Kemudahan masyarakat mendapatkan berbagai berita tanpa disadari membahayakan siapapun yang tidak bisa menyortir informasi tersebut. Ya, bahaya radikalisme dan perpecahan terus mengintai masyarakat, salah satunya generasi muda Indonesia. Hal ini terjadi dari kurangnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan Pancasila dipandang perlu dibumikan kembali di tengah-tengah anak muda untuk menguatkan semangat persatuan.
Melalui talkshow “Pancasila di Zamanku” yang diselenggarakan oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerjasama dengan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Solidaritas Anak Bangsa (SABANG), di Grand Pacific Hall, Yogyakarta, pada Sabtu (3/2/2018) lalu, hadir sejumlah pembicara untuk membahasnya. Antara lain pakar hukum tata negara yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad, Mahfud M.D., pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute, Inayah Wulandari Wahid, dan vokalis band Kotak, Tantri Syalindri Ichlasari biasa disebut Tantri Kotak. Simak ulasan berikut ini untuk tahu seperti apa talkshow “Pancasila di Zamanku” berlangsung kemarin.
ADVERTISEMENTS
Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya
“Pancasila itu menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan,” – ujar Mahfud M.D, di Yogyakarta, pada Sabtu (3/2/2018).
Perpecahan menjadi potensi yang cukup besar terjadi jika generasi muda sekarang tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi sehari-hari. Selain itu, Pancasila dianggap sebagai intisari dari semua nilai-nilai kearifan yang bersifat universal. Dengan demikian, Pancasila tidak akan pernah ketinggalan zaman, termasuk di tengah generasi millenials sekarang ini.
“Selama ada manusia dan ada kemanusiaan, maka Pancasila akan selalu relevan. Karena Pancasila selalu bersumber dari nilai-nilai kebaikan yang universal, sehingga akan selalu sejalan dengan agama apapun,”- ungkap Inayah Wahid, di Yogyakarta, pada Sabtu (3/2/2018).
ADVERTISEMENTS
Tema Pancasila memang harus terus digiatkan kepada generasi muda. Jika tidak, maka derasnya arus informasi yang bertebaran bisa menjadi ancaman
“Kami mendorong kaum muda agar bersikap dan bersuara, menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila dan semangat persatuan di lingkungan dan komunitas mereka,” – jelas Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad, di Yogyakarta, pada Sabtu (3/2/2018).
Minimnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila bisa dapat menyebabkan generasi muda akan bersikap individualistis dan tidak mempunyai pegangan di tengah arus informasi global. Oleh karena itu, sebaiknya anak-anak muda tak berhenti terus berkarya sambil menanamkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan. Terlebih dalam era kebebasan informasi dan persaingan global sekarang ini, ada banyak ideologi baik dari luar aupun internal yang bisa membelokan kecintaan kaum muda terhadap warisan budaya dan kearifan yang Indonesia miliki. Tanpa disadari, hal itu akan berpengaruh pada kualitas hidup bangsa ke depannya.
Dipandu oleh jurnalis senior Rosianna Silalahi, talkshow ini diikuti tak kurang dari 1.500 mahasiswa dari delapan perguruan tinggi di Yogyakarta, yakni Universitas Proklamasi 45, Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Universitas Sanata Dharma, Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Institut Seni Indonesia (ISI), dan STIE YKPN. Yuk, bumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara bersama.