Ah, The Simpsons. Siapa sih yang nggak kenal dengan keluarga kuning dengan anggota Homer, Marge, Bart, Lisa dan Maggie ini? Meskipun memang harus diakui bahwa episode-episode mereka sekarang nggak selucu episode di season-season awal mereka, bagi jutaan fans-nya The Simpsons adalah acara yang selalu bisa mengocok perut.
Artikel ini akan menawarkan kamu fakta-fakta tragis tentang The Simpsons. ‘Tragis’ disini nggak harus berarti bikin depresi. ‘Tragis’ juga bisa bikin ketawa, saking absurd atau nggak mengenakkannya situasi yang kamu hadapi. Yuk kita intip:
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
9. Maggie, yang pernah menembak orang dewasa sampai hampir mati meskipun masih ngemut empeng.
Bukan cuma Mr. Burns korbannya. Ayahnya Homer pernah dipukulnya dengan palu dan hampir ditusuknya dengan pensil. Maggie juga pernah menembak seluruh anggota mafia dengan shotgun, walaupun yang terakhir ini akhirnya menyelamatkan orang tuanya.
Kadang tendensi kekerasasan Maggie ini kelewatan, seperti waktu dia memukuli karung kentang setelah karung kentang itu “menyusup” sebagai anggota baru keluarga Simpsons.
Maggie adalah seorang introvert dengan kecenderungan meledak-ledak, yang tumbuh dengan keluarga berisi kakak-kakak yang “bad boy” (Bart) dan keras kepala (Lisa). Bukan tanpa alasan untuk berasumsi ia akan kesulitan beradaptasi dengan lingkungannya waktu tumbuh dewasa!
ADVERTISEMENTS
8. Lisa dan depresi berkepanjangannya.
Dulu, Lisa Simpson adalah bocah 8 tahun yang paling nggak punya teman dekat, selera humor, dan rasa penghargaan terhadap diri sendiri. Sekarang, Lisa nggak punya self-esteem dan sense of humor sama sekali. Dengan hal ini, ditambah kebiasaannya mengkritik orang, Lisa pun mulai kehilangan teman.
Usaha-usaha Lisa untuk diterima kembali oleh lingkungannya kadang terlalu maksa sampai bikin hati tertawa sedih. Ingat waktu dia menyamar jadi orang lain cuma buat dapat temen? Waktu dia main saksofon dengan orang asing cuma buat ngerasa dia mampu melakukan sesuatu? Sekarang pun Lisa mulai minum obat-obat anti-depresan untuk mengendalikan mood.
ADVERTISEMENTS
7. Polisi Springfield sama korupnya dengan Polisi Indonesia.
Kapolda Springfield, Chief Clancy Wiggum, nggak pernah bisa menuntaskan dan mencegah kasus — kecuali kalau tertangkapnya Sideshow Bob dihitung — dan beberapa kali sengaja nggak mau menanggapi laporan masyarakat. Polisi-polisi ini rentan suap. Mereka nggak peduli siapa yang menyuap mereka asal mereka dapat uang. Mereka adalah salah satu sebab kenapa sindikat mafia beberapa kali berjaya di Springfield.
ADVERTISEMENTS
6. Bart Simpson nggak akan pernah sukses.
Di beberapa kilas balik ke masa depan menyiratkan bahwa Bart dewasa adalah orang yang nggak pernah punya pekerjaan tetap. Iya sih, pernah ada satu momen dimana Bart ditampilkan sebagai Hakim Agung Amerika, tapi bagaimana dengan momen-momen yang lainnya? Tercatat, Bart Dewasa pernah ditampilkan sebagai tukang bangunan pemalas, gitaris miskin tanpa bakat, dan pengangguran. Bayangkan apa yang harus terjadi pada seorang Hakim Agung untuk banting setir jadi tukang bangunan.
Tak kalah tragis adalah kutipan dari Bart Simpson kecil ini: “Aku nggak pernah punya prestasi, dan hal itu membuatku bangga.” –“I’m an underachiever, and I’m proud of it.”
