisa melihat persona yang tidak kasatmata atau arwah.
Kita sering punya stereotip kalo arwah atau penunggu suatu tempat suka mengganggu manusia dan pasti nggak baik. Atau, arwah anggota keluarga yang tiba-tiba berkunjung pasti mau memberi peringatan tentang hal buruk di masa depan.
Masa iya sih? Terus, gimana perasaanmu yang dianugerahi kemampuan untuk bisa melihat dan berkomunikasi sama arwah? Apakah hari-harimu “ngenes” karena selalu melihat hal-hal buruk dari arwah-arwah yang ditemui?
Ah, nggak juga. Selain pahit, ada juga kok manisnya. Pahit manis ini, cuma kamu yang punya indra ekstra yang mengalami!
ADVERTISEMENTS
1. Pada awalnya, kamu sering gelisah karena bisa melihat arwah. Lebih gelisah daripada nungguin nilai ujian keluar deh.
Pernah gelisah sampe nggak bisa tidur habis lihat kecelakaan atau kena semprot dosen? Kira-kira begitu rasanya ketika sadar bahwa kamu bisa melihat orang lain yang nggak bisa dilihat teman-teman atau orang tuamu.
Mungkin yang pertama kali kamu lihat bukan sosok manusia yang dalam keadaan “baik” atau berwajah bahagia. Karena seram, dia pun menguasai pikiranmu berhari-hari. Penasaran tentang siapa dia, sekaligus gelisah apakah besok kamu akan bertemu dia lagi atau “orang-orang lain” yang lebih mengejutkan.
Awal menyadari bahwa kamu bisa melihat mereka juga bikin kamu penasaran, “Dari mana aku mendapat bakat ini?”. Well, kebanyakan orang mendapat bakat itu secara turun-temurun, entah dari orang tua atau kakek dan nenek. Tapi, ada juga yang bisa melihat arwah karena pernah kerasukan sehingga arwah-arwah akan lebih mudah ‘menyentuh’ dirinya.
“Duh, kenapa sih Mbak itu galau terus? Ini udah 2016, hellaaaaw~”
“Mbak-mbak mana sih?”
“Itu lho yang di pojokan!”
“Ngelindur ya? Nggak ada orang di situ!”
“… Serius?”
ADVERTISEMENTS
2. Karena ini anugerah tersendiri, pelan-pelan kamu mulai menerima dan mencoba berteman dengan mereka.
Walau kadang sulit, tapi pelan-pelan kamu mulai menerima kelebihanmu. Pelan-pelan kamu juga menerima bahwa mereka dulunya juga sama sepertimu, manusia yang pernah hidup jauh sebelum kamu. Maka, kamu mulai membuka pertemanan sama mereka. Mungkin orangtuamu juga berpesan, “Jauhi yang jahat, berteman dengan yang baik. Ucapkan salam ke semua yang kamu temui.”
Tapi, berteman dengan mereka juga membutuhkan proses yang panjang. Kamu nggak bisa langsung ngobrol sahut-sahutan seperti ngobrol dengan kenalan baru. Nggak jarang juga ada arwah yang belagu, baru ditatap udah pergi. Tapi, kamu paham bahwa arwah nggak akan seterbuka itu dengan manusia.
ADVERTISEMENTS
3. Cukup mengenal mereka bikin kamu sadar kalo nggak semua arwah itu mengganggu seperti di film-film horror.
Semakin lama berteman dengan mereka, kamu semakin paham kalo sifat-sifat arwah itu sama kayak manusia (mereka dulu juga manusia, lho). Ada yang baik, ada juga yang nggak baik. Nggak semua arwah yang menjadi penunggu suatu tempat atau benda itu jahat dan nggak semua arwah itu serem kayak di film-film horor!
Kalau kamu denger cerita temenmu didatengin satpam tanpa kaki di kampus pas tengah malam, justru kamu pengen noyor temenmu karena masih aja beraktivitas di waktu para arwah mau beraktivitas. Kamu juga lebih menghargai jam-jam krusial dengan segera tidur atau menghentikan aktivitasmu dan mempersilakan mereka ‘gantian’ beraktivitas.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Sama kayak manusia yang masih hidup, mereka juga mau mendengar curhatmu dan memberi nasihat yang perlu.
