Jombang. Kabupaten di Jawa Timur yang terkenal berkat Ryan Jagal, Ponari, dan Eyang Subur, walau ia punya status yang lebih terhormat sebagai tempat lahir dan besarnya Gus Dur. Kabupaten yang setiap tahunnya menerima pendatang baru dalam balutan baju santri, menuntut ilmu dan mempelajari agama di pondok pesantren yang berdiri megah sepanjang sudut dan sisi kabupaten tercinta ini.
Setiap yang pernah tinggal di Jombang pasti memiliki ingatan tersendiri tentang kabupaten tercinta ini. Ingatan yang membuat nama Jombang tak mungkin terlepas dari sel-sel hati.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Ritme Jombang begitu santai dan manusiawi. Tenang, ramah, tidak macet sana-sini
Dulu, jalanan di Jombang bahkan memiliki kualitas yang belum sebagus sekarang. Bahkan tak semuanya mengenal aspal. Khas jalanan kota kecil yang ramai kerikil dan rawan tambal.
Tapi kamu tidak akan menemui keluhan berarti dari pengendara atau pejalan kaki. Di tengah kondisi tar yang tak selalu memadai, ritme jalanan kota ini begitu santai dan manusiawi. Sepi, ramah, tidak macet sana-sini. Tak apalah jalanan yang sedikit berdebu, asal tak ada klakson ribut atau suara derum motor yang kencang dan mengganggu.
ADVERTISEMENTS
Di beberapa sisinya, tak ada hiruk pikuk hidup khas kota. Bahkan kamu justru merasa tinggal di sebuah desa
Meskipun Jombang notabene sebuah kota, tetangga-tetangga yang menghuni rumah di sekitar masih sangat mengenalmu. Bahkan seperti di desa, kabar meninggal atau menikahnya seseorang akan tersiar luas ke tetangga-tetangga dan anak-cucu mereka yang saat itu sedang merantau.
Tak hanya itu saja, kabar ini bisa menyebar dengan cepat lintas kampung. Kabar meninggalnya Bapak A di Kampung Peterongan, misalnya, akan cepat menyebar ke kampung tetangga. Citra kehidupan kota yang individualis, sibuk, dan ramai tidak berlaku. Bahkan jika kamu tertimpa musibah celaka di jalan — ban motor bocor, jatuh pingsan, atau kecopetan — pasti ada orang asing yang sigap membantu.
ADVERTISEMENTS
Kamu tumbuh besar di masa Jombang benar-benar “beriman”. Bersih, indah, dan nyaman
Bagi banyak orang, Jombang itu tempat yang biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Kalau kamu bilang ke teman baru bahwa kamu berasal dari Bali, misalnya, teman barumu pasti akan melonjak senang dan bilang, “Nanti kalau aku ke Bali, aku numpang di rumahmu ya!”. Tapi Jombang? Bahkan ada juga temanmu yang tidak tahu itu di mana.
Walau begitu, buatmu Jombang selalu spesial. Ia adalah kota yang begitu bersih dan tertata walaupun tidak terkenal. Beberapa kali menang adipura tingkat nasional. Sepanjang jalan, kamu akan sulit menemukan sampah yang dibuang sembarangan. Pagi-pagi ke sekolah naik becak, kamu akan merasakan angin semilir yang sejuk menerpa wajah. Kamu mengalami masa-masa di mana Jombang benar-benar “beriman”. Bersih, indah, serta nyaman.
ADVERTISEMENTS
Geli rasanya kalau sekarang kamu sering keluar malam. Saat kamu kecil dulu, jalanan depan rumahmu sudah sepi walau masih jam 8 malam!
“Nandi, Le?” (“Ke mana, Nak?”)
“Badhe ten tokone Mas Taufik, Buk.” (“Mau ke tokonya Mas Taufik, Buk.”)
“Wes jam 8 lho. Yo wes tutup lah tokone!” (“Sudah jam 8, lho. Ya sudah tutup lah tokonya!”)
