Opini publik sempat menyuratkan bahwa kita kekurangan film bagus di tahun 2016. Pendapat itu layak dipertimbangkan tatkala kita hanya bicara film-film box office atau film keluaran Hollywood yang berbujet besar. Mungkin banyak juga di antara kalian yang justru lebih terhibur dengan meme-meme yang mencemooh Batman V Superman: Dawn of Justice dan Suicide Squad daripada film-filmnya sendiri di bioskop. Namun, kalau kita mau lebih mengulik film-film produksi independen atau yang tidak mendapat jatah “manggung” di bioskop kesayangan anda, sebenarnya karya-karya mengesankan selalu ada.
Bagaimana dengan sinema nasional? Tahun ini ada dua film yang secara monumental menandai perkembangan industri perfilman kita. Yang pertama adalah film Ada Apa Dengan Cinta? 2 yang berupaya menyambung memori manis masa remaja kita terhadap film pertamanya. Sementara yang kedua adalah Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 yang mencetak sejarah sebagai film terlaris di Indonesia sepanjang masa. Terlepas tidak ada yang dieksekusi dengan bagus, tapi kedua film yang sama-sama mengandalkan nostalgia itu menunjukan gairah kita untuk pergi menonton film Indonesia di bioskop kian berkobar-kobar.
Film yang bagus yang seperti apa? Bohong kalau ini tidak subjektif. Namun, kita coba kasih sedikit bocoran standar subjektivitas kita, bahwa film yang bagus versi Hipwee adalah (mengutip Asrul Sani, almarhum sastrawan dan sutradara terkemuka Indonesia) “yang sanggup membantu kita memahami kenyataan dengan cara yang lebih baik”. Jadi jika tak ada nama Chicco Jerikho atau Reza Rahadian di film-film yang terpilih ini, sungguh bukan karena akting mereka jelek.
Hitung mundur untuk peringkat film internasional dulu yuk!
ADVERTISEMENTS
5. The Invitation, mengeksplorasi psikologi manusia di situasi antara menaruh curiga dan berburuk sangka
“Ada sesuatu yang salah di sini,” adalah satu-satunya yang ada di benak Will kala menghadiri undangan makan malam di rumah mantan istrinya. Kita dituntun pada ketegangan yang dibangun oleh kecurigaan karakter Will akan adanya niat buruk dari orang-orang di sekelilingnya. Memaksa kita menerka-nerka apakah benar ada sesuatu yang direncanakan untuk membuat Will celaka atau semua hanyalah paranoia dan ketakutannya yang berlebih. Selama tiga per empat jalannya film, The Invitation tidak menampilkan mahkluk gaib atau peristiwa berdarah apapun. Yang meneror kita hanyalah praduga-praduga dan firasat buruk. Seperempat sisanya? Kalian akan menyesal tujuh turunan jika Hipwee tulis di sini.
ADVERTISEMENTS
4. Hunt For The Wilder People, kisah seorang bocah dan pemburu yang berupaya menjadi lebih liar dari Tarzan
Perfilman New Zealand menjadi lebih menarik di tangan David Waititi. Usai menistakan citra seram dan seksi dari sosok vampir di What We Do In The Shadow (2014), kali ini ia mengolah profesi pemburu menjadi tokoh karikatural lewat petualangan komedi Hunt For The Wilderpeople. Berawal dari kesalahpahaman, seorang pemburu kawakan terpaksa harus menggandeng seorang bocah (yang dikaruniai tabiat dan tongkrongan tipikal bocah badung yang suka bolos sekolah ke gamenet) untuk melarikan diri dari kejaran banyak pihak. Dari pemburu menjadi buruan. Disajikan dengan komikal, Hunt For The Wilderpeople terasa seperti film animasi yang digubah dengan apik ke live-action.
ADVERTISEMENTS
3. Sing Street, pas untuk kamu yang dulu pernah mengejar status ‘anak musik’ demi menarik perhatian gebetan
Pernahkan kamu belajar main gitar hanya demi memikat lawan jenis? Kalau iya, maka temukan masa ABG-mu di Sing Street. Narasi film ini sebenarnya tak jauh beda dari film musik remaja seperti School of Rock atau sederet kolaborasi sinema antara Disney dan Jonas Brothers. Hanya saja Sing Street jauh lebih sanggup meraba emosi kita. Lagu-lagu The Cure, Duran-Duran, atau A-ha yang menjadi latar musik utama juga turut membantu kita berempati terhadap para kawula muda di dekade 80-an sebagai set kisah filmnya. Bahkan lagu Adam Levine (yang ini bukan 80-an tentunya), “Go Now” yang sebenarnya biasa saja bisa terdengar berkali lipat lebih sentimental tatkala mengiringi ending surealis di film ini.
ADVERTISEMENTS
2. The Nice Guys, ketika film kriminal diperkuat oleh duet aktor gokil dan naskah yang rusuh
Teruntuk kamu yang mendambakan film yang lebih bandel dan macho, The Nice Guys adalah opsi terbaik tahun ini. Setnya masih seputar wilayah urban Amerika Serikat 70-an yang berjejal kriminalitas dan intrik dunia hitam. Hanya saja Ryan Gosling dan Russel Crowe di dalamnya adalah pasangan paling gila tahun ini. Keduanya tampil prima untuk melukiskan kekacauan yang muncul dari pertemuan antara detektif yang penuh akal bulus dengan tukang pukul temperamental. Kemasan noir di film ini pun dirias dengan dialog-dialog jenaka yang cerdik dan ekspresif. Tak bisa dipendam lagi hasrat berandai-andai jika Ryan Gosling kelak bermain untuk Quentin Tarantino.
ADVERTISEMENTS
1. Zootopia, siapa kira jika problem lunturnya semangat Bhinneka Tunggal Ika yang belakangan kian mencemaskan di Tanah Air justru terepresentasikan oleh sebuah film animasi?
Tahun ini kita juga punya Finding Dory, Moana, dan Kubo and The Two Strings untuk mengajak keponakan berusia “bimbingan orangtua” ke bioskop. Namun, Zootopia adalah satu-satunya yang bahkan bisa membuat pemuda atau paruh baya sibuk memperbincangkannya lagi seperti kumpulan anak SD yang baru saja menonton satu episode Kamen Rider. Zootopia berhasil memaksimalkan elemen-elemen eksklusif yang hanya dimiliki film animasi untuk menyampaikan pesan-pesan toleransi, relasi kuasa kaum mayoritas-minoritas, dan konflik struktur sosial. Gagasan-gagasan besar ini disangga oleh latar fabel yang sangat konkret merepresentasikan masyarakat. Bayangkan ada gajah menjual es krim tidak sesuai dengan standar kebersihan makanan, musang yang membuka lapak CD bajakan, dan cheetah yang hobi narsis di ponsel karena bekerja di departemen kepolisian yang menjemukan (ingat dengan ulah Briptu Norman?). Takjub mengetahui bahwasanya justru adalah film animasi yang paling membantu kita memahami realitas di dunia yang kian carut marut ini.
Nah, giliran cek daftar film terbaik Indonesia yuk!
5 Film Indonesia 2016 Terbaik Versi Hipwee, klik Halaman Selanjutnya!