Asiknya berteman sama mereka, kamu jadi punya temen curhat tambahan. Kadang tanpa kamu cerita sampe detil, mereka udah tahu apa yang kamu rasakan. Walau mereka nggak setiap saat nongol dan ngasih nasihat panjang-lebar kayak temen curhat nyata, tapi kamu bisa dapet saran dari sudut pandang lain.
Dalam beberapa kejadian, ada juga arwah yang pengen sesuatu yang lebih. Maksudnya, di antara mereka juga pengen jadi temen setia yang ngikutin ke manapun kamu pergi. Selagi maksud dia baik, misalnya untuk melindungi dan gak minta imbalan apapun, bisa dipertimbangkan juga.
ADVERTISEMENTS
5. Berteman sama mereka juga punya sisi pahit. Repot dan bingung kalo tiba-tiba mereka minta hal yang aneh-aneh.
Berteman atau sekadar ngobrol sama mereka juga nggak selamanya mulus. Kalo kita repot dan gelisah pas temen tiba-tiba menjauh, mereka bisa bikin kita pusing kalo udah minta macem-macem hal. Bisa permintaan yang sederhana dan realistis, bisa juga hal-hal yang ribet. Minta kopi pahit dan kembang tujuh rupa masih biasa, tapi gimana kalo minta darah? Nah lo, repot ‘kan?
Tapi, permintaan yang aneh-aneh itu (kayak minta darah) masih bisa ditawar kok. Beberapa permintaan itu juga datang karena ada keinginan mereka yang belum tercapai saat mereka masih hidup. Kalo disuruh menyatakan cinta ke gebetan abadinya, kamu mau nggak? :p
6. Arwah bisa baper dan bikin kita baper. Sedih juga kalo mereka menceritakan bagaimana mereka meninggal.
Kita nggak akan pernah tahu kapan, di mana, dan bagaimana kita meninggal nantinya. Begitu juga mereka ketika dulu hidup. Beberapa di antara mereka meninggal dalam keadaan yang nggak siap, misalnya karena kecelakaan. Sering mereka bercerita gimana mereka meninggal dan kamu yang mendengar juga jadi baper, kasihan sama mereka yang meninggal tapi masih punya tanggungan keluarga.
Tapi, ambil hikmahnya aja. Jadikan pelajaran supaya kamu siap menghadapi kematian yang datang tanpa bisa diduga dan semoga nggak mengalami hal yang sama.
7. Bergaul sama mereka bikin kamu lebih bisa mawas diri dan tegas menentukan batas kedekatan.
Punya anugerah bisa melihat dan komunikasi sama arwah bikin kamu punya kewajiban nggak langsung untuk bergaul sama mereka. Risikonya, kamu harus pandai bergaul sama mereka karena kamu sendiri yang bisa melihat mereka. Positifnya, kamu bisa lebih mawas diri. Mawas diri dalam arti bahwa kamu harus pandai juga menempatkan posisimu di antara mereka. Jangan sampai kamu memperalat mereka dan sebaliknya, jangan sampai mereka memperalat kamu. Bertemanlah dengan wajar dan tanpa tendensi apapun. Harus berani menolak kalau mereka mulai memperalat kamu karena kamu pun nggak meminta punya anugerah itu ‘kan?
Nggak serem-serem amat ‘kan ya bisa melihat arwah? Toh dulu mereka juga pernah hidup seperti kita. Perlakukan mereka seperti kamu memperlakukan manusia juga karena mereka masih bisa marah, sedih, bahagia, bahkan baper. Buat kamu yang baru aja bisa melihat arwah, jangan pernah takut sama mereka. Anggaplah mereka teman tambahan walau nggak bisa kamu ajak hang out di kafe nge-hits!
Kamu juga bisa langsung tanya ke Sara Wijayanto untuk tau lebih banyak kisah mereka, hihi.