Salam ganesha!
Zaman kuliah memang zaman penuh keseruan. Mulai dari masa orientasinya yang malu-maluin, hingga semester-semester akhir yang banyak diisi doa semoga TA cepat kelar. Cerita-ceritamu sebagai mahasiswa membuat salah satu episode hidupmu ini nggak terlupakan. Apalagi kalau kamu berasal dari kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu universitas terbaik dan terkece di Indonesia.
Perjuangan untuk bisa masuk di universitas favorit dalam negeri ini jelas nggak bisa kamu lupain gitu aja. Apalagi kenangan-kenangan manis nan memalukannya yang bikin kamu diterjang rindu saban waktu. Entah kamu masih berstatus mahasiswa dan lagi liburan semester, atau sudah jadi alumnus.
Lewat artikel ini, Hipwee mau membangkitkan ingatanmu tentang Kampus Ganesha, Kampus Nangor, dan apa yang pernah kamu lalui di dalamnya. Yuk simak!
ADVERTISEMENTS
1. ITB adalah salah satu universitas terbaik yang Indonesia punya. Nggak tergambar deh senangnya waktu kamu dinyatakan diterima
Bahkan dari zaman sebelum kemerdekaan, ITB sudah tercatat sebagai salah satu kampus terbaik di negeri kita. Selain statusnya sebagai institut teknologi tertua, sampai sekarang mahasiswanya terkenal dengan inovasi dan prestasi mereka di tingkat nasional dan internasional. Dari lomba cyber security, paduan suara, sampai debat bahasa Inggris, macam-macam deh kompetisi yang berhasil dijuarai oleh para mahasiswa ITB. Nah, diterima di ITB, berarti kamu diakui punya potensi yang setara dengan kakak-kakak kelasmu ini. Boleh dong bangga.
“Eh, Alif! Mau lanjut kuliah di mana lo Bro?”
“ITB. Hehe.”
“Widiiiih. Serius? Selamat yak! Gak nyangka, pinter juga lo!”
ITB juga sempat menjadi rumah bagi presiden pertama dan ketiga Indonesia, Pak Karno dan Habibie. Hehe. Hati jadi membuncah karena sekarang kamu punya satu kesamaan dengan dua orang hebat dan menginspirasi ini.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu gak cuma bahagia karena diterima di ITB aja. Tapi juga karena bisa pindah ke Bandung, kota yang cepat bikin jatuh cinta
Diterima di ITB, berarti kamu harus siap merantau ke Bandung. Bukannya sedih, kamu justru semangat menyambut kesempatan ini. Kenapa? Karena Bandung adalah kota yang cepat membuat siapapun jatuh cinta! Gak cuma penduduknya yang ramah-ramah, kasep-kasep dan geulis-geulis. Tapi juga jejeran kafe, FO, art shop dan ruang kreatif lainnya yang bisa kamu temukan di sana. Menghabiskan 4-5 tahun di Bandung adalah hak istimewa yang tak semua anak muda punya. Kenangan atas kota ini akan terus terekam otak dan terbawa hatimu sampai kamu dewasa.
ADVERTISEMENTS
3. Sementara buatmu yang memang asli Bandung, masuk ITB udah kayak gak pindah sekolah. Ketemu si itu lagi, itu lagi!
Banyak anak ITB yang gak cuma teman kuliah, tapi juga teman SMA. Waktu masih SMA, kamu ke mana-mana sama mereka, dari ikutan ekskul, ke kantin, shalat, sampai pulang juga bareng. Karena udah klop banget pertemanan yang udah terjalin, kalian jadi kepingin juga deh sekampus bareng.
Memang dasarnya punya kesamaan banyak — bahkan cita-cita yang gak jauh berbeda. Akhirnya begitu kuliah, muka orang yang dilihat pun itu lagi itu lagi. Maneh lagi, maneh lagi.
ADVERTISEMENTS
4. Masa-masa awalmu di ITB gak lengkap tanpa OSKM dan OSPEK Jurusan yang sukses bikin lenganmu pegal dan badanmu berlumur oli
Ini nih yang bikin deg-degan kamu waktu masih jadi maba! Pikiran-pikiran semacam “Nanti bakal diapain, ya?” “Duh, nanti aku pasti disuruh yang malu-maluin” udah menghiasi mimpi-mimpimu menjelang OSKM dan OSPEK Jurusan! Memang sih, cobaan yang datang ke kamu pas masa orientasi gak main-main. Dari disuruh panas-panasan, push up, diberi tugas-tugas aneh di luar nalar manusia, sampai mandi oli bareng-bareng pas penutupan OSPEK anak mesin misalnya. Iyuh banget nggak sih kalau ngebayangin?
