Sedang asyik-asyiknya mengobrol via BBM dan Line, tiba-tiba seseorang menabrakmu. Seketika konsentrasimu buyar dan kamu marah-marah. Usai kamu reda dengan amarahmu, kamu merasa ada yang tidak lengkap.
“Aahhh, handphoneku ilang!”
Sontak kamu takut akan kehilangan data-datamu, terlebih akses-akses pada kontak penting di handphonemu. Belum lagi banyak grup kerja di aplikasi obrolan yang mengumumkan tugas yang begitu padat. Sebelum kasus kriminal seperti ini terjadi dan kamu telanjur stres, kenali dulu gejala-gejalanya di sini.
ADVERTISEMENTS
Hari 1: Udah handphone ilang, masak iya pake dimarahin ortu?
Iya, ma… Maaf…
Tega bener! Gara-gara handphone hilang, ortu bilang sulit telepon. Giliran dikasihtahu, malah dihukum. Ortu gak mau beliin handphone baru dulu. Hiks, kapok!
ADVERTISEMENTS
Hari 2: Tangis-tangisan udah ilang. Sisanya tinggal meringkuk kebosanan.
Ngapain ya? Mojok di kamar mungkin ide bagus. Tugas kuliah pun gak kesentuh karena gak mood.
*sambil garuk tanah*
ADVERTISEMENTS
Hari 3: Dunia kerasa beku. Wajahmu lebih dingin daripada kutub utara.
Setiap ada yang tanya, wajahmu datar. Kayak ga ada bedanya antara senang, sedih, marah, ngambek, dan ngrajuk. Temen kuliah pada bingung lihat wajahmu yang kayak zombie.
ADVERTISEMENTS
Hari 4: Otak mulai panaaas! “I need Help!”
Air! Mana air? Ada kebakaran nih! Lokasinya di dalam otakku.
ADVERTISEMENTS
Hari 5: Waspada! Tinggal hitungan detik aja sebelum gunung meletus.
Gak usah macam-macam! Apalagi nanyain tugas kuliah yang tak tergarap gara-gara ketinggalan update. Badan Hulk bentar lagi ijo, nih!
ADVERTISEMENTS
Hari 6: Teman-teman pada asik mamerin artikel cool di Hipwee. Kamu pengen banget rasanya nonjokin mereka satu-satu.
Kamu gak bisa mengontrol emosi sewaktu teman-temanmu histeris baca Hipwee. Enak banget ngomongnya, kayak gak tahu ada orang lagi susah.
“Kamu tega bilang kayak gitu sama aku? Belum tahu siapa aku?” *tonjok temen*
Hari 7: Kamu hampir terkena serangan jantung ketika mendengar anak kampus melaporkan kamu sebagai orang hilang ke polisi.
Saat teman-teman sekampus berpikir kamu menghilang dan nyaris melapor ke polisi, ini jawabanmu:
“Heloww… Gue di sini aja kali. Gue masih idup!”
Hari 8: Siapa sih yang gak penasaran sama kabar terakhirmu?
“Kamu gak stres kan?”
“No”
Kamu mati-matian menyimpan rasa marah dan gejala stress.
Hari 9: Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Kamu benar-benar tidak bisa menutupi isi hati yang sebenarnya.
Setiap ada teman menanyakan kabarmu dan kenapa kamu sulit dihubungi via Line dan BBM, kamu senyum-senyum saja. Sampai mereka mengajakmu selfie untuk disiarkan di Instagram, kamu pengen…
LARIIIIII!!!!
Hari 10: Kamu semakin sensitif dengan kata “What’s Up, Bro!”
“What’s up, bro?”
“Apa? Bilang apa barusan? Whatsapp? Lu ga tau gue gak punya handphone?”
Hari 11: Orang tuamu bolak-balik tanya, “Kamu sehat, Nak?”
Psikologismu mulai kelihatan aneh. Mama Papa aja keheranan.
Hari 12: Kamu bagaikan orang yang linglung dan tak tahu arah.
Hari 13: Mau ngapain ya? Tiduran sambil melamun aja lah!
Hidup tanpa internet, aku bisa apa atuh?
Hari 14: Mungkin bertingkah ala manusia prasejarah itu enak.
Sebelum masuk ke masa perundagian, manusia melewati masa berburu dan meramu makanan. Hati-hati kalau dinosaurus mengejarmu!
Hari 15: Kamu mirip orang yang susah move on. Data-datamu selalu teringat ke dalam otakmu.
“Kembalilah, handphoneku! Separuh jiwaku ada padamu!”
Hari 17: Apakah aku sudah mati? Aku ada di mana?
Hari 18: Kamu akhirnya tersadar dan semuanya hanya mimpi.
Akhirnya dana orangtua turun juga! Selamat membeli handphone dan gadget baru!