Dubai yang terletak di United Emirat Arab (UAE) begitu lekat dengan image mewah dan gemerlap. Kota ini dikenal sangat kaya dan memiliki banyak gedung bertingkat, salah satu yang jadi ikon sekaligus menyandang predikat gedung tertinggi di dunia adalah Burj Khalifa. Dubai juga jadi kota yang cukup pesat perkembangannya. Tiga puluha tahun lalu, Dubai masih berupa pada pasir luas. Sekarang hampir seluruh wilayahnya dipenuhi gedung dan bangunan mewah, membuatnya jadi salah satu pusat perdagangan dunia dan tujuan wisata bagi banyak sekali turis asing.
Ternyata, seperti banyak kota lain di dunia, Dubai juga nggak bisa lepas dari masalah ketimpangan sosial. Nggak semua wilayah Dubai dihiasi dengan kemewahan dan gemerlap khas kota metropolitan. Ada satu wilayah di Dubai bernama Sonapur, yang jadi rumah bagi ribuan buruh migran dan pekerja paksa yang justru jauh dari kesan megah dan mewah. Entah kenapa, wilayah ini bahkan nggak dimasukkan dalam peta lo! Emang seberapa parah sih? Yuk, simak potret mirisnya dalam rentetan foto berikut ini!
ADVERTISEMENTS
1. Sonapur jadi wilayah yang dihuni ratusan ribu pekerja paksa. Mereka inilah sosok berjasa di balik pembangunan masif kota Dubai. Tanpa mereka, gedung-gedung tinggi nggak akan berdiri
ADVERTISEMENTS
2. Sayangnya, jasa mereka dianggap murah. Para pekerja ini banyak yang nggak menerima upah layak. Hidup mereka di Sonapur juga sangat memprihatinkan
ADVERTISEMENTS
3. Mereka kebanyakan adalah buruh migran dari wilayah miskin di India, Pakistan, Bangladesh, dan Cina, yang termakan iming-iming gaji besar
ADVERTISEMENTS
4. Tak sedikit yang rela menjual tanah dan meminjam uang untuk membeli tiket perjalanan ke Dubai. Nahas, sesampainya di Dubai, yang mereka dapatkan justru tidak sesuai harapan
ADVERTISEMENTS
5. Begitu sampai di Dubai, dokumen perjalanan mereka akan ditahan oleh perusahaan yang mempekerjakannya. Mereka langsung dibawa ke Sonapur dan dipekerjakan sekitar 14 jam sehari
ADVERTISEMENTS
6. Gaji yang diperoleh seringkali tidak manusiawi. Rata-rata mereka hanya menerima setara 2,6 juta rupiah sebulan. Uang segitu buat hidup di Dubai ya jelas kurang banget
7. Ada juga pekerja yang nggak dibayar berbulan-bulan lamanya alias nunggak, salah satunya pekerja asal Cina ini. Ia juga mengaku telah menghabiskan masa kontrak, tapi gajinya belum juga dibayar
8. Nggak heran kalau para pekerja ini banyak yang bekerja sambilan di malam hari, seperti membuka stand makanan dan berjualan di sana
9. Tempat tinggal atau akomodasi yang disediakan perusahaan juga jauh dari kata layak. Mereka kerap tidur berdesak-desakan dan dikelilingi lingkungan yang kotor
10. Tak sedikit dari mereka yang ingin kembali ke negara asalnya. Namun, itu semua tidak semudah yang dibayangkan. Selain paspor yang disita, biaya untuk pulang juga begitu tinggi
Layaknya akun selebgram di media sosial, nggak semua yang kita lihat di sana selalu soal kesempurnaan. Pasti di balik unggahan-unggahan itu ada sisi lain yang nggak mereka tunjukkan ke publik. Begitu pun dengan Kota Dubai. Di balik kegemerlapannya, ternyata tersimpan sisi kelam yang mungkin belum banyak orang tahu. Sonapur telah jadi bukti bahwa ternyata kota semaju Dubai pun juga mengalami yang namanya ketimpangan sosial.