Alhasil besoknya para cowok ada yang botakin kepala karena males ngurus rambut yang penuh oli, sementara para cewek potong rambut jadi pendek. Hipwee bingung, mandinya pakai apa ya buat menghilangkan olinya? Sabun pencuci piring mungkin? ;p.
ADVERTISEMENTS
5. Tapi OSKM dan OSPEK Jurusan ITB yang berat ini akhirnya jadi cerita seru. Bisa juga melatih mentalmu untuk dunia kerja dan kuliah yang gak kalah berat.
Mungkin kamu awalnya bete, atau jengkel juga karena masa orientasi ini. Berat sih memang, apalagi buat kamu yang merantau. Belum dapat teman, jauh dari orangtua, pun bingung berkeluh kesah ke siapa.
Tapi lambat laun kamu jadi mengerti arti dari diselenggarakannya masa orientasi seperti ini. Bakal banyak kisah dan makna yang kamu dapat dari kegiatan-kegiatan selama orientasi.
OSKM dan OSPEK Jurusan ITB akhirnya jadi cerita seru yang mendekatkan maba dan kakak kelas mereka bagai keluarga. Inilah salah satu hal yang menempamu jadi mahasiswa ITB seutuhnya.
Kamu pun diajarkan untuk nggak jadi anak manja, karena OSKM dan OSPEK Jurusan ini belum seberapa dibandingkan dengan dunia perkuliahan dan kerja selanjutnya. Perjuanganmu masih panjang, jadi kamu gak boleh patah arang.
ADVERTISEMENTS
6. Meski maba, kamu nggak sempat buat homesick dan kesepian. Maklum, anak-anak satu fakultasmu cepat jadi teman
Solidaritas yang tumbuh dari masa orientasi jelas banget membuat kamu nggak bakal kesepian! Selain itu juga, kampusmu yang “hidup 24 jam” bikin kamu kalau lagi merasa sepi bisa langsung meluncur ke sekre. Orang-orangnya selalu available nemenin kamu, WiFi-nya pun anti lemot dan nyala 24 jam. Asik~~
7. Kamu juga akan kenal dengan yang namanya himpunan. Bahkan, jaket himpunan ini bakal lebih sering kamu pakai daripada jaket almamater
ITB terkenal karena mahasiswanya yang selalu solid dan akrab satu sama lain. Salah satu medium keakrabannya… apa lagi kalau bukan himpunan? Di sinilah kamu bisa berkenalan dengan mahasiswa satu jurusan serta senior yang punya segudang informasi, baik akademik maupun non-akademik. Acaranya juga macam-macam, dari studi banding sampai sekadar nongkrong di sekre. Yang mau punya banyak teman mumpung masih muda, memang nggak ada salahnya masuk himpunan!
PS: Jaket himpunan biasanya dipakai jauh lebih sering daripada jaket almamater
PPS: Jaket himpunan sering terlihat di tempat-tempat seperti masjid, rental komik, bahkan mall dan kampung mahasiswa si empunya.
8. Gak cuma himpunan aja. Kamu juga bisa memilih bergabung dengan organisasi kampus yang gak kalah banyak macamnya
Udah aktif banget di himpunan, eh ternyata kamu masih juga belum puas. Langsung deh kamu juga ikutan organisasi kampus. ITB punya segudang organisasi kampus yang bisa kamu pilih sesuai bakat atau minatmu. Yup, biarpun namanya institut teknologi, jangan dikira ITB cuma mengurusi hal-hal berbau geeky dan teknik. Kamu juga bisa gabung sama Student English Forum-nya, Persekutuan Mahasiswa Kristen-nya, Unit Renang dan Polo Air-nya, sampai Klub Burung dan UKM Tari Piring! Tinggal klub pencari jodoh doang deh yang kayaknya belum ada.
Nah, dari organisasi kampus ini, teman yang didapat semakin banyak, ilmu dan pengalaman pun juga demikian. Duh, kalian ini aktif-aktif banget ya.
9. Karena ini ITB, layaklah kita bahas sisi akademisnya. Yup: makin lama, kamu makin mengerti bahwa kuliah di sini bukan cuma kebanggaan. Melainkan juga perjuangan.