ADVERTISEMENTS
5. Talenta dan kepintaran Marge jadi hampir seluruhnya sia-sia.
Marge lancar berbahasa Prancis, berbakat melukis dan memahat, dan hebat dalam memasak. Dengan apa yang ia punya Marge seharusnya bisa menjadi Georgia O’Keefe atau Martha Stewart yang baru. Pujian dari bintang pujaannya sewaktu muda (Ringo Starr) dan beberapa job melukis dari Mr. Burns memang manis, tapi tak cukup untuk menyalurkan seluruh bakatnya.
Sayang, di posisinya yang sekarang ia kerap tak punya pilihan selain mengurusi keluarganya setiap waktu. Marge mencintai keluarganya, namun sering tak sempat mengembangkan bakatnya atau menyediakan waktu luang untuk bersenang-senang sendiri.
4. Principal Skinner adalah veteran Perang Vietnam yang masih numpang di rumah ibunya.
Inilah salah satu contoh bagaimana The Simpsons mampu mengolah sesuatu yang aslinya tragis menjadi sumber lelucon yang baik. Principal Skinner, kepala sekolah di Springfield Elementary School yang ditampilkan penyabar dan penuh pengabdian, masih numpang tempat tinggal dengan ibunya, yang kerap menyiksanya secara mental. Principal Skinner juga sebenarnya bukanlah Principal Skinner — ‘Skinner’ yang asli adalah seorang tentara Vietnam yang mati dalam perang dan Principal Skinner mencuri identitasnya.
3. Keluarga Simpsons masih miskin, meskipun dimana-mana orang mengenal mereka.
Ya iyalah. Tapi coba pikirkan lagi: dengan segala hal yang telah mereka raih –Emmys, Golden Globes, etc. — bukankah mereka pantas mendapatkan sesuatu yang lebih dalam urusan keuangan? Bukankah asyik juga untuk melihat bagaimana mereka akan hidup jika dilimpahi sedikit lebih banyak uang?
2. Segalanya bisa lebih baik bagi Lisa, namun takdir berkata lain.
Oh, Lisa. Satu-satunya orang dewasa yang mengerti dirinya dan kegeniusannya — dan satu-satunya orang dewasa yang bisa membuatnya mengerti bahwa hidup ini pantas dijalani — adalah Mr. Bergstrom, guru sementara yang menggantikan Miss Hoover saat guru asli mereka itu jatuh sakit. Adegan dimana Mr. Bergstrom pergi adalah salah satu adegan paling mengiris hati di The Simpsons. Seandainya Mr. Bergstrom tak harus pergi, masa depan Lisa mungkin akan jauh berbeda.
1. Homer kecil adalah anak yang ditelantarkan orangtuanya.
Dan mungkin inilah sebabnya Homer dewasa menjadi orang yang…tragis.
Ayah dan ibu Homer Simpson sama sekali tak menunjukkan kemauan untuk menjadi panutan bagi buah hati mereka. Ayah Homer adalah orang yang menekan perkembangan kreativitas putranya.
Ibunya membenci hidup sebagai wanita rumah tangga dan pergi dari rumah. Homer kecil melawan kesepiannya dengan nonton tivi dan makan sampai gendut. Ayahnya berbohong dengan mengatakan bahwa ibunya sudah tiada.
Puluhan tahun kemudian, ketika ibu Homer akhirnya kembali, Homer yang terlalu bahagia mengira ibunya akan tinggal bersamanya kali ini selamanya. Apa daya, ternyata ibunya adalah kriminal yang sedang kabur dan tak berapa lama pun FBI menangkap sang ibu.
Dalam kesempatan berikutnya, ibu Homer itu dikisahkan sudah wafat. Tidak ada yang lebih sedih dari adegan dimana Homer ditampilkan sedang melihat bintang, beberapa saat setelah ia tahu ibunya benar-benar telah tiada.