Kelapa sawit adalah komoditas yang kerap disebut-sebut jika kita bicara lingkungan. Kerusakan lahan gambut dan pembukaan hutan hujan untuk perkebunan adalah salah dua persoalannya. Tapi di sisi lain, kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang jauh lebih murah dan efisien dibanding minyak nabati lainnya.
Oleh karena itu, minyak kelapa sawit berkelanjutan adalah jalan tengah untuk menjawab dua persoalan di atas, karena dibuat dengan menaati kebijakan nihil deforestasi, nihil pengembangan gambut, dan nihil eksploitasi. Produsen produk yang gunakan sawit berkelanjutan bisa diketahui salah satunya dari sertifikasi seperti yang dikeluarkan oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Namun, untuk dapat mewujudkan kesinambungan industri sawit berkelanjutan dibutuhkan peran aktif produsen dan konsumen. Dalam hal ini, Yayasan WWF Indonesia dan RSPO menyuarakan kepada produsen produk sawit berkelanjutan untuk mencantumkan ekolabel pada produk, dan menyerukan kepada konsumen untuk membeli produk dengan ekolabel tersebut. Memangnya apa sih, urgensi ekolabel?
ADVERTISEMENTS
Pencantuman ekolabel adalah langkah sederhana tetapi penting bagi konsumen
Senior Manager Global Community Outreach & Engagement RSPO, Imam A. El Marzuq menyampaikan ekolabel adalah langkah sederhana tetapi penting bagi konsumen agar bisa dengan mudah membedakan mana produk sawit yang dibuat dengan menaati standar-standar ramah sosial dan ramah lingkungan.
“Ekolabel sangat penting bagi konsumen sebagai dasar untuk dapat memilih dan membedakan mana produk sawit berkelanjutan yang sudah sesuai dengan standar-standar ramah sosial ramah lingkungan dan yang tidak,” kata Imam dalam bincang virtual yang dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (22/4/2021).
Seruan kepada konsumen untuk membeli produk berekolabel dan permintaan kepada produsen untuk mencantumkan ekolabel pada produk yang diinisiasi WWF Indonesia dan RSPO ini merupakan bagian dari gerakan #BeliYangBaik, #BeliYangEkolabel, dan #BeriKamiPilihan.
ADVERTISEMENTS
Survei menunjukkan konsumen sudah siap beralih konsumsi produk sawit berkelanjutan dan bahkan bersedia membayar lebih mahal
Beberapa hasil survei konsumen menunjukkan kalau saat ini adalah momentum yang tepat untuk merangkul konsumen beralih ke produk sawit berkelanjutan. Misalnya pada tahun 2015, survei Daemeter menunjukkan 71 persen konsumen mengaku bersedia beralih konsumsi ke produk sawit berkelanjutan. Bahkan 27 persen di antaranya mengaku bersedia membayar lebih mahal.
Berselang lima tahun, survei MarkPlus pada tahun 2020 menunjukkan terjadi peningkatan signifikan pada konsumen yang bersedia beralih konsumsi sebanyak 82 persen. Mereka bahkan mengatakan bersedia membayar kenaikan harga antara Rp1.200 hingga Rp6.700 jika sebuah produk menggunakan minyak sawit berkelanjutan.
“Meningkatnya kesediaan masyarakat yang signifikan ini perlu dijawab oleh pelaku industri dengan menunjukkan produk-produk yang menggunakan minyak sawit berkelanjutan melalui penggunaan ekolabel. Sudah saatnya pelaku industri menjawab permintaan pasar akan produk sawit berekolabel,” kata Head of Footprint and Market Transformation WWF Indonesia, Aditya Bayunanda.
Bersepakat dengan Arya, perwakilan konsumen muda, Dila Hadju mengatakan konsumen yang cerdas dapat terwujud jika produk sawit berkelanjutan mudah ditemui di pasaran. Menurutnya, dengan dicantumkannya ekolabel akan ada kemungkinan terjadinya transformasi nilai-nilai di masyarakat yang mengonsumi produk tersebut.
“Konsumen cerdas dapat terwujud jika pilihan produk sawit berekolabel sudah banyak ditemui di pasaran. Menjadi konsumen cerdas juga berarti menyuarakan permintaan baik secara langsung maupun tidak langsung atas kehadiran pilihan tersebut sehingga konsumsi produk-produk sawit berkelanjutan akan lebih mudah bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri,” ujarnya.
Menanggapi apa yang disampaikan Imam, Aditya dan Dila dalam acara bincang virtual bagian ‘Beli Yang Baik‘ Sustainable Consumption and Production Expo (Beli Yang Baik SCP Expo), Sustainability Department Head Super Indo, Arya Kusumo sebagai perwakilan perusahaan ritel yang punya daya untuk mewujudkan pola konsumsi cerdas di masyarakat, mengatakan tengah berupaya meluncurkan varian produk sawit berkelanjutan dengan mencantumkan ekolabel.
“Kami tengah berupaya untuk meluncurkan sebuah varian produk minyak goreng yang berekolabel sebagai wujud komitmen kami dalam menjawab permintaan pasar serta mendukung konsumsi berkelanjutan,” terang Arya.
Beli Yang Baik SCP Expo digelar oleh Yayasan WWF Indonesia untuk menunjukkan berbagai inisiatif dan gagasan mengenai produksi dan konsumsi berkelanjutan, melalui pameran produk secara luring dan daring, berbagai kegiatan virtual seperti talk show dan workshop serta peluncuran situs web beliyangbaik.org berisikan rekomendasi berbagai produk yang dinilai telah memenuhi kriteria minimum berkelanjutan.