Bobo, teman bermain dan belajar!
Zaman masih kecil dulu, selain nonton kartun atau main sama teman, ada satu lagi hal yang paling ditunggu anak-anak generasi 90-an. Ya, apalagi kalau bukan menunggu majalah Bobo terbit? Saat itu, Bobo layaknya media sosial untuk generasi milenial. Soalnya baca majalah Bobo itu bikin candu dan bakalan nangis kalau kelewatan satu edisi saja. Apalagi kalau edisinya punya bonus yang limited edition, bakal rela nabung jauh-jauh hari biar bisa beli.
Majalah dengan ikon kelinci berwarna biru ini banyak yang menyangka kalau asli dari Indonesia. Ya, anggapan tersebut nggak salah juga sih, mengingat setiap isinya mencerminkan anak Indonesia banget saat itu. Selain daerah asal, ada beberapa fakta soal majalah Bobo ini yang jarang diketahui banyak orang. Biar informasimu makin bertambah, sekaligus nostalgia masa kanak-kanak, yuk, kepoin fakta-fakta menarik seputar majalah legendaris satu ini!
ADVERTISEMENTS
1. Majalah Bobo memang merupakan pionir dalam dunia majalah anak di Indonesia. Namun ternyata majalah berasal dari Belanda
Kenyataan memang pahit, tapi paling nggak kamu jadi tahu kebenarannya. Sama seperti ketika mengetahui kalau majalah Bobo ternyata nggak asli dari Indonesia. Iya, majalah ini ternyata asalnya dari Negeri Kincir Angin, Belanda. Ide untuk membeli lisensi penerbitan dari majalah ini berasal dari PK Ojong dan Jakob Oetama. Dua orang ini lalu mencetuskan untuk menggabungkan rubrik anak-anak di sebuah koran nasional saat itu dengan Bobo versi Belanda. Hasil penggabungan itu jadi deh majalah Bobo yang Indonesia punya!
ADVERTISEMENTS
2. Nama-nama tokoh ikonik di dalamnya pun terinspirasi dari nama Belanda. Seperti nama Bibi Titi Teliti yang nama aslinya Tante Pieta Secuur
Karena asalnya memang dari Belanda, beberapa tokoh ikonik turut diberi nama yang terinspirasi dari majalah aslinya. Selain Bibi Titi Teliti, ada Paman Gembul yang diambil dari nama Oom Slokop. Coreng diambil dari Krabbel sedangkan Upik dari nama Boemsi. Ada juga Bibi Tutup Pintu yang terinspirasi dari nama Tante Deur-Dicht dan Tut-tu dari nama Tsjoek-tsjoek. Sedangkan nama Bobo akan tetap Bobo. Kalau diganti nanti judul majalahnya juga bukan Bobo lagi. 🙁
ADVERTISEMENTS
3. Kalau kamu penasaran bagaimana sosok Bobo dalam dunia nyata, kamu bisa mampir ke akun YouTube majalah Bobo Belanda
Selama ini kita hanya mengenal Bobo and the gank lewat versi gambarnya saja. Namun kalau penasaran bagaimana sosok mereka dalam dunia nyata, kamu bisa melihatnya di akun YouTube Bobo Belanda. Di sana kamu nggak perlu bayangin lagi wujud rumah para kelinci yang berada di atas pohon itu, pun dengan isi dalam rumahnya. Semuanya tampak asli seperti kehidupan manusia normal.
ADVERTISEMENTS
4. Berikut adalah cover majalah Bobo yang pertama kali beredar di Indonesia. Saat itu majalah Bobo dijual seharga Rp20 aja!
Cover majalah Bobo dari tahun ke tahun memang mengalami perubahan. Makin ke sini, ilustrasinya makin aduhai karena perkembangan teknologi. Namun meski cover-nya makin ciamik, nggak ada salahnya lo kamu menengok sampul pertama majalah yang kali pertama terbit tahun 1973 ini. Harga edar pertamanya pun relatif terjangkau. Hanya Rp20 untuk satu majalah yang berisi dengan 16 halaman.
ADVERTISEMENTS
5. Rubriknya pun masih sederhana. Nggak seperti sekarang yang semakin lengkap dan variatif
Majalah Bobo tanpa rubrik tuh ibarat makan tanpa nasi, hampa! Nah, di edisi pertama majalah Bobo pun sudah dilengkapi dengan berbagai rubrik. Hanya saja setiap rubriknya masih sederhana. Saat itu rubriknya hanya berisi beberapa cerita bergambar, beberapa cerita pendek, dan beberapa ulasan aktivitas anak-anak semisal mewarnai, menyambung titik, mengikuti garis, membedakan gambar, dan menebak gambar. Belum ada tuh yang namanya artikel ulasan tentang ilmu pengetahuan seperti majalah Bobo zaman sekarang.
ADVERTISEMENTS
6. Meski berasal dari Belanda, tapi ada beberapa rubrik yang hanya ada di majalah Bobo Indonesia sampai saat ini
Tenang-tenang, meski aslinya dari Belanda, ada beberapa rubrik di dalam majalah Bobo yang hanya akan ditemukan di Indonesia. Beberapa rubrik tersebut adalah Oki dan Nirmala serta Bona, Gajah Kecil Berbelalai Panjang. Oki dan Nirmala merupakan kisah kurcaci cilik yang nakal dan suka membuat ulah. Namun kenakalan Oki selalu bisa beres karena kehadiran peri cantik bernama Nirmala. Duh, coba di dunia nyata ada sosok baik seperti Nirmala ….
Sedangkan Bona, Gajah Kecil Berbelalai Panjang merupakan cerita tentang seekor gajah bernama Bona dan sahabatnya yang seekor kucing bernama Rongrong. Ada saja yang dihadapi persahabatan dua hewan ini, tapi untung saja belelai Bona selalu bisa diandalkan.
Memang agak bikin kaget, ya, dengan kenyataan kalau majalah Bobo ini bukan asli Indonesia. Namun mengingat Bobo sudah setia menemani masa bermain dan belajar anak Indonesia sejak tahun 70-an, rasanya kurang adil kalau kita nggak berterima kasih pada kehadiran majalah satu ini. Meskipun sekarang Bobo sudah punya banyak saingan, paling nggak selalu ada ruang untuk si kelinci biru berbaju merah ini di kenangan kita. Iya, nggak?