Udah kuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia, satu almamater dengan orang-orang ternama negeri ini, menang banyak perlombaan juga, siapa yang nggak bangga? Nah, kebanggaanmu ini ternyata harus berjalan selaras dengan kemauanmu untuk berjuang. Kuliah itu berat, Saudara. Apalagi kuliah di ITB.
Nggak hanya waktu OSKM dan OSPEK Jurusan aja, kamu juga harus bersaing sengit saat penjurusan kuliah, rela gak tidur demi mengerjakan tugas yang seabrek, belum lagi membagi waktu antara kuliah-organisasi-himpunan-tidur-makan. Jangan sampai deh IPK kamu terjun jadi Nasakom! Eh. Sori. Gak boleh sebut-sebut IPK ding ya…
10. Yup. Di sini, ada sebutan “SARIP” buatmu yang disebelin sama teman-teman
SARIP, peraturan tak tertulis yang disepakati para mahasiswa ITB. Sebutan yang kepanjangannya “Suku, Agama, Ras, dan IP” ini patut dihormati dan gak akan pernah bisa diamandemen.
Jangan pernah deh nanya hal-hal macam:
“Eh, IP lo berapa?”
“Kok lo diem aja sih gue tanya juga? IP lo berapa sih?”
Karena setelah kamu nanya begitu, teman-temanmu pasti langsung males sama kamu. Bahkan mereka mungkin bakal bilang ke teman yang lain: “Gue males ah sama dia. Dia SARIP, sih”.
Duh, ternyata kamu sensitif banget ya soal IP. Hipwee maklum sih. Udah tuna asmara, IPK jelek, lagi. Siapa sih yang gak sensitif kalau kayak gini?
11. Kuliah di ITB juga berat karena kamu harus bersaing dengan teman untuk masuk jurusan pilihan. Yup, setelah satu tahun kuliah, baru deh kamu tahu jurusanmu apa
Ketika pertama kali diterima di ITB, kamu baru tahu fakultasmu apa. Tapi, belum tahu akan mengambil spesifikasi jurusan yang mana. Ini nih yang bikin sistem penjurusan ITB unik dibandingkan universitas-universitas lain di Indonesia.
Nah, karena adanya sistem penjurusan ini, di semester-semester awal para mahasiswa pun jadi senggol bacok. Belajar habis-habisan buat masuk jurusan pilihan. Maklum, kamu harus bersaing ketat dengan teman seangkatan satu fakultas untuk merebut kursi yang tersedia. Btw, kamu jadinya masuk jurusan apa?
12. ITB juga punya fakultas non-teknik dan non-sains lho. Halo, SBM dan FSRD!
Biarpun namanya ITB, kampus ini juga punya fakultas non-teknik dan non-sains. Hipwee melihat ke arahmu, anak-anak SBM dan FSRD. Oh iya, biasanya sih mahasiswa kedua fakultas ini bisa banget dibedain dari mahasiswa teknik. Apa bedanya? Anak Teknik terkenal lusuh-lusuh! Mungkin karena jarang mandi kali ya, toh juga kalau gak mandi… gak bakal ketahuan. Ada tuh yang mandinya cuma 2 hari sekali. Berbanding terbalik banget sama anak SBM yang penampilannya perlente setiap muncul di kampus.
Tapi, dari semua mahasiswa ITB itu yang paling anti mainstream ya siapa lagi kalau bukan penghuni Fakultas Seni! Keunikannya yang kamu sendiri bisa lihat dari penampilan dosennya hingga mahasiswanya, udah langsung menunjukan identitasnya. Gimana nggak? Rambutnya yang warna-warni dan pakaiannya itu lho nggak kalah berwarna juga dengan rambutnya…
13. Karena mayoritas jurusan di ITB dikuasai cowok, mahasiswi pun jumlahnya minim. Tapi jangan salah, cewek ITB itu bening-bening
Biarpun ada lebih banyak mahasiswi daripada mahasiswa di ITB, ini sebenarnya bukan masalah besar. Pasalnya, cewek ITB punya charm yang khas. Kecerdasan dan daya juang mereka gak perlu kamu ragukan lagi. Mereka juga gak terlalu ribet dengan makeup, dan dengan kesederhanaan penampilannya, cewek-cewek ITB tetap terlihat menarik.
Kalau ada mahasiswi ITB yang single, buruan dijadiin pasangan atuh. Jangan sampai ditikung duluan. Peminatnya banyak, tuh.
