Sementara ini, istilah ‘ngobrol nggak penting’ lekat pada kehidupan kaum hawa. Padahal, cowok-cowok juga hobi lho ngobrol ke sana kemari. Emang kalau mereka nongkrong berjam-jam pada ngapain? Ngelamun? Enggak kan?
Justru di balik kelugasan, kelaki-lakian, dan kejantannya, para cowok menyimpan banyak rahasia yang hanya diutarakan kepada sesamanya. Rahasia yang juga mencakup dunia di sekitarnya.
Nah tapi tetap ada beda antara obrolan cowok dan cewek. Mau tau apa bedanya? Yuk simak cerita di bawah ini. Kami sarankan untuk melibatkan imajinasi, sebab soal ini adalah soal dunia laki-laki. Mari….
1. Obrolan paling standar dan masih sopan: ngobrolin bola, Moto GP, atau tim andalannya
Mari kita mulai dari yang wajar-wajar saja. Obrolan bola adalah topik yang kerap dibawakan oleh cowok-cowok dalam satu kumpulan meja. Tentu saja, sinisme soal pelatih-pelatih yang mulai tak pandai mengelola club juga muncul. Tak ketinggalan, gosip Cristiano Ronaldo dan Paris Hilton. Jangan salah, itu juga bumbu sepakbola yang ikut dilibatkan oleh pria dalam setiap perbincangan.
Obrolan macam ini akan lebih seru jika ada beberapa manusia yang bertentangan satu sama lain dan saling menghina club yang diidolakan. Ingat, sepakbola adalah agama baru di dunia, untuk itu jangan kaget jika ada cowok yang ngotot belain tim-nya dari terpaan gosip-gosip jalanan.
2. Saat mulai bosan, mulai deh cari bahan ejekan. Misalnya ngomongin pacar teman yang wajahnya cenderung jerawatan. Atau perilakunya yang manjanya enggak karuan.
Nah, kalau sudah mulai bosan dengan gosip Cristiano Ronaldo, mulai deh para pria ini mencari bahan gosipan yang lain. Setiap orang pastinya ingin hidup lebih baik dari yang lain. Di sinilah semangat tersebut digunakan untuk mengejek pacar teman yang maaf agak kurang perawatan wajah. Jadi deh, si cewek jadi bahan gunjingan. Sebenarnya agak kurang ajar, tapi mumpung si dia enggak ada, ya bolehlah. Toh enggak melukai perasaannya. Lho kok bisa? Lha iya, orang si dia enggak dengar.
Begitulah kira-kira pembelaan mereka. Belum lagi, kalau si mbak menunjukkan perilaku manja dengan logat khusus yang bisa ditirukan. Habis sudah, tiada henti para pria ini akan membuatnya jadi bahan lelucon. Ingat, jangan sampai si dia dengar! Bisa celaka!
3. “Eh, menurut lu dia pakai cup apa? Asli nggak ya?”
“Kalau segitu kegedean bro, situ mau jualan balon atau gimana?”
“Maksud ane kan yang pas bro”
Obrolan mengejek pacar teman tadi hanyalah intro untuk masuk ke obrolan yang satu ini. Yak betul! Wanita idaman. Namun, perlu diluruskan bahwa idaman di sini bukanlah wanita yang wanita karier; atau wanita yang wanita rumahan. Maaf, bukan.
Wanita idaman adalah wanita yang memiliki ukuran payudara yang “pas.” Atau bisa juga, ukuran betis yang panjang semampai.
Jujur sajalah, ini bukan dalam rangka jorok-jorokan. Namun, memaparkan apa yang sesungguhnya terjadi di luar sana. Kalaupun bukan item yang seperti itu, para cowok juga membicarakan panjang rambut, tinggi badan, dan gaya berpakain. Fisik adalah domain utama dalam perkara yang demikian. Namun, tetap juga sifat wanita idaman juga ikut dibicarakan. Hanya saja hmmm kurang menarik.
4. Nah, sampai di sini mulai agak tidak senonoh. Makin malam obrolan makin tak karuan. Misal : berbagi cerita soal artis film porno yang paling hot.
Makin lama, makin serampangan juga obrolan para cowok ini. Sampailah pada topik film bokep. Perdebatan kerap terjadi demi membela artis bokep favorit. Jadi bukan hanya gelandang serang terbaik, namun juga pemain film porno termasyur ikut dibela mati-matian. Beginilah cara para pria memperbaharui pengetahuan film porno. Dari Amerika, Asia, Eropa, sampai mmm enggak jadi, dijelajahi secara mendalam tanpa ada tedeng aling-aling. Wajarlah ya, boys will be boys.
5. Makin malam makin kacau. Mulai ngobrolin soal siapa yang bakal jadi ayah duluan. (Baca: siapa yang gagal ‘keluar di luar’)
Di era informatika yang penuh tantangan ini, film porno menuai dampak yang sangat mengerikan. Beberapa dari cowok umur 20an zaman sekarang sudah memiliki ponakan dari teman. Nah, inilah yang jadi bahan gosipan. Apalagi kalau si tersangka adalah siswa culun zaman SMA yang lebih sering dikirim lomba matematika daripada disuruh nyikat toilet karena terlambat datang. Cowok-cowok yang terlambat inilah yang dasar jiwa emang keterlaluan, bisanya cuma menggunjingkan mereka yang sedang berbeban berat. Obrolan macam ini adalah bentuk kepedulian sekaligus kekurangajaran cowok pada temannya. Lalu disambut dengan saling mendoakan siapa yang akan menjadi ayah duluan. Oleh karena itu teman, berpikirlah yang bijak ya sebelum menyesal dibicarakan teman!
