Elaah, lo mandi apa bersihin WC sih? Lamaaaa!
Duh, siapa sii ini di dalem WC? Lamaaa bener!
Gila, janjian sama dia ngaretnya sampe sejam lebih! Heol!
Kamu yang sering dicap kelewat selow (maaf-maaf kata nih ya, lambat), pasti sering ya dengar keluhan-keluhan di atas. Sebagian kamu mungkin santai-santai saja mendengar keluhan orang-orang tentang betapa lambatnya kamu. Tapi ga sedikit juga dari kamu yang bertanya-tanya dalam hati, kenapa ya aku apa-apa lama, padahal udah berusaha cepat! Ga cuma itu aja, kadang kamu juga mikir aku yang kelewat lambat, apa waktu disekitarku yang memang berjalan terlalu cepat? Jangan sedih ya, bukan cuma kamu kok yang mengalami itu. Nah, karenanya Hipwee akan ngebahas rasanya jadi seseorang yang lambat alias kelewat selow.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu pasti udah sering dapet keluhan dari orang-orang perihal kelambatanmu. Dari mulai yang ngomong di belakang sampai yang protes langsung udah pernah.
Lama banget sih lo kalau mandi! (di kosan)
Lo mandi apa bersihin WC? (di kosan)
(gedor pintu WC) Woooy, siapa sih ni di dalem! Lama banget! (di kosan)
Aduuh, mbak! Kamu lama banget sih mandinya! (di rumah)
Kamu mungkin udah sering dengar keluhan-keluhan di atas. Awalnya kamu santai. Tapi lama-lama gerah juga. Akhirnya kamu mulai merunut apa aja yang kamu lakukan saat mandi. Kamu mencoba membandingkannya dengan temanmu yang lain. Dan perbedaannya adalah di kecepatan! Kalau orang-orang sekitarmu serba hectic kalau mandi. Kamu ngga tuh. Â Sabunan sebersih mungkin dan sampo-an juga pelan-pelan ala lelaki Jepang zaman baheula yang rambutnya panjang-panjang.
ADVERTISEMENTS
2. Tiap mau jalan dengan teman, ga jarang mereka ngeluh tiap nungguin kamu dandan. Serasa nungguin pengantin lagi dandan. Gitu sih kata mereka. Kamu pun bertanya sama diri sendiri, emang iya yah?
Buseet dah, janjian sama lo makan ati ya! Laamaaa benerr!
Gilaa, lo ngaret lama amat sih! Gue sampai nunggu sejam lebih nih.
Karena waktu mandimu yang lambat dan ditambah kamu orang yang santai, jadilah kamu kalau janjian yang paling lama ditunggu. Kalau teman-temanmu telat paling lama 20 menit, kamu telatnya bisa sampai sejam lebih. Kok bisa? Karena waktu dandanmu lama. Pakai eye shadow dan mascara harus hati-hati. Bagimu, pakai hijab itu harus pelan-pelan dan santai, biar hasilnya bagus. Kalau buru-buru percuma aja!
ADVERTISEMENTS
3. Kalau teman kebetulan minta nebeng naik motor bareng kamu, mereka selalu komen kamu terlalu selow bawanya. Karena kamu bawanya cuma 30 km/jam, malah kadang 20 km/jam.
Kamu juga kerap dapet komen kalau terlalu selow setiap bawa motor. Mereka bilang kamu lambat banget. Mungkin karena kamu bawanya Cuma 20-30 km/jam aja. Padahal jalanan lagi sepi lho. Sementara kamu menjawab kalau kecepatan segitu memang normal. Ya, bagimu yang terlalu nyantai, kecepatan segitu wajar kok. Entah kamu lagi buru-buru atau engga, bawa motor ya harus santai dan pelan-pelan. Lagian menurutmu ngebut di jalanan itu ga baik, bahaya!
ADVERTISEMENTS
4. Saat orang lain menghabiskan waktu cukup 3-4 menit untuk buang air kecil, kamu justru bisa 8-10 menit. Makanya kamu sering diprotes sama orang-orang yang antri. Lama banget katanya!
Perkara buang air kecil juga kamu berbeda dari orang kebanyakan. Kalau orang-orang buang air kecil paling 3-4 menit, kamu justru bisa 8-10 menit. Sampai-sampai kamu sering kena protes karena terlalu lama. Misalnya saat kamu lagi di toilet umum, yang antri di luar dapat dipastikan pada protes. Duh, padahal menurutmu 8-10 menit buang air kecil itu wajar. Sabar kek. Kenapa ya orang-orang buru-buru amat! Santai aja kali.. Ayo ngaku, kamu suka bergumam gitu kan?
ADVERTISEMENTS
5. Jangan tanya soal makan. Kamu selalu jadi orang terakhir yang selesai makan. Kamu heran, padahal menurutmu kecepatan makanmu normal deh.
