Kehidupan manusia hari ini nggak terlepas dari gadget. Hampir tiap orang punya hape hari ini. Bahkan anak SD sudah merasa bahwa hape itu penting. Awalnya minta hape buat belajar online, padahal mah lebih sering buat main PUBG, bener nggak?
Namun kita nggak akan membicarakan peran hape bagi manusia di sini, melainkan mitos-mitos seputar hape. Sadar nggak sih kalau banyak desas-desus yang berkembang soal hape? Terutama dari segi pemakaian yang nggak boleh begini-begitu. Inilah 5 hal tentang hape yang sebaiknya nggak perlu lagi kamu percaya. Semua itu nggak benar adanya.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Banyak yang bilang mengisi daya ponsel nggak boleh ditinggal tidur karena dapat merusak baterai? Apa benar?
“Jangan ngecharge baterai semalaman nanti cepat hamil (re: rusak)”
Mitos seputar baterai di atas paling sering kita dengar. Konsep overcharge ini sejatinya sudah nggak relevan lagi pada hape android yang mayoritas menggunakan baterai jenis lithium-ion. Melansir Kumparan, ponsel pintar keluaran terbaru sudah dilengkapi oleh manajemen arus yang menyesuaikan pengisian daya dengan mengikuti pola pengisian daya kita.
Justru kebiasaan memakai casing hape lah yang bisa jadi penyebab baterai cepat rusak. Panas yang mengendap pada hape yang sedang diisi bisa bikin usia baterai lebih cepat rusak dari yang seharusnya. Endapan ini bisa terjadi jika casing yang kamu pakai nggak menyediakan celah untuk pembuangan panas. Sama halnya seperti kamu menaruh hape yang sedang diisi daya di bawah bantal.
ADVERTISEMENTS
2. Mengisi baterai nggak perlu menunggu sampai benar-benar habis dulu. Baterai hape zaman sekarang sudah canggih, Cuy!
Orang sering bilang kalau mau baterai hape jadi awet, baterai harus kosong dulu baru boleh di-charge. Mitos ini mungkin benar jika kita bicara soal baterai hape jadul. Mitos ini nggak berlaku untuk baterai jenis lithium-ion yang digunakan oleh smartphone zaman sekarang. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya baterai lithium-ion bisa mendeteksi kondisi baterai sehingga daya terisi sesuai dengan kebutuhan.
ADVERTISEMENTS
3. Kata siapa ponsel android banyak malware atau virusnya? Salah kaprah ini harus segera dikesudahi
Ada yang bilang android rentan terserang malware atau virus. Mereka yang bilang begitu biasanya pengguna iOS. Semua itu mitos. Setiap ponsel itu bersih dari virus. Masuknya malware ke hape android lebih dikarenakan kesembronoan pengguna yang mengunduh aplikasi aneh-aneh. Cara paling mudah menghindarinya adalah dengan mengunduh dari Google Play Store dan nggak melakukan rooting hape.
ADVERTISEMENTS
4. Semakin besar megapiksel smartphone itu nggak selalu bikin kamera bagus. Megapiksel kamera ponsel yang semakin besar itu teknik marketing
Banyak orang memilih hape dari kameranya. Pokoknya megapikselnya harus gede. Siapa yang kayak gini? Ayo ngaku :D. Semakin besar ukuran megapiksel yang mampu dicapai oleh sebuah kamera belum tentu menghasilkan sebuah foto yang baik. Bagus enggaknya hasil kamera itu dipengaruhi oleh banyak hal. Seperti lensa, sensor, hingga prosesor pengolah gambar pada smartphone yang kita punya.
ADVERTISEMENTS
5. Semakin besar RAM maka semakin cepat performa smartphone saat menjalankan suatu aplikasi. Hmm..
Jadi gini, guys…. RAM bukan jaminan gawaimu menjadi lebih cepat. Hape dengan RAM 4GB dengan 6GB nggak akan ada perbedaan performa yang signifikan ketika kamu membuka sebuah aplikasi. Pengaruh RAM hanya akan terasa pada proses multitasking atau saat kamu menjalankan banyak aplikasi. Lagi-lagi ini hanya teknik marketing perusahaan smartphone, ya~
Itulah beberapa hal yang nggak perlu lagi kamu percaya. Banyak anggapan-anggapan seputar hape yang sudah nggak relevan lagi hari ini. Kita harus sering belajar dan membaca biar nggak mudah termakan informasi yang nggak benar adanya.