Berbeda dengan zaman dulu, cewek-cewek zaman sekarang sudah banyak yang berhijab. Termasuk di kalangan anak muda. Macam-macam alasannya. Ada yang memang karena keinginan sendiri, ingin mengikuti perintah menutup aurat sesuai yang terdapat dalam Al-Qur’an, ada yang karena diminta — mungkin oleh pihak keluarga atau lingkungannya.
Apapun alasanmu berhijab, saat ini kamu secara sadar telah mengenakan identitas agamamu dalam segala aktivitas sehari-hari. Ini perubahan yang besar dan penting sekali. Wajar kalau akhirnya kamu menerima berbagai macam reaksi — terutama di saat-saat awal kamu mengenakan hijab.
Masih ingat gak sih apa respon orangn saat pertama kali kamu berhijab dulu? Dari yang lucu, ngagetin, sampai mencengangkan, semuanya sudah Hipwee rangkum di sini!
ADVERTISEMENTS
1. Pertama dilihat sama keluarga, mereka bilangnya: “Nah, gini dong… Kok nggak dari dulu aja?”
Ucapan ini bisa keluar dari suara om atau tante kamu, bisa juga sanak saudaramu yang lain. Mereka senang dengan perubahan salah satu anggota keluarganya yang mau berhijab, apalagi di usia muda. Bahkan gaya hijabmu bisa dinilai sebagai referensi mereka dalam berhijab. Maksudnya, anggota keluargamu yang berumur – nenek, tante, bude – jadi bisa melihat tren-tren hijab terkini dari kamu. Dan kalau ada saudaramu yang nggak berhijab, kamu pun bakal dijadikan pendorong supaya mereka mau mengenakannya.
“Kayak Mbak Kikan dong, udah pakai jilbab…”
ADVERTISEMENTS
2. Kalau ada teman yang belum tahu kamu berhijab, keterkejutannya diungkapkan dengan candaan “Assalamu’alaikum Bu Haji!”
“Eh ada bu Haji nih lewat. Assalamu’alaikum bu Haji!”
“Wuuuiihhh pakai jilbab nih sekarang. Salim dulu sama bu Haji.”
Ucapan salam plus doa Muslim ini akan melekat pada dirimu saat berada di mana pun. Berbeda saat dulu sebelum berhijab.
Walaupun mereka tetap iseng menyapamu Bu Haji, kamu akan merasa biasa-biasa saja. Yang penting toh ucapan itu nggak jelek, justru amin dong, semoga kamu bisa jadi Haji beneran secepatnya! 😉
ADVERTISEMENTS
3. Yang gak ngeh kalau itu kamu, bakal bilang: “Pangling deh jadi cantik gini!”
Kamu: “Ey! Kok disapa nggak jawab?”
Teman: “Oalaaaahh ternyata itu elo toh! Kirian siapa. Habisnya lo sekarang berhijab, ‘kan bikin gue pangling. “
Namanya juga penampilanmu berubah, yang tadinya terlihat rambut sekarang tertutup rapat. Jadi, siapa yang nggak pangling dengan keadaanmu saat ini? Banyak yang bilang juga kalau kamu jadi makin cantik. Semoga secantik Khadijah dan Aisyah ya, baik dari lahir dan batin. Aamiin~
ADVERTISEMENTS
4. Ada yang bengong-bengong dan mengucap “Demi apa lo sekarang berhijab??!!”
“Demi apa si Kiki jadi berhijab? Dia kan tomboy banget!”
“Gak percaya gue, coba mana sini fotonya.”
“Halah, paling hijab musiman. Bentar lagi juga copot.”
Yup! Kamu bakalan kenyang mendengar perkataan seperti itu saat baru berhijab. Ucapan kaget dan nggak percayanya orang-orang di sekitar kamu akan menjadi makanan sehari-hari di awal berhijab. Padahal apa salahnya ya kalau tomboy terus berhijab? Kamu masih kok naik gunung, ikut karate, dan nge-band. Berhijab nggak membuat kamu jadi membatasi ruang gerak dalam beraktivitas selama itu positif kok.
