Selama ini, HIV/AIDS dianggap sebagai penyakit yang mematikan. Sebab penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan nggak bisa disembuhkan. Karena itulah banyak orang yang menjauhi penderita HIV/AIDS karena takut tertular penyakit mereka. Padahal asalkan tahu informasi yang benar, kita bisa berinteraksi seperti biasa dengan sang penderita. Itulah yang dilakukan oleh seorang wanita bernama Sis Hanan dari Malaysia. Dia berpacaran dengan pria yang terkena HIV positif, bahkan menikahinya sejak tahun 2014. Namun Hanan tak tertular HIV sama sekali.
Hanan pun berbagi sedikit pengalamannya sebagai istri dari pria yang terkena HIV positif. Yuk kita simak bersama! Sekaligus merayakan hari AIDS sedunia yang jatuh pada hari ini, 1 Desember.
ADVERTISEMENTS
Seorang wanita bernama Sis Hanan menikah dengan pria yang berpenyakit HIV positif. Mereka pun hidup bersama seperti pasangan pada umumnya
Yes, saya negative HIV, almost 6 years, married to HIV+ guy. With HAART treatment, we live like a normal married couple!!! pic.twitter.com/v6ItwSs3Fr
— Sis_Hanan (@Suamikuhivpoz) September 21, 2019
Hanan membagikan pengalamannya di Twitter pada 21 September 2019 silam. Di sebuah foto yang diunggahnya, tampak alat tes HIV yang menunjukkan hasil negatif. Itu adalah alat yang digunakan Hanan untuk mengetes kondisi tubuhnya sendiri. Dia pun melampirkan caption yang membuat orang-orang terharu.
“Ya, saya negatif HIV, hampir 6 tahun, menikah dengan pria yang positif HIV. Dengan perawatan HAART, kami bisa hidup seperti pasangan suami istri yang normal!” tulis Hanan.
Wanita ini bercerita kalau suaminya sudah terkena HIV sejak tahun 1993. Syukurlah pada tahun 2012, virus HIV suaminya menjadi undetectable alias tak terdeteksi. Dilansir dari AIDS Map, ini berarti jumlah virus HIV di dalam tubuh berhasil ditekan melalui perawatan sehingga (hampir) tak terdeteksi dalam tes standar. Namun, undetectable bukan berarti sembuh dari HIV. Sebab jika berhenti melakukan perawatan, virus HIV-nya bakal muncul lagi. Seperti itulah kondisi suami Hanan. Dia harus rutin mengonsumsi obat Antiretroviral (ARV) secara teratur seumur hidupnya.
Setelah tahu kondisi pria yang dicintainya, Hanan tetap memutuskan untuk menikah dengannya pada tahun 2014. Sebab Hanan tahu kalau penularan HIV bisa dicegah. Selama ini orang-orang mengira kalau virus HIV bisa berpindah lewat bersin, jabat tangan, atau kontak sosial yang biasa. Padahal penularan tak terjadi semudah itu. Dilansir dari Hello Sehat, umumnya HIV ditularkan melalui donor darah yang terinfeksi, hubungan seksual tanpa kondom, dan penularan dari ibu ke anak. Jadi Hanan bakal tetap aman kalau menghindari penyebab-penyebab itu.
ADVERTISEMENTS
Hanan dan suaminya belum mempunyai anak. Namun jika terjadi kehamilan, Hanan yakin anaknya tak terkena HIV selama dia tetap berstatus HIV negatif
Menanggapi unggahan Hanan di Twitter, seorang warganet bertanya apakah mereka mempunyai anak. Hanan menjawab kalau mereka belum memilikinya hingga sekarang. Namun jika dirinya hamil, Hanan yakin anaknya nggak akan terkena virus HIV. Sebab dilansir dari Hello Sehat, memang sangat kecil kemungkinan sang anak tertular jika lahir dari ibu yang negatif HIV dan ayah yang positif HIV. Kemungkinannya justru lebih besar kalau sang ibu yang mempunyai HIV positif. Sebab penyakit tersebut bisa menular ke anak dalam proses hamil, bersalin, atau menyusui.
Namun jika mereka hendak mempunyai anak, bukankah sperma suaminya harus masuk dulu ke rahim Hanan? Apakah proses itu bakal membuat Hanan tertular HIV juga? Tak perlu khawatir. Dilansir dari Kompas, penularan bisa dicegah dengan pil Truvada yang lebih dikenal dengan Pre-exposure Prophylaxis (PrEP). Kalau mengonsumsi pil tersebut, suami istri bisa berhubungan seksual tanpa kondom dengan risiko penularan HIV yang sangat rendah. Jadi Hanan tetap bisa hamil tanpa tertular HIV dari suaminya.
ADVERTISEMENTS
Setelah hidup lama bersama suaminya, Hanan memutuskan untuk merangkul penderita HIV yang lain. Sebab dukungan sangat dibutuhkan oleh para penderita HIV
Hanan berpendapat kalau para penderita HIV sangat membutuhkan dukungan. Sebab selama ini, orang-orang masih menjauhi mereka karena percaya pada mitos seputar HIV. Karena itulah Hanan membuat kelompok dukungan WhatsApp untuk membantu para penderita HIV dan keluarganya.
Hebat ya kesadaran Hanan untuk mendukung para penderita HIV! Berkat kesetiaannya, wanita ini juga terus menemani sang suami hingga sekarang. Hanan mengaku kalau dia merasa beruntung, sebab suaminya adalah anugerah terindah dalam hidupnya. Pasangan yang berbahagia ini pun telah hidup bersama selama enam tahun seperti pasangan pada umumnya. Semoga mereka bahagia dan sehat selalu~