Jangan berpikir bahwa kehilangan pacar atau teman terdekat adalah hal yang paling menyedihkan dalam hidup ini. Tidak. Hampir semua orang sepakat kalau kehilangan orangtua adalah hal yang paling buruk yang dirasakan seorang anak. Terutama kehilangan figur seorang Ibu. Bagi yang belum pernah merasakan tentu nggak tahu betapa menyakitkannya kehilangan sosok yang mengandung, melahirkan, serta merawat kita sedari kecil hingga kini kita sudah merasa mampu melindungi dan mengayominya. Walaupun, sebenarnya justru kitalah yang masih berada dalam lindungannya.
Mau tahu bagaimana rasanya ditinggalkan oleh orang yang paling kita cintai dalam hidup? Beberapa kawan Hipwee ini akan bercerita tentang duka yang belum pernah kamu rasakan. Mudah-mudahan bisa membuat kalian yang masih punya sosok Ibu di rumah untuk lebih bersyukur dan tidak menyia-nyiakannya barag sedikitpun. Simak!
ADVERTISEMENTS
Bak mimpi buruk, kehilangan ibu seperti petir yang terus mencambuk setiap hari
Nggak ada hujan nggak ada awan mendung, berita perginya seseorang yang kita cintai pasti berakhir terdengar seperti petir yang menyambar lantang. Rasa pilu yang belum pernah kita rasakan sebelumnya. Dibilang tidak siap, ya sampai kapanpun akan tidak siap, walau kita sadar cepat atau lambat ini pasti akan terjadi.
”Aku ingat banget, waktu itu aku masih kelas 2 SMA. Masih di kelas. Tiba-tiba guru memanggil dan menyuruhku ke ruang guru. Di sana ada om dan tante yang tiba-tiba memeluk sambil nangis. Aku heran, kenapa? Terus dikasih tahu kalau ibuku udah nggak ada. Di situ aku nangis teriak-teriak nggak karuan. Sumpah, sakit banget waktu itu.” -Elliana, Mahasiswi Arsitektur. 21 tahun
ADVERTISEMENTS
Tidak pernah ada kesedihan yang sedalam kehilangan Ibu. Pukulan telak bagi kami saat ingat pernah melukai hatinya
Kalau ada yang berkata bahwa kehilangan sosok pacar atau teman adalah hal yang paling menyakitkan, kita semua salah. Mereka yang mengalami kesedihan karena terluka setelah kepergian ibu adalah kesedihan abadi. Apalagi saat ingat beliau masih hidup, kami selalu berhasil membuatnya menangis. Tingkah pola buruk kami yang mengecewakannya selalu sukses menampar hati Ibu setiap hari.
”Gue inget banget, tiap hari gue diomelin karena ngebantah semua omongan nyokap. Gue disuruh kuliah, gue malah main PS. Gue dikasih duit bayaran kuliah eh malah gue pakai untuk mabok. Pas nyokap meninggal, shit! Nangis gue berhari-hari. Nyesel gue. Demi Tuhan.” Indra, 23 tahun.
ADVERTISEMENTS
Dan selamanya kami hanya bisa menahan rindu yang sangat dalam. Hingga kerinduan ini hanya kami tumpahkan lewat doa di setiap sujud menghadap-Nya
Takdir memang sudah digariskan. Termasuk takdir kehilangan orangtua. Awalnya mereka tidak menginginkannya, tapi kehendak Tuhan siapa yang bisa melawan? Hari demi hari dilalui, justru yang paling berat bukanlah kepergian melainkan kerinduan yang sulit disampaikan. Mengungkapkannya? hanya lewat doa saat sedang sujud menghadap pemilikNya
Sakit banget cuy pas lo kangen sama nyokap tapi lo nggak bisa nyamperin ke dia. Tiap malam gue cuma bisa nangis, nyesel. Rasanya tuh cepet banget. Jujur, gue nggak siap. Nggak pernah siap ngerasain ini. Tapi yaudalah mau gimana lagi. Tuhan udah menakdirkan begini ya gue terima. Kalau dibilang ikhlas…entahlah. -Andini, 27 tahun.
ADVERTISEMENTS
Andai kalian tahu, kami selalu iri saat melihat teman sebaya yang masih disayang dan diperhatikan oleh ibunya. Ada rasa nyeri saat ingat ”Oh iya ya, ibuku udah nggak ada.”
Mungkin kalian nggak merasakan dan nggak pernah mengerti. Betapa besar nestapa yang dirasakan saat memergoki teman sedang berbincang, diusap kepalanya, atau bahkan dimarahi oleh ibunya. Hal-hal sederhana ini seringkali bikin iri. Ada perasaan ingin kembali bisa menemui masa-masa seperti itu lagi.
Damn, aku paling nggak sanggup pas lihat temenku lagi disisirin Ibunya. Sakit banget rasanya. Iri minta ampun. Inget banget dulu pas udah mandi, ibuku manggil buat nyuruh berdiri di cermin. Terus disisirn sambil ngelus-ngelus kepalaku. Ya Tuhan..kangen ibu – Dwi Fitria, Pegawai Bank, 24 tahun
Duka cita adalah hal yang wajar dirasakan manusia. Pahit, manis, suka dan duka adalah dinamika kehidupan. Oleh sebab itu selalu persiapkan diri untuk ditinggalkan. Siap atau tidak siap, perasaan susah hati kehilangan orangtua pasti akan dirasakan. Entah besok, lusa, atau…hari ini. Yang bisa kita lakukan kemudian hanyalah memanfaatkan setiap jam, menit, dan detik kesempatan yang ada untuk berupaya mempersembahkan kebahagiaan terakhir bagi mereka agar tak harus menyesal di kemudian hari.
Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me!