Apa hubungan antara kaset pita dengan sebatang pensil?
Perkembangan dunia digital semakin hari semakin pesat. Salah satu yang terkena dampaknya adalah industri musik. Beberapa tahun lalu, kaset pita dan CD masih menjadi andalan untuk menghibur diri dengan lagu. Sayangnya kaset pita tidak seberuntung CD yang mampu bertahan hingga kini. Keberadaan kaset pita kini sudah banyak tergantikan oleh MP3 yang tersimpan di handphone dan komputermu.
Meski begitu, banyak memori-memori unik yang mengesankan dari kaset pita. Berikut ini adalah catatan memori-memori yang sayang dilewatkan ketika kaset pita masih jaya-jayanya.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu menunggu-nunggu lagu favoritmu dari radio atau televisi untuk direkam dalam kaset kosong, kalau istilah kerennya sekarang bikin mixtape.
Ketika kamu belum bisa membeli album artis favoritmu atau kamu berniat membuat sendiri isi kasetmu, merekam lagu adalah solusinya. Meski terdengar seperti membajak, tapi sebenarnya kaset mixtape yang kamu bikin bukan buat jualan. Untuk merekamnya, perjuangan yang kamu lakukan pun tidak tanggung-tanggung. Kamu akan meluangkan waktu untuk menonton MTV atau menunggu kanal radio sampai memutar lagu yang kamu inginkan, demi merekamnya dalam kaset kosong. Kalau lagunya gak diputer-puter DJ radio gimana? Ya, telepon buat request, hihihi.
Bandingkan dengan masa sekarang, di mana kamu tinggal mengunduhnya secara gratis dari telepon selulermu! Tak hanya itu, mengunduhnya pun tidak perlu menunggu waktu berjam-jam (selama koneksi bagus) dan bisa dilakukan berulang-ulang.
ADVERTISEMENTS
2. Kalau sekarang banyak orang yang rekaman video atau meng-cover lagu di YouTube, zaman dulu bisa merekam suara diri sendiri aja udah senang banget.
Berkumpul dengan kawan di rumah dan bermain gitar adalah hal yang mengasyikkan. Apalagi kalau kamu sudah mempersiapkan kaset kosong dan alat perekam. Satu lagu pun dinyanyikan, sambil direkam. Kemudian akan kamu putar dan didengarkan sambil tertawa-tawa begitu menemukan bagian yang sumbang. Kemudian rekam lagi terus sampai kalian sepakat menemukan rekaman yang dianggap paling ‘sempurna’.
Hal ini sangat berbeda dengan kecenderungan di era digital sekarang. Orang-orang lebih senang merekam secara audio visual, dibandingkan audio saja. Selain bisa selfie, beberapa di antaranya punya kesempatan untuk meraih rating tinggi. Bahkan banyak yang menjadi begitu populer karena membuat video lipsync.
ADVERTISEMENTS
3. Bagi penggemar kaset pita, pensil atau bolpoin punya fungsi lain: memutar pita yang kusut.
Kalau ditanya apa sih gunanya bolpoin dan pensil? Para penikmat kaset pita pasti punya jawaban berbeda. Ketika suatu kaset favorit terlalu sering diputar, tak jarang pitanya menjadi kusut. Untuk membenarkannya, kalian perlu memutarnya secara manual. Karena ukuran lubang kaset yang bergerigi itu kecil, maka benda yang muat adalah pensil atau bolpoin. Meski cukup melelahkan, kamu tidak akan berhenti memutar sampai bagian yang kusut itu kamu temukan. Selain itu, memutar dengan pensil atau bolpoin juga digunakan sebagai pengganti tombol FF atau REW.
ADVERTISEMENTS
4. Pita kasetmu putus? Tenang, diisolasi aja!
Selain kusut, problem utama yang dihadapi penikmat kaset adalah kaset yang putus. Namun mereka-mereka tidak kehilangan akal. Ambil saja isolasi bening dan sambungkan ke dua sisi pita yang putus. Selesai, putar lagi deh, nyanyi-nyanyi lagi, deh!
ADVERTISEMENTS
5. Setelah tabungan dari menyisihkan uang jajan cukup, kamu rajin menyambangi toko kaset buat update koleksi kaset terbaru.
Dulu, salah satu toko kaset yang paling memanjakan kamu sudah pasti adalah Bulletin. Toko kaset besar dan punya banyak cabang di seluruh Indonesia ini, paling up-to-date soal album-album terbaru. Tidak jarang apabila sepulang sekolah, kamu menyempatkan diri mampir ke mall atau Bulletin terdekat untuk update koleksi kaset kamu nantinya. Beli kaset duitnya dari mana? Tak lain dan tak bukan adalah hasil menahan selera makan di kantin selama satu minggu.