ADVERTISEMENTS
5. Ada juga yang menginvestigasi: “Kamu disuruh siapa pakai hijab?” Ih, emang harus disuruh orang dulu? XD
Susah banget kayaknya membuat teman-teman untuk percaya bahwa kamu berhijab dengan sepenuh hati dari keinginan sendiri. Kalau menjawab dengan jujur, khawatir dibilang sombong atau sok. Kamu jadi nggak enak sendiri dengan komentar yang akan muncul jika menjawabnya secara jujur. Akhirnya kamu mengiyakan pertanyaannya kalau memang berhijab karena disuruh mamah. Padahal kenyataannya nggak gitu ya, tapi yaudahlah …
ADVERTISEMENTS
6. “Ciyeee, abis umroh penampilan langsung serba ketutup gitu” Alhamdulillah yah sesuatu
“Alhamdulillah seneng deh lihat lo abis umroh pakai jilbab.”
“Iya, Alhamdulillah. Doain ya bisa istiqomah.”
Sepulang beribadah ke tanah suci, orang-orang akan menilai postif terhadap dirimu. Seperti setelah melaksanakan umroh, kamu yang sebelumnya nggak berhijab pun mulai memakainya setiap saat. Berhijab sepulang umroh bisa dipikir sebagai salah satu hidayah, mungkin, ya.
7. “Wah, kalau pakai hijab gini kamu jadi kayak orang Arab, deh!”
“Pakai hijab gini jadi makin Arab banget deh. Coba dong sesekali pakai yang warna hitam biar makin mirip orang Arab.”
Padahal kamu nggak ada keturunan Arab sama sekali, tapi fitur tubuhmu seperti bola mata yang besar dan kulitmu yang putih ikut mendukung. Alhasil, waktu kamu mendeklarasikan diri untuk berhijab, mereka senang banget karena akan sering melihatmu seperti orang Arab. Belum lagi permintaan mereka yang penasaran kalau kamu memakai yang serba warna hitam, duh jadi semakin Arab banget deh.
8. “Iiihh seneng deh, doain gue ya biar cepat berhijab juga kayak lo”
Selain punya panggilan baru *jadi sering dipanggil bu Haji*, secara nggak langsung kamu juga suka diminta: doain ya doain ya. Lhaaaa…..
Salah satu doa yang sering diminta teman-teman adalah “Doain ya, aku ikut pakai hijab juga kayak kamu sekarang.” Padahal mau didoain sesering apapun juga kalau temanmu nggak niat dan usaha dari diri sendiri untuk berhijab ya percuma juga. Karena yang utama dari sesuatu yang diinginkan itu harus bermula dari pribadi, benar nggak?
9. Ada juga yang malah bilang “Kenapa gak dari dulu aja pakai hijab? Biar cepat disamper jodoh”
“Duh cape deh, harusnya dari dulu pakai hijabnya tahu. Kalau dari dulu ‘kan jodoh jadi semakin cepat datang.”
Lha kok disambung-sambungin sama jodoh ya? Hehe. Katanya sih gitu, kamu bakal cepat ketemu jodoh kalau memakai jilbab. Mungkin karena berhijab berarti kamu telah menaati salah satu perintah Allah, jadinya jodoh yang sudah ditentukan pun semakin didekatkan (?). Kalau memang begitu, jangan lupa juga usaha kamu untuk memperbaiki diri ke depannya agar menjadi lebih baik. Kamu semakin baik dan jodohmu pun begitu. Siapa yang nggak senang?
10. Atau ada yang menasehati “Gue suka gaya hijab syar’i lo. Jangan sampai Jilboobs ya”
Fenomena jilboobs muncul ketika masyarakat mulai menyadari penampilan Muslimah yang menurut mereka nggak sesuai syariat agama. Pakaiannya yang ketat, tipis, dan kerudung yang nggak menutupi bagian dada dinilai melenceng dari pakaian yang digunakan wanita Muslim seharusnya. Ada temanmu yang cukup perhatian terhadap hal tersebut dan memberikan sikap pedulinya kepada kamu yang saat itu baru mengenakan hijab. Jadi jangan heran kalau:
Ada temanmu yang non Muslim malah mengingatkanmu untuk tetap berhijab syar’i,
Ada temanmu yang sesama Muslim yang bilang untuk nggak terpengaruh dengan tren hijab yang kian berganti-ganti.
Oke. *dicatat aja*
11. Dan ada juga yang mengucap “Jangan yang aneh-aneh ah hijabnya, ribet! Yang sederhana aja, lebih bagus lagi…”
“Ngapain lagi sih lo benerin jilbab lagi, jilbab lagi. Kurang banyak apa jarum pentulnya? Pusing gue lihatnya.”
