Namanya juga usaha. Kalau orang lain usaha mengirit uang biar bisa cicil rumah, atau usaha join organisasi biar ketemu jodoh, kamu berusaha untuk menjadi manusia yang sebaik-baiknya. Duh, berat ya. Tapi balik lagi, namanya juga usaha.
Cara orang untuk berproses jadi lebih baik berbeda-beda. Ada yang sepertimu, memutuskan untuk lebih mendalami agama. Keputusan ini pun membawa banyak perubahan dalam hidupmu. Mau nggak mau kamu berpikiran:
Wah, ternyata ini susah-susah gampang ya.
Apa aja sih yang bakal kamu alami saat berusaha menjadi “syar’i” di zaman kekinian ini? Hmm, semoga yang di bawah ini bisa membuat kamu merasa terwakili!
ADVERTISEMENTS
1. Karena hijabmu yang cukup panjang, kamu jadi sering dilihatin orang sekitar…
*kamu lewat seperti biasa di jalan atau tempat umum*
*Ada yang ngelihatin hijabmu*
Hijabmu agak “spesial”, lebih panjang dibandingkan cewek-cewek lainnya. Kalau cewek lain biasanya “hanya” memastikan rambut dan leher mereka tertutup, kamu nggak cuma itu saja. Kamu juga akan berusaha menyampirkan kainnya sampai menutup dada. Tak lupa, pakaianmu pun mesti longgar agar tidak membentuk tubuh. Bahkan kamu juga berusaha menghindari celana dan selalu memakai rok. Tak lupa, kaos kaki dan manset tangan pun kamu kenakan. Kalau lagi main ke tempat di mana dirimu minoritas, otomatis orang lain bakal ngeliatin.
PS: Ada juga orang-orang yang dengan nada bercanda bilang kamu ISIS! Ah elah, siapa yang ISIS sih? *sabar, sabaaar~*
ADVERTISEMENTS
2. Kamu pun mencoba untuk tak bersentuhan dengan non-mahram. Sulit sih, apalagi kalau kamu orangnya nggak enakan
*lawan jenis nyodorin tangan buat salaman*
Kamu: *mikir dulu* “Nanti kalo nggak salaman dibilang sombong, tapi kalau salaman…”
Larangan menyentuh non-mahram secara fisik — termasuk tentunya soal bersalaman — memang gak semua orang sepakat. Namun, kamu termasuk yang setuju dan mencoba menerapkan ini sehari-hari. Tapi ternyata susah ya? Kalau nggak mau bersentuhan sama kenek pas ngasih uang bus, takutnya dibilang sombong. Kalau nggak mau salaman sama orang baru yang udah ramah-ramah, takutnya awkward.
Apalagi kalau kamu orangnya gak enakan. Widih, harus memberanikan diri dulu dalam hati buat teguh nggak salaman! 😉
ADVERTISEMENTS
3. Kamu juga gak akan sembarangan makan. Sebisa mungkin, makananmu harus terjamin halal
“Lho, yang penting ‘kan gak mengandung babi?”
“Ya gak cuma itu juga sih…”
Masih banyak yang mengira bahwa halal-tidaknya makanan itu hanya tergantung dari apakah dia mengandung babi. Padahal nggak cuma soal babi, halal-tidaknya makanan juga tergantung dari cara menyembelih dan alatnya. Yang haram dimakan juga nggak cuma babi, tapi juga yang tak disembelih dengan benar dan binatang yang menjijikkan.
Kalau sedang traveling atau berada di luar kota, kamu selalu menyempatkan untuk cari tahu di mana bisa dapat makanan halal. Yang agak susah sih kalau lagi traveling ke tempat yang penduduk Muslimnya termasuk sedikit. Entah itu di Bali atau di luar negeri. Tapi kamu nggak patah semangat, pasti ada sih makanan halal asal dicari! *ubek-ubek Google*
ADVERTISEMENTS
4. Kadang, ada teman dari zaman dulu yang kaget lihat penampilan kamu sekarang. Mereka khawatir kamu gak bisa lagi diajak seru-seruan kayak dulu
Teman : “Jilbab lo makin lebar aja. Masih mau nggak nih kita ajak main bareng?”
Kamu : “…” *dikiranya kegiatanmu halaqah terus kali ya*
Setiap perubahan pasti diiringi dengan beragam tanggapan dari orang sekitar. Kadang orang khawair kamu jadi nggak mau lagi melakukan hal-hal seru yang sering kamu lakukan bareng teman-teman dulu. Hihihi.
Kadang ada pertanyaan seperti masih bisa nongkrong bareng gak, nonton film gak, olahraga, dan ke mall bareng gak? Mereka bertanya begitu karena khawatir kamu jadi menutup diri, padahal nggak sama sekali. Kamu hanya berubah pada penampilan yang semakin tertutup dan mengubah sedikit perilakumu yang gak sesuai ajaran agama.
