Late bloomer. Cewek yang layak mendapat gelar ini adalah mereka yang baru kenal makeup di semester-semester akhir kuliah, baru tahu pacaran setelah nggak lagi berusia remaja, baru bisa tampil rapi saat umur sudah menjejak kepala dua, dan baru “terlihat” cantiknya setelah bertahun-tahun diejek karena berat badan berlebihan, kulit yang terlalu hitam, atau wajah yang jerawatan.
“Ih, Raisa sekarang cantik banget ya? Dulu ‘kan dia gendut gitu!”
“Ya namanya juga late bloomer alias telat mekar…”
Jangan salah, para late bloomer punya pengalaman hidup yang jauh lebih menarik daripada teman-teman mereka yang “normal”. Berbagai bully dan ejekan yang harus didengar dari kecil sampai remaja menempa mereka jadi pribadi yang lebih dewasa. Pengalaman jadi cewek dengan tampang “biasa-biasa aja” membuat mereka tidak mudah menilai orang lain dari penampilannya. Tengok yuk, ragam rasa lainnya yang familiar di antara para cewek late bloomer!
ADVERTISEMENTS
1. Sebagai mantan itik buruk rupa, sampai sekarang kamu masih merasa aneh saat dipuji teman atau keluarga
“Ih, Tanti. Bajumu lucuu, makeup-nya juga baguuus. Ajarin cara bikin alis dong!”
“Wah, Nadia sekarang cantik ya… Udah punya pacar belum? Tante kenalin nih ya sama anak temennya Tante…”
“Sekarang mukamu mulus deh, nggak jerawatan lagi. Pakai krim apa? Dari dokter apa?”
Terbiasa di-bully dan diejek gara-gara rambut, berat badan, gigi, kacamata, atau wajahmu yang jerawatan, sekarang kamu sering bingung sendiri pas dapat pujian dari keluarga atau teman-teman. Orang yang sama yang dulu sering bilang kamu item kayak pantat kuali, kurus kayak ranting pohon kesamber petir, atau gendut banget kayak kuda nil, sekarang nggak ragu-ragu ngasih kamu pujian. Dan bukannya kamu nggak suka atau nggak berterima kasih, tapi berhubung kamu nggak terbiasa dengan semua pujian yang bagus-bagus ini (lebih biasa diejek malah!), kamu nggak tahu gimana menanggapinya dengan anggun. Mungkin kamu lebih sering salah tingkah dan bilang, “Ah nggak, biasa aja kok…” buat menanggapi pujian-pujian tadi.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu terbiasa dilihat cowok sebagai teman daripada gebetan. Mentok-mentok ya dianggap temannya gebetan
“Kamu temennya Nadia ya? Boleh minta nomornya Nadia gak?”
“Eh, sahabatnya Riris ‘kan? Dia sukanya nongkrong di mana sih abis sekolah gitu? Hehehe…”
Sama seperti cewek-cewek lainnya, dulu di SMP dan SMA banyak cowok yang mendekatimu. Tapi motivasi mereka bukanlah untuk menjadikan kamu pacar — mereka hanya mendekatimu demi bisa berkenalan dengan sahabat dekatmu~ (ehehehe)
Sebenarnya kamu sih santai aja walau lebih sering dilihat sebagai temannya calon pacar alih-alih calon pacar itu sendiri. Kalau toh memang harus jadi mak comblang, nggak apa-apa juga sih. Anggap aja bantu temen, deh…
ADVERTISEMENTS
3. Kamu baru mulai berani pacaran (dan ada yang naksir) di bangku kuliah, ketika teman-temanmu sudah jauh lebih berpengalaman dan punya mantan
“Ih, Karin, bisa punya pacar juga yaa. Ciee cieee~”
“Wah, ada juga ya yang naksir kamu? Hahahaha!”
Memang sih, umurmu saat pertama kali pacaran bisa dibilang udah dewasa. Jauh di atas orang-orang umumnya yang memulai masa saling suka di bangku SMP atau SMA.
Sebagai orang yang baru pertama kali pacaran di umur yang nggak lagi remaja, kadang kamu terkejut juga melihat kelakuanmu yang bisa sedikit manja dan kekanak-kanakan saat lagi di dekat pacar. Ternyata kamu bisa juga ya manja-manja gitu? Haha. Udah ah, malu. Apalagi kalau ketahuan teman-teman kamu, yang udah jauh lebih berpengalaman dan bahkan udah punya beberapa mantan.
ADVERTISEMENTS
4. Lain dulu lain sekarang. Kalau dulu maksimal cuma pakai lipbalm, sekarang sebelum keluar rumah kamu akan lebih dulu dandan!
Dulu kamu paling asing sama yang namanya makeup. Mau keluar rumah? Yang penting sisiran sama udah mandi. Pakai moisturizer sama lip balm aja udah usaha paling maksimal banget.
Beda dengan sekarang, saat kamu udah bener-bener sadar makeup. Lipstik dan maskara sudah jadi teman sehari-hari dan rasanya nggak lengkap kalau kamu nggak memakainya sebelum pergi keluar rumah. Kamu yang tadinya meyakini bahwa makeup tidaklah diciptakan untuk cewek seperti kamu, sekarang akan merasa lebih nyaman jika sudah berdandan rapi nan cantik. Bonus kecil kalau ada yang memuji penampilanmu di hari itu!
