Dari sekian jurusan yang ada, Fakultas Sastra emang boleh dibilang istimewa. Gimana nggak? Di jurusan inilah “gudangnya” anak-anak nyentrik bin antik. Kenapa sih mahasiswa Fakultas Sastra itu dikenal unik bin antik? Ya iyalah, mereka biasanya doyan baca banyak buku. Punya wawasan luas, cara berpikir yang unik, plus peduli terhadap kemajuan sastra dan seni.
Nah, buat kamu yang kuliah di jurusan lain, mungkin bakal penasaran ya sama anak-anak sastra ini? Pengen tahu lebih dekat tentang karakter “penghuni” Fakultas Sastra? Yuk, simak sama-sama!
ADVERTISEMENTS
1. Anak Sastra rata-rata emang “nyastra” banget. Kehidupan sehari-harinya pun nggak jauh-jauh dari bidang sastra.
Jenis yang pertama ini nggak mungkin nggak ada di Fakultas Sastra. Bingung deh mau deskripsiin seperti apa. Tapi kamu pasti paham lah anak sastra macam ini. Pokoknya ya gitu lah. Pokoknya nyastra banget.
Anak sastra jenis ini biasanya emang hebat dalam hal membaca puisi. Beberapa dari mereka juga hebat di atas panggung. Setiap ada acara sastra, dia hadir. Setiap ada diskusi sastra, dia langsung semangat. Pokoknya, sastra udah menjadi nafas hidupnya. Tsaaahhh…
ADVERTISEMENTS
2. Tapi ada juga yang nggak pernah keliatan aktif atau jungkir balik main teater. Eh ternyata, tulisan dan puisi-puisinya bagus banget…
Sastra nggak melulu yang baca puisi berkobar-kobar, jungkir balik memerankan orang lain di panggung. Ada juga lho anak sastra yang kalem-kalem aja, nggak bisa baca puisi dengan indah atau aktif di panggung teater. Tapi, diam-diam dia produktif di bidang tulis-menulis. Kadang karya-karyanya ada yang udah dibukukan atau puisinya dimuat di media massa. Hebat ‘kan…
ADVERTISEMENTS
3. Anak sastra sekaligus aktivis. Dia yang sering menyitir kalimat-kalimat filsuf buat jadi bahan demo atau artikel kritik.
Kekritisan anak-anak sastra memang patut diacungi jempol. Mereka berani berperan di jalan, demo tentang ketidakadilan. Mereka juga tak segan menulis di media massa atau sekadar memposting isi kepala mereka yang mengkritik ketidakadilan ke Facebook.
ADVERTISEMENTS
4. Ada juga anak sastra yang anti banget sama kapitalis, sampai-sampai udah khatam das Kapital di luar kepala.
Jenis anak sastra yang satu ini sepertinya cukup sering dijumpai. Udah dapet pencerahan dan sadar tentang kekuasaan kapitalisme, mereka jadi orang yang anti banget sama kapitalisme. Biasanya mereka nggak suka pakai produk-produk kapital seperti barang-barang bermerk gitu.
ADVERTISEMENTS
5. Emang dasarnya lahir dari keluarga seni. Ada beberapa dari mereka yang anak sastrawan atau seniman asli!
Mungkin makhluk-makhluk ini nggak ketahuan kalau ternyata ada darah seniman atau darah sastrawan. Tapi, kalau kamu nyadar, ada juga anak sastra yang ternyata anak seniman atau sastrawan. Misalnya anak ini nih, namanya Andrall, orangtuanya adalah muridnya W.S. Rendra. Hehehe.
ADVERTISEMENTS
6. Bukan tersesat, anggap aja mereka berbelok arah. Anak sastra ternyata banyak juga yang pilih kerja di bank.
Ada juga anak sastra yang akhirnya memilih tersesat atau sebut saja berbelok arah. Alasannya macem-macem sih, tapi yang jelas setelah lulus mereka malah milih jadi pegawai bank atau pekerjaan lain yang nggak ada hubungannya sama sastra. Nggak ada salahnya juga sih, yang penting kerjaan halal ya, Bang!
7. Ini nih anak sastra yang nggak pernah kelihatan di kelas. Dia lebih suka belajar di luar, punya segudang pengalaman.
Banyak anak sastra yang merasa nggak bisa belajar banyak di kelas. Akhirnya, mereka jarang nongol di kelas gara-gara mereka lebih memilih nongkrong bareng temen-temen. Kadang juga mereka lebih milih dateng ke acara-acara di luar. Karena di situlah mereka belajar. Walaupun nilai berantakan, yang penting pengalaman! (Duh, nggak gitu juga sih seharusnya…)
8. Sering tampil sederhana dan selengekan, cowok sastra biasanya suka ngerokok. Tapi nggak semua kok, ada juga yang bersih dari rokok.
Biasa nih kalau anak-anak sastra udah dicap nggak pernah lepas dari rokok. Emang sih sepertinya nggak banyak sih yang nggak merokok. Tapi, jangan salah, ternyata banyak juga anak sastra, aku contohnya, yang nggak merokok. Apalagi anak sastra yang cewek-cewek tuh, banyak yang nggak merokok.
9. Uniknya, ada juga yang tampilannya kayak anak manajemen atau keguruan. Rapi banget. Seringnya sih pada nggak menyangkan kalau dia anak sastra.
Entah apa latar belakangnya masuk fakultas sastra, ada aja anak sastra yang stylish banget. Ada juga yang rapi banget sampai sering dikira dari jurusan lain. Sedih ya, nggak diakui sebagai anak sastra. Eh, atau justru malah bangga?
A: Mas bukan anak Sastra ya?
B: Anak Sastra kok.
A: Ah nggak mungkin. Rapi banget.
B: Beneran kok.
A: Ah, kamu bohong!
10. Yang satu ini nggak kalah aneh. Udah jelas-jelas anak Teknik, tapi mainnya sama anak-anak Sastra.
Mungkin ada beberapa di antara kalian yang punya temen seperti ini. Udah jelas-jelas dia anak Teknik atau dari jurusan lain, eh ngumpulnya sama anak Sastra. Dua jempol deh, ternyata bukan anak Sastra aja yang nyambung diajak diskusi soal Sastra.
11. Yang paling meragukan nih, ada yang ngakunya anak Sastra tapi nggak ngerti siapa itu…Rendra!
Nah lo, ada aja yang nggak ngerti tokoh-tokoh Sastra seperti Rendra. Jadi ragu dia anak Sastra apa bukan. Diajak diskusi soal Sastra juga sering buffering doang. Duh, prihatin… 🙁
Nah, itu dia jenis-jenis anak Sastra yang mungkin sering kamu temui di kampus kamu. Kalau kamu sendiri, termasuk anak Sastra yang mana nih?
Gambar andalan diambil dari sini.