6. Karir? Hmmmm, kadang-kadang iya sih. Tapi lebih sering menghina kawan yang sukses duluan. Ini bukan iri lho ya, hanya bahan hiburan.
Selain menggunjingkan kawan yang jadi ayah duluan, para cowok juga kerap bersikap sinis pada kawan yang sukses duluan. Sesuai sekali dengan pepatah, Ikut sedih jikalau kawan sedang berduka, namun makin sedih ketika teman sukses duluan. Apalagi kalau teman yang satu ini adalah cecunguk zaman kuliah yang bisanya cuma titip absen dan enggak pernah ikutan menyusun tugas kelompok. Mulai deh, para cowok yang geram ini berspekulasi bahwa kesuksesannya hasil dari kerja keras ayahnya. Atau si dia yang pergi ke dukun demi bisa lolos tes CPNS. Semacam itulah kira-kira. Tapi ini bukan pertanda iri hati lho! Cowok-cowok terlalu PD menyongsong masa depan. Jadi buat apa iri?
7. Capek ngomongin karir, giliran ngomongin masa depan. Impian para cowok sih bisa nonton kartun sambil gitaran aja di rumah. Istrinya yang kerja… (Ini impian loh ya)
Keoptimisan tersebut terlihat dari cara para cowok membicarakan masa depan. Satu sama lain akan berkata bahwa masa depannya hanya akan berada di rumah, pakai sarung, lalu bangun pagi kasih makan burung. Siang, tidur siang dulu. Lalu sore ngeteh sambil main gitar nunggu istri pulang kerja. Inilah impian para cowok yang tak ingin produktif. Jangan dulu salah sangka para cowok ingin terlihat gagah perkasa dengan karier yang haibat. No! Dalam hati kecil yang paling dasar, para cowok justru menginginkan masa depan yang di rumah saja. Tak berbuat apa-apa. Mantap, Bukan? Ya inilah yang digunjingkan jika ingin memasukan elemen masa depan pada obrolan cowok.
8. Lalu berlanjut ngobrolin episode terakhir One Piece atau Naruto. Hidup terlalu berat, bolehlah sesekali berimajinasi soal indahnya masa kanak-kanak.
Tak melulu senonoh, para cowok juga memiliki masa kanak-kanak yang lebih panjang dari cewek-cewek. Lho kok bisa? Kan cewek yang kebanyakan manja sama cowoknya. No. Kanak-kanak tak hanya dilihat dari perilaku, melainkan imajinasi. Para cowok kerap membicarakan game dan kartun. Inilah yang paling potensial membuat para cowok betah nongkrong lama, yang berakibat pada marahnya pacar, yang berujung pada bubarnya hubungan. Tapi tak apa lah ya. Toh para cowok ini menjadi diri sendiri. Maklumlah, beban pria juga tak kalah berat dengan beban cewek. Harus nembak sebelum jadian, harus melamar sebelum menikah, harus memiliki karier yang stabil sebelum janji sehidup semati dan masih banyak lagi. Bukan begitu?
9. Nggak afdol kalau nggak ngetawain diri sendiri. Lu juga nggak bisa pasang genteng dengan benar Bro? Sini tos dulu!
Selain itu, cowok-cowok ini selalu ingin terlihat prima di hadapan pacarnya. Untuk itu, mereka tak pernah terlihat lunglai saat bersama pacar. Padahal, banyak yang ingin diutarakan. Nah saat yang tepat adalah saat bersama teman-teman cowok. Keluar deh tu semua keluh-kesah soal kelemahan sehari-hari yang sebenarnya sepele namun sangat diperlukan ketika hidup berumah tangga nanti. Apalagi cowok modern zaman ini gengsi betul untuk menyentuh pekerjaan-pekerjaan kasar. Nah, tapi kalau di hadapan ceweknya, mereka akan sok tangguh. Padahal kalau disuruh ngerjain sesuatu, ya entahlah hasilnya.
10. Semakin sengsara, mulai deh curhat soal pacar yang meminta kejelasan. Padahal diri ini belum siap ke pelaminan…..
Mendekati akhir obrolan, topik perbincangan menjadi makin serius dan menyedihkan. Entah soal pacar yang meminta segera dilamar atau perselingkuhan yang sungguh menghancurkan harapan. Ya, para pria juga menangis dan bersedih. Itu bukan tabu lagi bagi para pria di zaman ini. Di depan sih memang penuh janji bahwa akan berjuang sampai mati, tapi begitu ditagih kapan ikat janji, mulai deh alasan itu ini. Ya, namanya juga masih muda, masih ingin bersenang-senang. Komitmen ya komitmen yang seadanya saja. Tapi jangan harap obrolan ini keluar di publik, ini rahasia. Jadi hanya teman dekat yang tahu. Sama juga kan kayak cewek-cewek? Lha ya sama…
Itulah sekelumit topik-topik yang dibicarakan para cowok di kala sedang nongkrong bersama. Mitos-mitos yang beredar tidaklah cukup tepat. Cowok juga tukang gosip di manapun mereka berada. So, cobalah dekati jikalau dirimu menjumpai sekumpulan cowok-cowok sedang ha ha hi hi di suatu tempat. Nikmati dan ikutilah dengan seksama.
Di akhir perbincangan akan ada tangis dan mimik yang lungkrah dari wajah mereka. Walau begitu tetaplah. Hidup Kaum Adam!