ADVERTISEMENTS
5. “Kamu gak apa-apa ‘kan kalau aku bla bla bla (pakai celana jeans/pacaran/dll)” Ada yang segan dan jaim di depan kamu, takut kamu marahin…
Kamu itu dari dulu punya teman segudang dan akrab dengan teman-teman yang berbeda latar belakang. Oleh karena itu, ada temanmu yang menjadi segan untuk memulai pembicaraan denganmu lagi. Misalnya yang dari dulu seringnya curhat, namun sekarang kalau mau cerita tentang kisah percintaannya jadi berpikir dua kali untuk bilang ke kamu. Mereka takut setelah bercerita bukannya mendapat saran atau nasihat seperti dulu, tapi malah dimarahi. Padahal ‘kan nggak, untuk urusan ini kamu masih seperti yang dulu yaitu tetap menjadi pendengar yang baik.
ADVERTISEMENTS
6. Kalau ada topik yang lagi hangat dibicarain orang soal agama, pasti mereka tanya pendapatmu (misalnya jilbab halal kemarin)
“Eh, jilbab halal menurut lo gimana?
Lo mau beli gak?”
Setiap perubahan yang dilakukan, apalagi perubahan berdasarkan keyakinan terhadap agama yang dianut, membuatmu menjadi tempat bertanya bagi kerabat. Entah itu isu sederhana maupun berat, mereka akan bertumpu untuk menanyakan hal itu. Secara gak langsung hal tersebut membuat dirimu untuk terus belajar berbagai hal dan menambah luas wawasanmu ke depannya.
Walaupun ada kalanya cukup bosan karena selalu ditanyai, kamu sadar kalau itu sangat bermanfaat untuk dirimu. Kamu juga menjadi belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan pendapat, apalagi pendapat yang diutarakan terkadang merupakan isu sensitif yang masih sulit diterima sebagian orang.
7. Ada juga keluarga yang khawatir kamu “berlebihan”. Kata mereka, bukannya agama itu gak menyulitkan?
“Mau pergi sama Ibu jangan begitu banget pakaiannya. Gak usah ribet-ribet gitu, udah pakai yang simpel aja. Celana sama kaos terus sama jilbab biasa.”
Nggak semua keluarga bisa menerima salah satu anggotanya yang terlihat berbeda. Apalagi, ketika pakaianmu semakin panjang dan melebar. Entah mereka bilang atau tidak, ada rasa khawatir bahwa kamu udah ikut aliran-aliran Islam radikal di kampus 🙁 Menurut mereka, berhijab itu yang biasa aja gak usah panjang dan lebar-lebar gitu. Nggak apa-apa, kamu aja butuh proses, apalagi mereka? 🙂
8. Tapi senang deh rasanya kalau ketemu teman seperjuangan atau orang lain yang welcome dengan penampilanmu. Kalian gak cuma bisa belajar bareng-bareng, tapi juga have fun dan saling sharing
Rasa senang saat bertemu dengan teman-teman seperjuangan terasa syahdu sekali karena kamu dan mereka sama-sama tahu seperti apa rasanya. Saling berbagi cerita tentang hal apapun terasa ringan tanpa adanya rasa canggung atau gak enak karena belum terlalu lama kenal. Hal itu nggak membuat jarak terbentang, tapi malah semakin merekatkan.
9. Kamu juga merasa terwakili dengan keberadaan public figure yang berhijab syar’i. Kamu merasa tak sendiri lagi dan semakin bersemangat untuk menjalani hidup
“Ya ampun Oki Setiana Dewi makin bagus ya berhijabnya. Senang deh lihatnya. Hidup berkeluarga, pekerjaan, sama pendidikannya jalan semua.”
Zaman sekarang kamu bisa melihat artis-artis ibukota yang mantap berhijab syar’i. Mereka telah membuktikan walaupun saat ini dunia semakin modern, hal tersebut nggak membuat mereka lupa akan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Hidup berkeluarga, pekerjaan, dan pendidikannya berjalan lancar dan nggak menghambat mereka untuk menaati perintah Allah SWT. Rasa senang dan bangga pun menyelimutimu. Senang karena terwakili dan bangga punya public figure yang masih istiqomah menjalankan ajaran agama. Kamu jadi semakin tergugah untuk menjalani hidup.
10. Kamu hanya sedang dalam tahap mencari kedamaian. Semoga pelan-pelan, semua orang paham
Dengan mengaplikasikan ajaran-ajaran agama, hati dan pikiranmu menjadi tenang dan tentram. Perasaan damai menghampirimu di tengah keriuhan permasalahan dunia. Pikiranmu menjadi lebih jernih dan mengetahui dengan baik ingin menuju dan berproses ke mana. Bagimu, mencari kedamaian itu penting. Dan kamu, pelan-pelan, akan melakukan upaya untuk meraihnya.
Saat ini memang udah banyak yang menerapkan berhijab syar’i dan berusaha sebaik-baiknya ajaran agama. Hal itu semata-mata dilakukan untuk memperbaiki diri ke depannya. Perubahan ini gak hanya dilakukan pada penampilan aja, tapi juga tingkah laku yang menuntunmu semakin baik. Semoga kamu menjadi muslimah yang lebih baik dari sebelumnya dan kuat menghadapi berbagai tanggapan dari lingkungan sekitar. Selamat beristiqomah. 🙂
Baca juga perjalanan hijrah Anisa Rahma yang kini telah berhijab 🙂