Kamu yang pribadinya selow dan nyantai, selalu dapet keluhan kalau kamu makannya lama. Kamu selalu jadi orang yang terakhir selesai makan. Kamu heran kenapa ya mereka protes melulu, padahal menurutmu kecepatan makanmu wajar kok. Bagimu, mengunyah itu harus pelan-pelan dan ngapain sih buru-buru. Kamu berpikiran kalau makan buru-buru itu ga baik buat kesehatanmu.
ADVERTISEMENTS
6. Saat ujian pun kamu selalu yang terakhir ngumpulin lembar jawaban.Alesannya karena kalimat kerjakan ujian dengan hati-hati dan perlahan adalah moto hidupmu.
Saat ujian juga kamu selalu jadi yang terakhir yang mengumpulkan lembar jawaban. Alesannya? Kamu ga bisa nulis jawaban dengan terburu-buru. Prinsipmu, mengerjakan sesuatu itu harus hati-hati, pelan-pelan, dan santai. Harus tenang juga. Bagus sih, tapi ya kadang temanmu suka protes kalau kebetulan mereka nungguin. Katanya lama banget. Ya mau gimana lagi, emang udah bawaanku gitu…
7. Sementara kamu yang udah bekerja, di kantor kamu sering dengar keluhan kalau kecepatan ngetikmu seabad. Kamu Cuma bisa bilang hmm.. gitu ya?
Sementara kamu yang udah kerja, sering dengar keluhan kalau kecepatan ngetikmu seabad. Maksudnya, kamu ngetiknya lama banget. Kalau dibandingin sama temanmu yang lain. Kembali lagi ke pasal satu, kamu memang ga bisa bekerja dalam keadaan terburu-buru. Karena hasilnya bakalan amburadul. Jadi, mending dalam keadaan santai dan pelan-pelan aja.
8. Lama-lama kamu bosan dengar keluhan. Kamu pun jadi bertanya-tanya ke diri sendiri, apa iya yah, aku selambat itu?
Dengar keluhan orang-orang terusan-terusan, bikin kamu gerah juga. Akhirnya, kamu pun mulai bertanya ke diri sendiri. Apa benar kamu selambat itu? Hmm.. Iya sih kamu mengakuinya. Mungkin karena menjadi pribadi yang santai dan selow adalah pribadimu. Tapi kamu ga merasa puas hanya dengan merenung sendiri. Kamu pun memutuskan untuk bertanya pada teman.
9. Ga hanya ke diri sendiri, kamu akhirnya jadi sibuk tanya pendapat teman-temanmu tentang kelambatanmu. Ternyata sebagian mereka ngasih saran ke kamu supaya gerakmu lebih dipercepat.
Kamu pun mulai deh survei ke teman-temanmu. Kamu penasaran pendapat mereka selama ini tentang kelambatanmu. Dan jawaban mereka hampir sama semuanya, yakni kamu memang orang yang selow a.k.a lambat. Mandi lama, makan, lama, tiap ujian jadi yang terakhiran ngumpulin jawaban, pipis bikin kesal yang antri, bawa motor pun kelewat selow. Duh, tarik napas dulu deh dengar pendapat mereka. Jangan di ambil hati, ya. Ini kan ungkapan jujur mereka. Mereka pun memberi saran agar kamu lebih mempercepat gerakanmu. Kamu pun coba menerapkan saran mereka.
10. Kamu pun mencoba mengikuti saran orang-orang. Kamu pun berusaha cepat. Tapi tetap aja kehitungnya lambat. Sampai akhirnya kamu mikir Aku yang kelewat lambat apa mereka yang kelewat cepat.
Kamu pun mencoba mengikuti saran mereka dengan berusaha mempercepat gerakanmu. Hasilnya? Lumayan sih. Tapi tetap aja bagi orang-orang sekitarmu itu keitung lambat. Duh, aku yang kelewat lambat apa mereka yang kelewat cepat ya? Kamu sampai mikir kaya gitu lho. Setelah mencoba dengan usaha keras, kamu akhirnya bisa secepat mereka. Tapi… buru-buru itu sangat menyiksamu! Segalanya jadi serba berantakan ga jelas. Ujung-ujungnya kamu kembali ke dirimu yang lama. Jiah! Hhhahahahah…
Tenang, ga usah galau jadi orang yang kelewat selow. Walaupun kamu sering dapet keluhan, yaudah terima aja. Tapi bukan berarti kamu mengabaikan nasihat mereka lhoya. Iya, kamu memang harus mempercepat gerakanmu, tapi tanpa harus jadi berantakan lho ya. Mungkin berubahnya harus perlahan, biar nanti akhirnya jadi kebiasaan. Tapi kalau kamu memang selow aja dengan keluhan orang dan tetap nyaman dengan dirimu yang kata orang lamban, yaudah…
Kredit featured image:Â iusedtobeadamselindistress.wordpress.com