ADVERTISEMENTS
5. Sebagai late bloomer sejati, gak ada yang lebih lucu nan bikin malu dari foto-fotomu di jaman dulu
Kamu yang sekarang dibandingkan kamu versi 3 atau 5 tahun yang lalu itu bagaikan langit dan bumi, air dan api, Aurel pra-intervensi Ashanty dan pasca-intervensi Ashanty. BEDA BANGET. Wajar aja lah kalau foto-foto lawasmu bikin teman-teman ketawa dan bikin kamu sendiri malu. Kalimat “Duuuhh… aku pernah secupu itu ya?” mau nggak mau menghampiri pikiranmu.
Foto-foto yang ditampilkan Timehop di HP-mu setiap hari membuatmu menyesali kenapa nggak kenal salon, blush on, dan baju yang rapi dari dulu-dulu. Gak papa, lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali~~
ADVERTISEMENTS
6. Entah kenapa, ada aja orang jahat yang menuduhmu operasi plastik atau permak muka. Padahal… duit dari manaaaa?
“Kok si Lisa sekarang mukanya jadi ‘beda’ gitu ya? Ih, mukanya dipermak di mana ya?”
Nyinyir! Padahal kamu punya duit dari mana buat permak muka? Apalagi buat operasi plastik! Duh, buat beli makeup aja sering harus puasa dulu, kali. Ini malah nuduh-nuduh seenaknya~
Sebenarnya orang-orang ini agak bikin sedih, sih. Masa’ ya nggak tahu, sedikit polesan lipstik dan pensil alis aja sebenarnya udah bisa mempercantik penampilan kamu…
7. Kalau dulu sering dibilang anak adopsi, sekarang kamu mulai diakui sebagai bagian sah dari keluarga
Dulu: “Oh, ini adiknya Olivia ya? Kok nggak mirip?”
Sekarang: “Waah, kakak sama adik sama-sama cantik yaa…”
Begitu penampilanmu jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun yang lalu, sekarang orang-orang menganggapmu “layak” bersanding sebagai saudara kakak/adikmu yang memang udah cantik dari sananya. Padahal duluuu aja, kamu sering dikata-katain. Dibilang gak cocok jadi adiknya lah, dibilang anak adopsi lah, grrrhhhh… KZL. Mana tuh sekarang orang-orang yang suka ngejekin? Hihihi!
8. Senangnya (atau sedihnya?) banyak orang yang tadinya nggak memperhatikan, kini mulai memperlakukanmu dengan sopan dan penuh keramahan
Memang ya, mungkin udah fitrah manusia buat nge-judge orang lain dari penampilannya.
Perbedaannya sedikit-banyak terasa, bagaimana orang lain memperlakukanmu ketika kamu masih cupu dulu dan ketika sekarang kamu sudah “mekar”. Orang-orang mulai menyimak lebih serius ketika kamu berbicara. Banyak orang juga memperlakukanmu dengan lebih sopan, lebih baik, dan kamu nggak lagi jadi sasaran bully atau ejekan soal penampilan. Banyak orang juga lebih rela menolongmu ketika kamu membutuhkan sesuatu atau ada apa-apa.
Ya ampun, dulu mereka ada di manaaaa? *suara bergema di lorong-lorong sekolah tempat kamu sering di-bully dulu*
9. Kamu jadi belajar, semua hal butuh kerja keras. Tak cukup punya otak pintar, ternyata penampilan juga turut dipentingkan
Dari perilaku orang yang sedikit-banyak berbeda seiring dengan berubahnya penampilanmu, kamu belajar bahwa otak yang pintar dan hati yang baik saja kadang kurang di mata orang-orang. Selain dua hal di atas, ternyata kamu juga harus lebih memerhatikan penampilan. Berpakaian dan berdandan rapi tidak lagi semata hobi, tapi juga keharusan.
10. Sempat punya wajah yang “biasa-biasa aja” membuatmu tak pernah merasa istimewa. Kamu ditempa jadi rendah hati — ada yang lebih berharga dari penampilan luar di dunia ini
Sebenarnya, berkah utama dari menjadi seorang late bloomer adalah sisi rendah hati yang kamu miliki setelah bertahun-tahun diejek dan di-bully. Tak seperti orang lain, kamu belajar untuk tak menilai seseorang hanya dari penampilannya saja. Kamu paham, walau penampilan seseorang mungkin memang agak berantakan, dia tetap layak dijadikan teman jika pribadinya menyenangkan.
Satu lagi, kamu juga tak pernah merasa lebih cantik atau istimewa daripada cewek-cewek lainnya. Justru kamu masih merasa wajahmu sebenarnya biasa-biasa saja, cuma sekarang lebih rapi dan lebih pandai merias diri.
Pernah bertahun-tahun diejek karena warna kulit, pipi tembem, atau berat badan, kamu jadi pribadi yang lebih bersabar. Kamu tahu sakitnya hanya dinilai dari penampilan luar, dan belajar untuk memperlakukan semua orang — bagaimanapun rambut dan wajah mereka — dengan keramahan yang sama.
Sadar atau tidak, sebenarnya inilah yang membuat kamu, para cewek late bloomer, jadi paling istimewa 🙂