ADVERTISEMENTS
6. Kaset pertama yang kamu beli selalu jadi kenangan dan disayang-sayang. Ketika disimpan, kaset ini dapat posisi yang spesial dalam hati dan lemari kamu.
Tak bisa dipungkiri bahwa kaset pertama yang kamu beli, biasanya adalah kaset yang sudah amat kamu idam-idamkan. Bisa jadi karena itu adalah album artis idola kamu atau karena pengorbanan kamu untuk bisa menyisihkan Rp 20.000,00 dari uang sakumu. Untuk ukuran jaman segitu, harga kaset sebesar Rp 20.000,00-an itu tergolong lumayan juga, lo untuk anak sekolah.
7. Tiap kali kasetnya diputer, kamu udah siap-siap baca lirik yang tercetak di sleeve albumnya. Sing along sambil membaca lirik yang ditulis oleh artis favorit itu adalah momen sakral.
Mayoritas kaset pita pada umumnya, disertai kertas berbentuk panjang yang dilipat. Selain menampilkan cover dan lagu apa saja dalam kaset tersebut, ada juga lirik-lirik lagu. Momen ini kamu gunakan untuk mendengarkan kasetmu sambil berdendang. Tentu saja dengan panduan lirik pada kertas panjang tersebut. Yang menyenangkan adalah kamu bisa sekaligus belajar bahasa Inggris kalau album yang kamu beli berasal dari band/artis luar negeri.
8. Saling pinjam-meminjam kaset sama teman sekolah jadi hal yang menyenangkan. Selain buat hiburan, juga bisa menghemat nambah wawasan musik baru.
Saling pinjem kaset dengan sesama teman di sekolah itu selain lumayan buat hiburan, juga lumayan banget buat menghemat pengeluaran khusus beli kaset. Hehehehe
Tia : “Eh, kamu punya kaset apa? Aku punya kaset Britney Spears terbaru, lo!”
Icil : “Oya? Aku barusan beli Backstreet Boys yang Millenium!”
Tia : “Apa? BSB? Pinjem dong! Tar aku pinjemin Britney Spears aku juga, deh!”
Icil : “OK! Jangan dirusak, ya!”
9. Jalan dan nongkrong sambil dengerin walkman via headset/headphone itu udah kelihatan mentereng banget!
Sekarang banyak banget anak muda yang kalau lagi jalan sendirian (atau celingukan nunggu orang) memilih mendengarkan mp3 dari handphone via headset. Sambil itu, mereka bisa juga internetan atau chatting. Atau ada juga yang mendengarkan mp3 saja sambil mengendarai motor. Duh, hati-hati ya…
Buat anak gaul Generasi 90-an, mendengarkan musik sambil menenteng walkman (yang gak muat dimasukin saku) itu udah kereeeenn banget! Meskipun walkman gak bisa dipakai buat main games, chatting, atau internetan, kenikmatan yang dirasakan tidak kalah dengan menenteng HP.
10. Efek samping dari nenteng walkman kemana-mana: selalu siapin budget buat beli baterai cadangan.
Selain menggunakan tape player dan boombox, alternatif untuk menikmati kaset pita adalah menggunakan walkman. Dengan alat portabel ini, kamu bisa mendengarkan kasetmu dimana saja dan kapan saja. Hanya saja, walkman di era itu masih sangat tergantung dengan baterai. Seandainya batu bateraimu habis, maka kamu tidak bisa lagi melanjutkan keasyikanmu mendengarkan musik. Karena itulah di tiap pengeluaran bulanan, kamu yang punya walkman, pasti punya anggaran khusus untuk beli baterai.
11. Karena sudah gak zaman, kamu mencoba mengembalikan kenangan itu dengan unduh MP3-nya dan menyimpannya dengan rapi dalam satu folder
Beberapa dari kita yang masih selalu terkenang dengan koleksi kaset pita, ada yang menduplikasikannya dengan mengunduh versi digitalnya. Misalnya, kamu memiliki album “Westlife – Coast to Coast”. Kamu akan mengunduh MP3 full album tersebut dan menjadikannya tertata rapi dalam satu folder khusus. Di akhir hari, mp3 terlebihat lebih unggul karena bebas jamur dan tahan lama, dengan catatan: jangan sampai terhapus!
Beberapa memori-memori di atas ini tentunya sudah pernah menjadi pengalaman kamu. Meski sudah beralih ke format digital MP3, tetapi tak dapat dipungkiri memori-memori tersebut begitu dirindukan. Bahkan kita bisa tersenyum sendiri mengenangnya. Ada yang punya memori lainnya? Yuk bergabung dengan mengisi kolom komentar, ya!