Serius, kamu yang hidup di Jombang di era 90-an pasti paham bagaimana Kabupaten tercinta ini sudah mengakhiri mayoritas aktivitasnya sebelum pukul 8 malam. Lucu rasanya kalau sekarang setelah dewasa, kamu sering begadang. Padahal dulu, jam 8 saja kamu sudah mengantuk — berhubung suasana di depan rumah begitu tenang dan tenteram.
ADVERTISEMENTS
Kamu pun masih ingat euforia berenang di Tirta Wisata. Bahkan mungkin kamu dulu belajar berenang di sana
Sebelum ada water boom, taman rekreasi, dan berbagai wahana keluarga lain yang muncul di sekitar Jombang, Taman Rekreasi Tirta Wisata adalah tujuan utama warga Jombang kala liburan. Ada kolam renang, ada jogging track, dan juga kolam pancing juga di sini. Hayo, siapa di antara kamu yang dulu belajar renangnya di sini?
Alun-alun kota Jombang sempat menjadi tempat kumpul keluarga. Kamu dan kakak pernah berlarian ditemani Ayah di pinggir lapangannya
Jika kamu dengar banyak berita tentang alun-alun Jombang beralih fungsi jadi tempat pacaran anak muda, hal itu perlu diratapi. Alun-alun Jombang itu tempat wisata keluarga. Apalagi waktu liburan. Banyak keluarga yang main ke Alun-alun walau hanya sekadar duduk-duduk dan menghabiskan makan. Kamu dan kakak dulu pernah berlarian di sepanjang rumputnya, bermain tembak-tembakan dan minum soda. Ayah mengawasi dari pinggir lapangan, sambil menyuruh kalian agar tak terlalu lama berpanas-panasan.
Pasar Legi adalah sentra niaga. Serta tempat tujuanmu bolos kalau sekolah sudah super membosankannya
Tempat ini adalah sentra niaga yang terdapat di Kabupaten Jombang. Jauuuh sebelum adanya swalayan, pasar ini jadi sentra pegulatan kegiatan jual-beli di Jombang. Tapi, kamu yang pernah bersekolah di Jombang juga pasti tahu kalau Pasar Legi adalah tempat bolos favorit di Kabupaten Jombang. Alasannya, apalagi kalau bukan rental PS yang berjejeran di sana :))
Hidup tanpa mall juga bukan masalah. Kesenangan selalu bisa kamu ciptakan sendiri, nggak perlu midnight sale!
Mall memang menjadi daya tarik tersendiri bagi kota-kota besar, apalagi untuk anak-anak. Tapi di Jombang tidak ada mall. Apa itu masalah? Tidak! Kamu lebih enjoy main patil lele, sepak bola dan kejar-kejaran dari pada jalan-jalan di mall 🙂
Hiburan pun tak perlu mewah. Cukup nonton kereta api lewat di jam 5 sore, hatimu polosmu sudah luar biasa senang
Ini yang paling diingat saat dulu kecil di Jombang pada era 90an. Banyak sekali orangtua dan anak berjejeran di dekat rel kereta api hanya untuk sekedar melihat kereta api lewat. Kalau anak sekarang pasti bingung dengan kegiatan mereka. Tapi jangan salah, nonton kereta api lewat aja udah jadi hiburan kok di masa kecil kamu yang indah.
Kalau sekarang main di kali gak dibolehkan orangtua, dulu main di kali itu biasa
Kapan kamu terakhir mandi di kali? Sebagai anak era 90-an, mandi di kali itu kegiatan liburan yang tak pernah terlewatkan. Tapi sekarang? Kalinya sudah banyak polusi dan gak layak untuk dibuat main, apalagi mandi.
Jombang sudah berubah banyak dan kamu pun bukan anak kecil lagi. Tapi rasa kekeluargaan kota ini tetap ada, dan kamu selalu ingin kembali
Iya sih, memang benar bahwa banyak yang berubah dari Jombang tercinta. Perubahan yang lebih baik, pun demikian dengan yang malah lebih buruk. Tapi di balik segala perubahan itu, suasana kekeluargaan di kota dan Kabupaten Jombang tetap ada. Itulah yang selalu membuatmu selalu — selalu — ingin kembali ke sana.
Jombangku, sampai bertemu lagi. Aku akan pulang, aku berjanji 🙂