Yang begini nih terjadi kalau kamu lagi gencar-gencarnya baru berhijab dan senang melakukan eksperimen dengan kerudungmu. Maklum, lagi baru-barunya pakai hijab jadi mau mencoba berbagai model gaya hijab. Tapi, lagi-lagi temanmu yang senang memperhatikan mau nggak mau memberikan curahan hatinya yang capek lihat kamu sebentar-bentar benerin atau ubah penampilan hijab.
12. Yang berhijab panjang dikomen begini: “Eh dia kok hijabnya serem banget sih. Pakai yang biasa ajalah kayak cewek-cewek lain, atau jangan-jangan dia ISIS ya?”
Kenapa yang berhijab panjang selalu dihubungin sama ISIS ya? Padahal ‘kan hakmu sepenuhnya untuk menutup tubuh secara sempurna. Kalau kamu pakai serba hitam, mungkin itu supaya nggak menerawang karena di Indonesia mataharinya nggak malu-malu untuk terlihat di muka bumi.
Niatmu baik, tapi tetap saja orang sekitar kadang nggak mempedulikan itu. Duh, yang sabar ya. Semoga mereka bisa melihatmu dari sisi yang lain — nggak dari pakaian saja.
13. Punya teman aktif organisasi? Dia akan semangat menyuruhmu “Gabung organisasiku yuk!”
“Ikut organisasi gue yuk! Isinya akhwat-akhwat semua, dijamin adem deh.”
“Hmm… Oke deh. Lain kali ya kalau gue nggak sibuk.”
Ini sering dialami sama kamu waktu kuliah dulu. Mentang-mentang baru berhijab, terus temanmu yang merupakan anggota organisasi yang cukup kental nilai keagamannya langsung menawarimu untuk bergabung. Padahal kamu memang nggak ada niat untuk berpindah haluan ke organisasi lain. Meskipun telah berhijab, kamu masih seperti yang dulu. Yang berbeda hanya penampilanmu dan tingkat ibadahmu yang tanpa teman-teman tahu semakin meningkat.
14. Gak sedikit yang khawatir dan bilang, “Kita masih bisa gila-gilaan bareng ‘kan?”
Ya bisa lah! Kamu pakai hijab, bukan berarti sekarang kamu sibuk menghakimi. Teman-temanmu yang lama masih teman-temanmu juga. Kamu nggak berniat berhenti hang out sama mereka. Mau karaoke, nongkrong minum kopi, genjreng-genjreng, ayo aja!
15. Padahal sebenarnya kamu merasa biasa aja. Kamu masih cewek yang sama, hanya berkomitmen lebih untuk jadi lebih baik tiap harinya
Kamu sudah berhijab seperti sekarang karena keinginanmu sendiri. Tanpa niat apapun selain untuk menaati Allah SWT. Lantas kenapa setelah berhijab malah banyak yang memberikan komentar ya? Mayoritas sibuk membericarakan hijabmu, bukan perasaanmu setelah mengenakan itu — atau perubahan yang kamu rasakan setelah mengenakannya. Ya udah deh, dibawa santai aja!
16. Oh iya, pakai hijab juga ternyata ada ujiannya. Nggak apa-apa, yang penting sekarang kamu sudah merasa lebih bahagia 😀
“Lo tuh udah pakai hijab mestinya nggak dengerin musik-musik kayak gitu.”
“Jaga kelakuan kali. Udah berhijab kenapa masih aja suka ngegosip.”
Yah, namanya juga hidup, namanya juga makhluk sosial, nggak pernah lepas dari komentar orang. Ambillah sisi positif dari setiap komentar mereka. Bisa saja mereka memang sangat peduli kepadamu, maka ketika kamu memutuskan untuk berhijab, mereka mendukung 100 persen dan nggak main-main saat memberikan teguran-teguran kecilnya.
Walaupun terkadang ini membuatmu bosan dan jenuh, hadapilah dengan senyum. Toh, bukankah berhijab adalah komitmen untuk menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari? 😀
Suatu perubahan membutuhkan proses dan itu nggak mudah dilakukan. Semua dilakukan secara bertahap. Niat dan usaha, itu yang terpenting. Tanpa adanya kemauan dan upaya yang besar, perubahan yang dilakukan hanya pada tahap “itu” saja. Yuk mari saling mengoreksi dan memperbaiki diri 😉