14. Gak dapet cewek ITB juga bukan akhir dunia. Masih ada cewek-cewek UNPAD Dipati Ukur yang manis senyumnya~~~
Sedikitnya populasi mahasiswi ITB juga mendorong cowok-cowoknya untuk melirik kampus sebelah. Mana lagi selain UNPAD Dipati Ukur? Makanya jangan heran kalau banyak cowok-cowok ITB ini sering mampir ke UNPAD, entah berkedok organisasi ataupun mengunjungi teman lama.
Ada juga sih yang masih kekeuh sama pilihannya untuk cari yang sama-sama ITB, tapi apa daya, untuk mendapatkan sang pujaan hati yang sekampus itu perlu kegigihan yang kuat karena saingannya besar. Untung ada yang geulis-geulis di kampus seberang, kalau nggak kan kasian juga banyak yang jadi fakir asmara ;p.
15. Selain cari jodoh, mahasiswa ITB juga senang jalan-jalan. Pas weekend, ada aja jadwal naik gunung/menjelajah Kabupaten Bandung
Letak kampus ITB di Bandung dekat banget sama Jalan Dago. Ya bohong banget kalau kamu nggak ada niat dari awal untuk kuliah sekalian jalan-jalan ;p. Sementara kalau udah weekend, kamu bisa meluangkan waktu bareng teman-teman himpunan untuk menjelajahi wisata alam di berbagai penjuru Kabupaten Bandung. Ini nih yang namanya sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui!
16. Puas jalan-jalan, begitu balik ke kampus kamu harus balik belajar. Maklum, ITB terkenal dengan sistem drop out-nya yang seram.
Untuk menjaga kualitas pendidikannya, ITB sangat disiplin menerapkan sistem drop out. Bahkan menyontek saat ujian saja bisa bikin kamu dapat surat peringatan atau bahkan DO. Kejujuran itu penting!
Mahasiswa ITB juga ada yang memilih DO karena nggak kuat dengan perkuliahan. Mereka merasa terbebani dan memilih pindah ke kampus lainnya yang lebih sesuai. Ada juga yang DO karena nggak berhasil masuk jurusan yang diinginkan.
Nah kalau tentang surat peringatan (SP) niih, ada SP satu dan SP dua. Masih ingat apa bedanya?
17. Demi menghindari DO, kamu berjuang keras buat survive tiap semester dan lulus tepat waktu
Karena sistem DO yang ketat, sementara di ITB IPK dua koma itu umum, kamu pun harus berjuang keras demi survive di tiap semester. Ketika sudah sampai tingkat akhir, perjuanganmu berganti jadi secepat mungkin menyelesaikan TA — secepat mungkin memakai toga wisuda.
Menang perlombaan skala nasional maupun internasional bukan alasan buat menelantarkan kuliah. Kamu juga harus pintar bagi waktu supaya prestasi di luar kampus gak mencederai prestasi akademikmu. Ketika sudah zamannya TA, kamu pun mesti pintar mengambil hati dosen pembimbing. Biar dilancarkan dan dipermudah oleh beliau saat kamu menyetor tugas akhirmu.
18. Karena perjuangan lulus dari ITB itu berat, momen wisuda jadi super istimewa. Nggak cuma maju terus ngejabat tangan rektor, kamu juga diarak!
ITB memang terkenal dengan arak-arakan pas wisudanya nih! Kalau diarak tuh kamu ngerasa perjuangan bertahun-tahun kuliah di ITB terbayar semua. Jadi memang nggak salah kalau kamu udah niat jauh-jauh hari masuk himpunan cuma supaya bisa ngerasain selebrasi wisuda yang super istimewa.
19. Setelah wisuda, kamu otomatis bakal cari kerja. Biasanya sih lulusan ITB itu kerjanya di …
Oil and gas company dong! Tinggal pilih sih, mau yang internasional atau yang nasional. Kalau diterawang-terawang, lebih banyak yang kerja di perusahaan asing. Bener nggak?
20. Ada juga alumni yang “nggak setia” sama ilmunya. Memilih bekerja sebagai konsultan, bankir, wartawan, bahkan sutradara
Namanya juga hidup, penuh pilihan, penuh jalan yang harus dilalui. Semasa kuliah dulu, mungkin kamu sebenarnya nggak mau kuliah di ITB. Tapi apa daya, ingin membahagiakan orangtua. Nah, saat sudah lulus, akhirnya kamu memang harus jujur dengan dirimu bahwa kamu nggak bisa menuruti kemauan orang lain. Apalagi, kalau sudah ada kaitannya dengan masa depanmu sendiri.
