Baiklah. Bagaimana hubungan kalian belakangan? Semoga sehat selalu. Pastinya kalian mengalami perkembangan dari awal PDKT sampai sekarang dong. Segala sikap dirinya sudah hafal betul di luar kepala. Bahkan mungkin kamu bisa tahu berapa centimeter panjang rambutnya; apa parfumnya setiap malam Jum’at; dan tanggal berapa kira-kira dia enggak punya uang. Tapi sekedar tahu saja belum tentu dapat dianggap sebagai sebuah tanda kenyamanan. Masih ada tahapan selanjutnya yang perlu disadari untuk betul-betul merasakan kenyamanan bersamanya.
Nah jika kamu masih ragu rasa nyamanmu bersamanya, coba deh perhatiin 10 tanda ini, siapa tahu membantumu untuk mencapai puncak kenyamanan bersama kekasihmu.
ADVERTISEMENTS
1. Malu-malu dan jaim sudah enggak relevan. Kamu gak lagi ragu untuk kentut, sendawa, dan ngupil sembarangan di hadapannya.
Kamu tidak lagi berusaha mati-matian untuk mengesankannya dengan menjaga image begitu ketat. Percobaan pertama ngupil atau kentut sembarangan di depan pasanganmu pastinya membuat pipimu memerah. Tapi jangan kuatir, setelah terbiasa maka puncak kenyamananmu akan meningkat. Kenapa?Jelas karena kamu tidak lagi terlalu banyak berpikir untuk bersikap di hadapannya. Kebebasanmu hampir mencapai taraf absolut. Dan apa sih anugerah terindah selain cinta yang membebaskan?
ADVERTISEMENTS
2. Bahan obrolan gak pernah habis meski tiap hari ketemu. Hal-hal gak penting justru jadi topik obrolan yang seru.
Kebebasanmu itu mempengaruhi kelulasaan membicarakan apa saja dengannya. Pandangan umum berkata bahwa semakin sering dan semakin lama bertemu, maka bahan obrolan akan habis tiada sisa. Sayang sekali, kami kurang setuju. Justru makin banyak berjumpa, kamu akan membicarakan segala hal, dari yang kurang penting sampai yang gak penting sama sekali. Keraguan memilih bahan obrolan hanya milik pemula.
ADVERTISEMENTS
3. Kalian udah kebal dengan perasaan gak enak-an. Ya bilang Ya, Suka bilang Suka, Enggak bilang Enggak.
Saking bebasnya, kejujuranmu sudah tidak lagi ada penghalang.
“Sayang, bajuku bagus gak?”
“Bagus, kok, cantik deh”
“Apaan, bohong! Kamu kan enggak suka warna ijo”
Nah lo! Kalau udah di puncak kenyamanan, enggak ada lagi tuh bohong-bohong begitu. Kamu akan sesuka hati menyarankan dia untuk ganti kostum, ketika menurutmu itu kurang manis.
ADVERTISEMENTS
4. Kata “sayang” sudah masuk kategori gombal. Bukti cinta adalah saling mengingatkan ketika kumis mulai gak rapi atau lipstik terlalu tebal.
Kata sayang sudah jarang diumbar ke sana ke mari. Puncak kenyamanan membuat dirimu tak lagi menganggap dia sebagai pacar, melainkan partner yang kompak dan menyenangkan. So, sayang sekali kata sayang sudah gak mempan di antara kalian.
ADVERTISEMENTS
5. Semakin cuek dirinya, semakin nyaman kamu dengannya. Perhatian bukan soal banyak tanya, tapi rasa percaya.
Puncak kenyamanan juga berbanding seimbang dengan puncak ketidakpedulian atau cuek. Eits! Jangan salah sangka dulu. Cuek di sini adalah tidak banyak bertanya setiap saat. Kamu saling percaya dan membiarkan masing-masing fokus pada aktivitasnya. Tidak lagi takut bahwa ada orang lain yang bakal merebut hatinya.
ADVERTISEMENTS
6. Tidak lagi marah-marah kalau lama enggak ketemu. Saking nyamannya, bisa aja kamu lupa kalau punya pacar. Maklum, udah sehati.
Dampaknya dari cuek itu adalah tiada kerinduan yang dibuat-buat. Pasangan pemula biasanya langsung kangen akut kalau seminggu aja enggak ketemu, bahkan sehari enggak ngabarin aja bisa menyebabkan perang dunia. Nah, ketika kamu udah berada di puncak kenyamanan, rindumu akan sangat flamboyan. Kamu semacam menyimpannya enggak terlalu dalam, tapi senyam senyum sendiri ketika malam tiba. Nanti ketika tiba saatnya, obrolan akan menjadi semakin seru dan menarik.
7. Tapi tetep dong, hal-hal kecil dari dirinya selalu bikin rindu.
Eit! Tapi kamu tetep rindu hal-hal kecil darinya. Masakannya yang keasinan atau rambutnya yang selalu rapi disisir. Dan kamu bisa menahannya? Kenapa bisa begitu? Ya karena kamu sudah mencapai puncak kenyamanan yang absolut bersama dirinya. Kalau kamu belum bisa menahannya, berarti kamu belum nyaman-nyaman amat.
8. Enggak ada lagi kata “terserah”. Kalaupun muncul, cara kamu nanggepinya cukup santai dan diselesaikan dengan jalan damai.
Awal pacaran, kata Terserah ditanggapi dengan kesabaran tingkat dewa. Berjalan agak lama, kata terserah ditanggapi dengan marah-marah, akhirnya perang dunia. Puncak kenyamanan, kata terserah ditanggapi dengan diam. Sebab kata filsuf : Diam Itu Emas, bukan marah.
9. Kalau pacaran gak mesti di tempat-tempat mahal nan romantis. Asik juga ternyata pacaran di bioskop seharian cuma pandang-pandangan.
Nah ini, puncak kenyamanan bukan soal tempat, tapi soal kalian. Begini kira-kira, Masalahnya bukan di mana kamu berada, tapi dengan siapa kamu di sana. So, kalian gak perlu tempat yang mahal dan sangat nyaman untuk mencapai puncak kenyamanan.
10. Dan pastinya kamu enggak lagi ragu protes segala kekurangannya. Entah celananya norak atau badannya yang agak kegendutan.
Kekurangannya akan kamu protes dengan segera tanpa ragu akan terjadi pertengakaran. Sebabnya? Pasangan yang telah mencapai puncak kenyamanan akan menyampaikannya protesnya dengan canda’an yang masuk akal. Kekurangan masing-masing justru menjadi bahan hina-hina’an, bukan lagi sesuatu yang tabu untuk disampaikan. Gimana? Romantis, Bukan?
Nah, apakah kamu sudah mencapai puncak kenyamanan dengan pasangan? Jika iya, maka syukurilah. Jika belum, semoga 10 Tanda yang kami sampaikan dapat membantumu untuk mulai mendaki jalan setapak menuju ke puncak kenyamanan. Jika masih jomblo, semoga kamu juga nyaman dengan statusmu yang sekarang. Kalau enggak nyaman, jangan marah-marah ya, rejeki bisa menjauh tak berarah. Ok, semoga bahagia dan sehat selalu buat kita semua!