Jadi gak apa-apa kok kalau kamu:
Belajar Astronomi, tapi malah jadi bankir
Belajar Teknik Penerbangan, malah jadi sutradara
Gelarnya di Farmasi, eh, malah jadi wartawan
Apapun pilihan kariermu itu, kamu tetap alumnus ITB. Kamu tetap mengenang dan berhutang pada ITB dan Bandung. Merekalah yang mendidikmu jadi matang. Jadi seperti yang sekarang.
22. Kamu pasti bakal kangen kantin-kantinnya, yang tersebar di setiap penjuru kampus dan di luar kampus
Yang namanya kantin, di mana-mana selalu ramai. Apalagi kalau beragam makanan dan minuman tersedia. Dengan kantin yang tersebar di mana-mana, kamu jadi punya banyak pilihan menutupi rasa laparmu! Ada kantin di dalam kampus yang siap melayanimu dan tinggal jalan kaki sebentar, ada juga kantin di belakang kampus yang menunya nggak kalah oke.
23. Bosan sama suasana kampus? Bisa mampir ke Masjid Salman yang hawanya adem
Masjid Salman kebanggan warga muslim ITB ini sering banget dijadikan tempat untuk berdiskusi di kalangan mahasiswa maupun para dosen. Suasananya yang tenang dan sejuk membuat masjid yang letaknya di depan kampus ini sering membuat betah kamu untuk melakukan aktivitas di sana. Nggak salah juga banyak pengunjung masjid dari luar yang sering mampir ke sini. Yah mengadu ke Tuhan tentang kepenatanmu saat kuliah bisa dilakukan dong.
PS: Kalau lagi bosan, bisa juga sih kamu ke Sunken Court. Siapa tahu ketemu Dona.
24. Kamu juga bakal kangen fotokopian dekat kampus yang selalu ramai!
Nggak pagi, nggak siang, nggak sore, fotokopian di sebelah mana pun pasti selalu ramai. Apalagi kalau jamannya deadline sudah dimulai, wah jangan tanya lagi deh suasana rebutan untuk jadi pelanggan yang pertama dilayani. Terus sepinya kapan sih? Ya kalau mahasiswanya lagi pada di kelas …
25. Karena super kangen, setelah lulus, pasti kamu menyempatkan ke ITB setiap ke Bandung. Ke Taman Ganesha atau ke sekre, demi mengobati rasa rindu
Banyak momen yang nggak bisa dilupain kalau ingat masa-masa kuliah. Walaupun cuma lawatan 1-2 hari ke Bandung, pasti kamu menyempatkan untuk mampir ke kampus. Sebisa mungkin kamu usahain banget-bangetan, entah itu cuma keliling-keliling kampus aja atau ketemu sama beberapa teman yang lagi di sana.
25. Kalau udah kangen banget, kamu bakal khusus datang ke Pasar Seni ITB buat main ke kampus lagi. Walaupun mungkin, kamu udah tinggal di Jakarta dan sekitarnya
Acara yang dibuat empat tahun sekali oleh mahasiswa Seni ini memang gede, ramai, dan keren banget. Karena Pasar Seni dibuat seunik mungkin buat pengunjungnya yang berasal dari beragam latar belakang. Kalau udah lulus, jangan lupa mampir ke Pasar Seni ya!
26. Menjadi mahasiswa ITB adalah bagian yang akan selalu kamu kenang dalam hidupmu. Hingga tua nanti, kamu nggak akan melupakan masa-masa itu.
Dari sekian ceritamu di ITB, mana yang kira-kira akan kamu ceritakan pertama kali kepada anak atau cucumu nanti? Yang paling memalukan atau yang paling menggembirakan? Silahkan mengingat kembali kenangan manismu, selamat memilih momen yang tak terlupakan untuk diceritakan kepada penerusmu!
hatur nuhun Bandung, hatur nuhun kampus tercinta. Kalau bukan berkat kalian, aku tak akan menjadi seperti sekarang.
Memang nggak bisa bohong kalau kota Bandung dan ITB sudah memperkaya hidupmu. Berbagai pengalaman berharga sudah siap untuk menjadi pelajaran di kemudian hari. Sekali lagi, hatur nuhun.